Kalau Saya Percaya Teori Konspirasi Memangnya Kenapa? - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Esai

Kalau Saya Percaya Teori Konspirasi Memangnya Kenapa?

Abul Muamar oleh Abul Muamar
17 Juni 2019
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Banyak orang kelewatan dalam mengolok-olok keberadaan teori konspirasi. Padahal konpirasi toh memang ada dalam kehidupan sehari-hari.

Status mega-seleb-Facebook Iqbal Aji Daryono di dinding Facebook-nya mengomentari fenomena teori konspirasi, menggugah saya untuk membuat tulisan ini. Intinya Iqbal bilang, kita jangan terlalu berlebihan menertawakan teori konspirasi.

Sebelum Iqbal menyampaikan itu, diam-diam saya juga agak kurang senang ketika banyak orang terlampau mengolok-olok keberadaan teori konspirasi serta orang-orang yang memercayainya. Sebab, seperti kata Iqbal, realitas kehidupan ini tidak serta merta sesuai dengan apa yang kita saksikan di layar HP dan televisi.

Saya ingin menambahi: jangankan apa yang ditampilkan di layar kaca, apa yang kita saksikan langsung dengan mata kepala sendiri saja pun terkadang belum tentu sesuai dengan apa yang kita pikir. Framing ada di mana-mana, bahkan tanpa perlu dari kacamata media massa sekalipun.

Seseorang berambut panjang yang berdiri tengah malam di pinggir taman kota, mungkin kita sangka pengamen jalanan. Tetapi, bisa saja ternyata dia bukan pengamen, melainkan pengedar narkoba yang tengah menunggu pembeli.

Sopir yang membawa kita menuju lokasi liputan—kalau kita wartawan—bisa jadi bukan orang asing yang sama sekali tak ada sangkut pautnya dengan hidup kita, tetapi pembunuh bayaran yang disewa oleh mafia atau pejabat yang sakit hati karena pernah kita beritakan bisnis gelapnya.

Baca Juga:

ilustrasi Kompilasi Kekonyolan yang Terjadi Baru-baru Ini. Ketawa Ngakak Dipersilakan mojok.co

Kompilasi Kekonyolan yang Terjadi Baru-baru Ini. Ketawa Ngakak Dipersilakan

7 Juli 2021
jenazah corona

Menghadapi Kematian, Menghadapi Teori Konspirasi

2 Juli 2021

Ustaz kondang yang kita kira mengajar ngaji anak-anak di kampung, ternyata penjahat kelamin yang tengah menyamar. Pastor-pastor gereja yang kita anggap telah menanggalkan hawa nafsu berahinya, rupanya menjelma binatang buas yang menyodomi anak-anak.

Konglomerat yang memberi hadiah jutaan rupiah kepada penulis yang bersedia menulis tentang lingkungan, bisa jadi merupakan bos sebuah perusahaan tambang yang selalu menebangi hutan secara ugal-ugalan dan merusak lingkungan.

Pemenang kontes kecantikan yang kita pikir memang pantas untuk menang, bisa jadi ternyata perempuan simpanan si penyelenggara kontes.

Penulis-penulis yang dipilih mewakili negara untuk melakukan residensi ke luar negeri, kita pikir tadinya karena karya-karya mereka lebih bagus dibanding karya penulis-penulis lain. Tetapi ternyata karena mereka punya kedekatan khusus dengan panitia yang menyeleksi.

Beberapa contoh yang saya sebutkan di atas saya pikir tidak terlalu khayal karena memang pernah terjadi di kehidupan nyata.

Jujur saja, saya sendiri sebenarnya termasuk orang yang ikut menertawakan teori konspirasi ketika orang-orang ramai membicarakan Masjid Al Safar di Jawa Barat yang dikait-kaitkan dengan Illuminati, dajjal, dsb, belakangan ini. Bagi saya—untuk kasus itu—tudingan tanpa kerangka berpikir yang jelas memang kelewat lucu untuk tidak ditertawakan.

Tetapi, itu bukan berarti saya serta merta menggugurkan keyakinan saya akan keberadaan konspirasi dalam kehidupan ini. Apalagi pengalaman hidup telah banyak memberikan bukti. Lagipula, konspirasi tidak melulu soal kejahatan, bukan? Ada kalanya konspirasi cuma sekadar keusilan. Malah ada pula konspirasi yang dilakukan demi kebaikan.

Dalam lingkup kehidupan anak SD saja konspirasi itu ada. Misalnya, pelaku perundungan di dalam kelas kadang-kadang sulit dilacak oleh guru, terutama ketika sang pelaku merupakan murid paling bandel yang paling ditakuti teman-temannya.

Akan ada murid lain yang dijadikannya “tumbal” dan dipaksa untuk berpura-pura sebagai pelaku, sementara ia tetap aman dari hukuman guru. Ya, murid itu adalah saya sendiri sewaktu belajar di madrasah dulu.

Di dalam keluarga, ibu dan ayah, dibantu adik perempuan, bersekongkol menjodohkan anak laki-lakinya dengan anak tetangga. Masih banyak lagi contoh konspirasi sederhana yang tujuannya baik yang ada di sekitar kita.

Bila pun kita memang kebelet sekali ingin ikut tertawa soal keberadaan teori konspirasi, saya kira titik sasaran yang paling tepat adalah sikap orang-orang yang kelewat gemar memakai metode cocoklogi, yang memaksakan diri dalam mengait-ngaitkan sesuatu dengan kejahatan terselubung.

Apalagi jika pengkait-kaitan itu tidak disertai dengan bukti dan logika yang kuat. Ya, kurang lebih seperti kasus Masjid Al Safar itu lah.

Yang bikin saya heran, di antara banyak pihak yang menganggap percaya teori konspirasi sebagai suatu kekonyolan, media-media massa pun termasuk ikut-ikutan.

Memanfaatkan momentum, banyak media massa lantas berlomba-lomba menayangkan artikel yang isinya menyudutkan teori konspirasi dan orang-orang yang mempercayainya.

Padahal, kalau orang percaya akan teori konspirasi, memangnya kenapa?

Apalagi, percaya pada teori konspirasi pada dasarnya senafas dengan sikap skeptis; sikap untuk tidak percaya begitu saja pada apa yang tampak di permukaan. Dan sikap skeptis ini (semestinya) ada pada diri seorang jurnalis.

Apakah petinggi media-media tersebut tidak memikirkan pendapat para jurnalisnya?

Saya tahu, jurnalis yang tidak percaya akan teori konspirasi memang banyak. Tapi, kebanyakan mereka hanya cukup sampai pada fase “tidak percaya” saja, tanpa pernah benar-benar meng-cross-check sesuatu yang dituding banyak orang sebagai bagian dari konspirasi rahasia.

Tak usah jauh-jauh. Dalam memberitakan kasus penangkapan narkoba berkilo-kilo gram saja, seringkali jurnalis cuma sekadar mengutip omongan polisi dalam konferensi pers—sambil bisa jadi pulang bawa amplop.

Sangat jarang ada wartawan yang mau (bahkan kepikiran pun tidak) menelusuri kemungkinan adanya keterlibatan aparat penegak hukum di dalam bisnis narkoba yang ia beritakan tersebut.

Di sisi lain, saya juga yakin bahwa jurnalis yang percaya pada keberadaan konspirasi pun tak sedikit. Tetapi, mereka “dibungkam”, “dipaksa” untuk tidak perlu repot-repot mencari kebenaran. Mereka cukup dilarutkan saja dengan tugas-tugas liputan rutin sesuai desk masing-masing.

Jadi intinya, kalau kita memang merasa punya nalar yang kritis, seharusnya kita tidak boleh serta merta menganggap sepele saat mendengar frasa teori konspirasi. Pun terhadap orang-orang yang percaya, adalah goblok kita ketika kita tergesa-gesa mengatai mereka “goblok”.

Supaya tak gampang menertawai, yang perlu kita ingat satu: konspirasi itu selalu bersifat terselubung, sistematis, senyap, rumit, dan mengendap-ngendap. Semakin besar misi yang hendak dicapai oleh para pelakunya, semakin terselubung dan sistematis dan rumit pulalah konspirasi itu dijalankan.

Terakhir diperbarui pada 17 Juni 2019 oleh

Tags: illuminatimasjid Al-Safarteori konspirasi
Abul Muamar

Abul Muamar

Artikel Terkait

ilustrasi Kompilasi Kekonyolan yang Terjadi Baru-baru Ini. Ketawa Ngakak Dipersilakan mojok.co
Kilas

Kompilasi Kekonyolan yang Terjadi Baru-baru Ini. Ketawa Ngakak Dipersilakan

7 Juli 2021
jenazah corona
Khotbah

Menghadapi Kematian, Menghadapi Teori Konspirasi

2 Juli 2021
ilustrasi Meski Muak, Akui Saja Kita Bersemangat dengar Teori Konspirasi Upin Ipin dan Teori Konyol Serupa mojok.co
Pojokan

Meski Muak, Akui Saja Kita Bersemangat Dengar Teori Konspirasi Upin Ipin dan Teori Konyol Serupa

1 Juli 2021
Penggemar Teori Konspirasi Bimbang usai Mendengar Teori Konspirasi Baru bahwa Teori Konspirasi yang Selama Ini Dia Percaya Tidak Benar satire mojok x firal mojok.co
Kolom

Penggemar Teori Konspirasi Bimbang usai Mendengar Teori Konspirasi Baru bahwa Teori Konspirasi yang Selama Ini Dia Percaya Tidak Benar

28 Juni 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
paul pogba

Paul Pogba: Menjadi Terasing Bersama Juventus Atau Sekrup Galacticos Real Madrid?

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka MOJOK.CO

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka

15 Maret 2023
Prabowo yang Katanya Anti Asing, Pakai Asing, Lalu Diprotes Asing

Kalau Saya Percaya Teori Konspirasi Memangnya Kenapa?

17 Juni 2019
Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Ego di Jalan Raya MOJOK.CO

Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Hawa Nafsu di Jalan Raya

18 Maret 2023
sekolah kedinasan mojok.co

10 Sekolah Kedinasan yang Paling Ramai dan Sepi Peminat

22 Maret 2023
Samsung Galaxy A Series Android Terbaik MOJOK.CO

Samsung Galaxy A Series: Seri Terbaik untuk Kelas Midrange Android

21 Maret 2023
Honda Supra X 125 Tetap Juara di Pelosok Indonesia MOJOK.CO

Honda Supra X 125: Tetap Juara di Pelosok Indonesia

20 Maret 2023
jurusan kedokteran mojok.co

Selektivitas 7 Jurusan Kedokteran Terbaik di Indonesia 

16 Maret 2023

Terbaru

manfaat puasa mojok.co

Pakar UGM: Berpuasa Baik untuk Kesehatan Mental

23 Maret 2023
rohana kudus pahlawan perempuan

Rohana Kudus: Bermula dari ‘Homeschooling’, Jadi Gemar Bikin Sekolah, Lanjut Jadi Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia

23 Maret 2023
Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah. MOJOK.CO

Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah 

23 Maret 2023
universitas brawijaya mojok.co

15 Jurusan yang Sepi Peminat di Universitas Brawijaya, Tingkat Ketetatannya Rendah!

23 Maret 2023
surat pelaku mutilasi mojok.co

Isi Lengkap Surat Pelaku Mutilasi di Sleman Sebelum Tertangkap

23 Maret 2023
massa mengambang jelang pemilu

Jelang Pemilu, Apa itu Massa Mengambang yang Jadi Rebutan Parpol?

22 Maret 2023
Wage Rudolf: Rasisme Jogja dan Kumandang Indonesia Raya

Wage Rudolf: Rasisme Jogja dan Kumandang Indonesia Raya

22 Maret 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In