Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Jangan Mengaku Kaffah Kalau Bikin SIM Masih Nembak

Muhammad Zaid Sudi oleh Muhammad Zaid Sudi
16 September 2016
A A
Jangan Mengaku Kaffah Kalau Bikin SIM Masih Nembak

Jangan Mengaku Kaffah Kalau Bikin SIM Masih Nembak

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Saya termasuk orang yang tidak begitu nyaman dengan istilah Islam kaffah. Selain karena —katanya— idiom tersebut bermasalah secara gramatikal, kategori tersebut juga rasanya bakal membuat masyarakat makin terpolarisasi. Ada Islam yang kaffah, setengah kaffah, atau tidak kaffah.

Dari situ bakal merembet ke banyak soal. Misalnya bahwa muslim kaffah hanya boleh nikah sama muslimah kaffah dan yang merasa setengah kaffah akan malu menaksir yang dianggap kaffah. Juga dalam hal-hal lain seperti busana muslim, perumahan muslim, partai, dan semua perkara yang sering dilabeli islami.

Lagi pula apa benar jaman sekarang ada orang bisa berislam secara kaffah? Islam Kaffah dijelaskan sebagai perilaku menjadikan Islam sebagai sistem hidup yang menyeluruh, mulai cara berpikir, beribadah, berbusana, berumah tangga, bersosial, berpolitik, dan sebagainya. Padahal dalam sejumlah urusan kita masih mendua. Soal bunga bank, misalnya, yang masih diperdebatkan apakah termasuk riba atau tidak.

Meski mayoritas ulama atau cendekiawan berpandangan bunga bank sebagai riba, tapi tidak menghentikan umat Islam menggunakan jasa bank. Deposito, menabung, nyicil KPR, utang, transfer atau lainnya. Alasannya darurat. Kalau Mojok.co sih tak perlu dibahas, ia media yang terang-terangan mensyaratkan kepemilikan nomor rekening bank bagi kontributornya, jadi sudah jelas kalau Mojok blas tidak kaffah.

Belum lagi soal ukuran kaffah. Sejauh mana seseorang sudah dianggap kaffah? Dari apanya? Seorang tetangga saya, karena bertekad menjalani kehidupan kaffah mulai mengganti banyak identitasnya agar lebih ‘ngarab’, namanya, tampilannya, panggilan terhadap teman, hingga model pakaian, tentu saja. Tapi waktu bikin SIM ikut SIM massal. Lalu di mana kaffahnya?

Saya pernah mengantar istri —yang Islamnya tidak terlalu kaffah— ikut SIM massal. Prosesnya sama sekali tidak ribet; daftar, bayar biaya pendaftaran, ikut pertemuan nonton video tentang etika dan aturan berlalu lintas sambil dijelaskan ini-itu, ngisi formulir, lalu dapat piagam kursus berkendara. Piagam itu jadi surat sakti untuk antri foto di Polres dan pulang dengan mengantongi SIM.

Praktis dan mudah. Jangankan ujian praktik yang aduhai menggemaskan itu, ujian teori pun tidak. Semua kemudahan tersebut tentu tidak gratis. Biaya SIM massal adalah tiga kali lipat dari biaya resmi. Terserah bagaimana kita menjelaskan status biaya tersebut. Suap, sogok, pelicin, atau apa pun itu namanya, semua pasti setuju bahwa itu tidak halal. Tapi seperti halnya kasus bank, darurat menjadi dalih.

Soalnya ujian SIM kelewat susah. Normalnya, seseorang harus lulus ujian teori dengan skor minimal 60. Setelah itu ujian praktik dengan mengendarai kendaraan melewati area zig-zag dan melingkar-lingkar. Konon, Pak AR, tokoh Muhammadiyah legendaris itu, turun dan menuntun sepedanya ketika melewati lintasan tersebut. “Kalau saya ketemu jalan seperti itu, saya memilih turun daripada jatuh,” katanya.

Ya, daripada jatuh, gagal berkali-kali, akhirnya banyak yang mengambil jalan pintas. Kabarnya, Pak AR akhirnya bisa mendapatkan SIM setelah menuntun sepedanya dan polisi terpingkal-pingkal mendengar alasan arif beliau. Sayangnya langkah Pak AR saya kira tidak dapat ditiru lagi. Pak pulisi sudah menegakkan kembali aturannya.

Saya ingat jawaban Bapak Sutarman saat masih menjabat sebagai Kabareskrim Mabes Polri dalam sebuah acara bareng Cak Nun di Yogyakarta. Dalam sesi tanya jawab seorang audien bertanya alasan sulitnya ujian SIM. Dengan tangkas Pak Tarman menjawab bahwa ujian SIM memang harus sulit. Di negara manapun untuk mendapatkan SIM juga tidak bisa dengan mudah.

Mungkin nanti kalau Iqbal Aji Daryono yang biasa keluyuran ke luar negeri sudah balik ke Indonesia, bisa saya konfirmasikan tentang akurasi jawaban Pak Tarman. Saya tidak paham informasi-informasi soal SIM di luar negeri, kecuali sangat sedikit. Itupun hanya dari film kartun Spongebob Squarepants.

Tokoh kuning ini tidak pernah berhasil mendapatkan SIM, mungkin juga karena saking sulitnya tes. Tapi yang mungkin tidak diketahui Pak Sutarman, Spongebob tidak pernah dibolehkan mengendarai kendaraan bermotor karena kegagalannya. Sementara di Indonesia, kecuali saat ada razia, kita tahu kepemilikan SIM bukan masalah penting dalam berlalu lintas.

Karena itu, kadang saya curiga, jangan-jangan tujuan utama sulitnya ujian SIM sebenarnya bukan untuk kepentingan keamanan lalu lintas di jalan raya, tapi sebagai bentuk konspirasi untuk menguji kekaffahan umat Islam. Apakah mereka tetap teguh dengan keyakinan mereka tentang haramnya uang sogok atau menyerah dan pura-pura jadi kaffah.

Maka, kalau ada yang suka teriak-teriak tentang kaffah, mungkin kita hanya perlu bertanya baik-baik kepadanya ihwal caranya mendapatkan SIM.

Terakhir diperbarui pada 16 Oktober 2018 oleh

Tags: IslamkaffahPolisisim
Muhammad Zaid Sudi

Muhammad Zaid Sudi

Kadang penulis, kadang penerjemah, kadang guru ngaji. Tinggal di Jogja.

Artikel Terkait

rkuhap, kuhap, polisi.Mojok.co
Mendalam

Catatan Kritis KUHAP (Baru) yang Melahirkan Polisi Tanpa Rem Hukum, Mengapa Berbahaya bagi Sipil?

19 November 2025
Polresta Yogyakarta bekuk sindikat agen SIM palsu di Jogja yang bercuan Rp50 juta perbulan MOJOK.CO
Aktual

Pura-pura COD di Agen SIM Palsu di Jogja, Tangkap Komplotannya yang Raup Untung Rp50 Juta Perbulan

24 September 2025
Ortu kuras tabungan buat anak jadi polisi malah kena tipu. Sempat bikin stres tapi kini bersyukur tak jadi sasaran amuk tetangga MOJOK.CO
Ragam

Ortu Kuras Tabungan buat Anak Jadi Polisi malah Kena Tipu “Intel”, Awalnya Stres tapi Kini Bersyukur

6 September 2025
Polisi gelontorkan uang banyak untuk gas air mata yang digunakan dalam demo. MOJOK.CO
Aktual

Saat Duit Rakyat Hanya Dipakai buat Membeli Gas Air Mata Kadaluwarsa oleh Polisi

31 Agustus 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.