Mari Berbisnis Buku Bajakan: Cara Cepat Jadi Kaya, Tanpa Risiko, dan Dipuja Banyak Orang - Mojok.co
  • Kirim Artikel
  • Terminal
Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
Home Esai Kepala Suku

Mari Berbisnis Buku Bajakan: Cara Cepat Jadi Kaya, Tanpa Risiko, dan Dipuja Banyak Orang

Puthut EA oleh Puthut EA
27 Mei 2021
0
A A
ilustrasi Kita Boleh Menyerah Kalah uthut EA mojok motivasi kesuksesan kegagalan keberhasilan kita boleh menyerah

ilustrasi Kita Boleh Menyerah Kalah uthut EA mojok motivasi kesuksesan kegagalan keberhasilan kita boleh menyerah

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Di Indonesia, ada beberapa bisnis yang mudah dilakukan, cepat mendapatkan uang, dan bahkan dapat bonus dipuja banyak orang. Salah satunya adalah berbisnis buku bajakan.

Tapi jangan salah, untuk menjadi pebisnis buku bajakan, Anda harus terlebih dulu kaya. Entah itu lewat jalur halal atau haram. Karena tidak ada pebisnis buku yang tidak bermodal cukup besar. Hanya saja, kalau Anda memilih berbisnis buku bajakan, pundi-pundi uang Anda akan makin cepat menggunung.

Negara seperti Indonesia ini adalah negara yang asyik untuk menumpuk kekayaan lewat bisnis buku bajakan. Sebab negara tidak pernah peduli. Sekalipun buku konon jendela dunia, campur tangan negara sangat minim dalam dunia perbukuan. 

Sudahlah tidak peduli, pajaknya pun selangit. Rasanya belum pernah ada pebisnis buku bajakan yang ditangkap dan diadili. Kalaupun ada, rasanya langka sekali. 

Bisnis buku bajakan itu mudah. Anda tidak perlu repot mencari penulis, mendampingi prosesnya, hingga menghasilkan naskah layak tayang. Anda juga tidak perlu susah payah memproses penyuntingan, tata-letak, desain sampul, sampai proses cetak. 

Baca Juga:

Betapa Enaknya Jadi Penulis Sukses di KaryaKarsa

Nuran Wibisono: Menulis Musik, Perjalanan, dan Makanan

Dengan Modal Usaha 3 Juta, Kira-kira Kamu Bisa Bikin Bisnis Apa Saja?

Tidak perlu membayar pajak. Tidak perlu membayar royalti. Tidak ada potensi rugi.

Masak sih, bisnis ini tidak punya potensi rugi? Jelas tidak. Karena pembajak tahu persis mana buku yang laku di pasaran. Tidak ada kasus pembajak buku kok membajak buku yang tidak laku. Aneh-aneh saja….

Kue membajak buku makin terasa legit karena dibantu oleh marketplace. Pemilik dan pengelola marketplace tidak peduli penjual buku bajakan membanjiri tempat tersebut. Diingatkan berapa kali pun mereka santai saja. 

Paling mereka berpikir, apa sih pentingnya menindaklanjuti para pekerja buku? Tidak penting. Sebab yang penting menguntungkan. Keren, kan?

Sudah begitu, menjadi pebisnis buku bajakan juga didukung oleh para “intelektual” dan “aktivis”. Sebab bagi mereka, membeli buku bajakan itu bagus untuk keadilan distribusi pengetahuan.

Bagi para sebagian aktivis dan intelektual itu, menjadi maling itu penting. Kalau bisa menjadi maling sejak dini itu baik buat society. 

Jadi jangan heran, suatu saat nanti sebagian aktivis dan intelektual kita akan membenarkan tindakan pencurian gabah dari para petani kita yang tak kunjung sejahtera, dengan alasan bahwa mencuri gabah itu baik buat keadilan distribusi makanan. Mencerahkan sekali….

Lihatlah, betapa nyaman, asyik, dan mudah menjadi pembajak buku. Negara tidak peduli, didukung ekosistem marketplace, diberi legitimasi sosial oleh intelektual dan aktivis. Joosss! Hidup yang paripurna.

Anda tidak peduli, penulis menghabiskan waktu untuk riset dan menulis buku. Kadang untuk menulis sebuah buku dibutuhkan waktu bertahun-tahun, menghabiskan uang, waktu, dan energi. 

Tak perlu juga memikirkan “perjudian” para pebisnis buku. Kalau hidup mereka mengkis-mengkis, itu urusan mereka sendiri. Salah sendiri memilih bisnis buku. Kenapa gak jadi politikus atau bandar narkoba sekalian. 

Lagian pebisnis buku itu aneh, sudah tahu kalau bisnis buku itu susah dan berisiko, kenapa masih dilakukan? Kenapa tidak bisnis buku bajakan saja? Hidup sekali kok suka mempersulit diri sendiri….

Pebisnis buku bajakan tak perlu membayar royalti penulis. Royalti itu riba. Orang sudah tidak kerja kok duitnya masih diambil. Kan bukunya sudah dijual, berarti kerjanya sudah rampung, dong. Ngapain harus bayar mereka lagi? 

Kalau banyak penulis hidupnya susah, ya salah mereka sendiri. Kan ada banyak profesi lain. Hidup kok terlalu didramatisir sih. Sudah tahu jadi penulis itu susah, kenapa kok ngotot jadi penulis? Mbok jadi presiden atau anggota DPR atau menteri, gitu.

Pada dasarnya semua orang itu ingin hidup enak. Dan menjadi pebisnis buku bajakan itu memang enak. Kenapa tidak kita pilih saja? Tinggal intip di toko buku, cari yang laris-manis. Beli satu. Cetak yang banyak. Jual murah ke marketplace. 

Kenapa bisa menjual dengan harga murah karena tidak perlu membayar pajak, tidak perlu membayar royalti penulis, tidak perlu membayar honorarium penyunting, pemeriksa aksara, penata letak halaman, pembuat sampul, dll. 

Ongkos produksi terpangkas tinggal 20 persen. Kalau buku nonbajakan alias asli dijual 100.000 rupiah, jual saja 40.000 atau 45.000 rupiah. Laris manis tanjung kimpul. Karena pasti pembeli lebih suka membeli buku yang harganya murah.

Soal pembeli buku nanti kecewa karena kualitas cetakannya jelek (maklum tidak mencetak dengan file asli), itu urusan mereka. Salah sendiri membeli buku murah. Lagian, kan mereka sudah Anda tolong dengan menyediakan buku murah meriah, bukan? Kok cerewet amat.

Sudahlah, hidup ini asyik. Siapa bilang hidup ini susah. Kalau tidak percaya, berbisnislah buku bajakan. Maka Anda akan sejahtera tanpa diselipi rasa takut dan rasa berdosa.

Mari terus kampanyekan: tidak ada hari tanpa membaca buku bajakan!

BACA JUGA Tamatkah Karier Politik Ganjar Pranowo? dan tulisan KEPALA SUKU lainnya.

Terakhir diperbarui pada 27 Mei 2021 oleh

Tags: bisnisbuku bajakankepala sukuPenerbitpengusaha bukupenulisribaroyalti
Puthut EA

Puthut EA

Kepala Suku Mojok. Anak kesayangan Tuhan.

Artikel Terkait

Betapa Enaknya Jadi Penulis Sukses di KaryaKarsa

Betapa Enaknya Jadi Penulis Sukses di KaryaKarsa

22 April 2022
Nuran Wibisono: Menulis Musik, Perjalanan, dan Rasa

Nuran Wibisono: Menulis Musik, Perjalanan, dan Makanan

25 Maret 2022
Dengan Modal Usaha 3 Juta, Kira-kira Kamu Bisa Bikin Bisnis Apa Saja?

Dengan Modal Usaha 3 Juta, Kira-kira Kamu Bisa Bikin Bisnis Apa Saja?

28 Januari 2022
Gunawan Maryanto mojok.co

100 Hari Berpulangnya Gunawan Maryanto, Merawat Legacy Sang Pelintas Batas

14 Januari 2022
Stiker Mobil dan Hasrat Nyinyir Orang Indonesia: Dari Pedal, Riba, sampai Sholawat Nabi

Stiker Mobil dan Hasrat Nyinyir Orang Indonesia: Dari Pedal, Riba, sampai Sholawat Nabi

7 Januari 2022
Dikira Menulis Puisi Nggak Pakai Makan Nasi? MOJOK.CO

Dikira Menulis Puisi Nggak Pakai Makan Nasi?

22 Desember 2021
Pos Selanjutnya
Drama Conte x Allegri x Zidane: Serie A Memang Tak Pernah Mengecewakan MOJOK.CO

Drama Conte x Allegri x Zidane: Serie A Memang Tak Pernah Mengecewakan

Komentar post

Terpopuler Sepekan

ilustrasi Kita Boleh Menyerah Kalah uthut EA mojok motivasi kesuksesan kegagalan keberhasilan kita boleh menyerah

Mari Berbisnis Buku Bajakan: Cara Cepat Jadi Kaya, Tanpa Risiko, dan Dipuja Banyak Orang

27 Mei 2021
Horor Apartemen Tertua di Jogja yang Menghilang dari Ingatan MOJOK.CO

Horor Apartemen Tertua di Jogja yang Menghilang dari Ingatan

26 Mei 2022
Sinar Mandiri melaju di Pantura MOJOK.CO

Melintasi Pantura Bersama Roda Lusuh Bus Sinar Mandiri

21 Mei 2022
makam giriloyo mojok.co

Makam Giriloyo, Rumah Peristirahatan Terakhir Sultan Agung yang Dibatalkan

26 Mei 2022
Rumah milik Mbah Ngadiyo yang jadi tempat syuting KKN di Desa Penari

Cerita Sebenarnya di Rumah Tempat Syuting Film KKN di Desa Penari

25 Mei 2022
mie ayam om karman mojok.co

Mie Ayam Om Karman, Filosofi Meja Terisi, dan Semangat Perantau Wonogiri

22 Mei 2022
gelanggang mahasiswa ugm mojok.co

UGM akan Bangun GIK, Pengganti Gelanggang Mahasiswa

24 Mei 2022

Terbaru

Sungai Aare, Swiss untuk berenang

Orang Swiss Suka Hanyutkan Diri di Sungai pada Musim Panas

29 Mei 2022
buya syafii maarif mojok.co

Melepas Kepergian Buya

28 Mei 2022

Jokowi: Buya Syafii Maarif Sosok yang Menyuarakan Toleransi 

27 Mei 2022
Buya Syafii Maarif

Haedar Nashir Sempat Menemui, Buya Syafii Maarif Ditangani Tim Dokter Kepresidenan

27 Mei 2022
Indonesia Berduka, Buya Syafii Maarif Wafat Jelang Usia ke-87

Indonesia Berduka, Buya Syafii Maarif Wafat Jelang Usia ke-87

27 Mei 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In