MOJOK.CO – Warren Tanoesoedibjo memang luar biasa. Di tengah maraknya berita negatif anak muda Indonesia, beliau mau selamatkan lelang motor listrik bertanda tangan Jokowi.
Nggak perlu lelang keperjakaan, nggak perlu prank, nggak perlu melakukan tindakan bodoh terlebih dahulu, dan yang pasti nggak perlu gembar-gembor. Pemuda seperti Warren Tanoesoedibjo memang sangat diperlukan keberadaannya bagi bangsa Indonesia saat ini.
Bak petir di siang bolong. Warren Tanoesoedibjo muncul seperti kilat yang menyambar dengan cepat motor listrik seharga 2,55 miliar yang bertanda tangan Jokowi.
Hasil akhir cerita lelang motor listrik bernama Gesits yang bertanda tangan Jokowi memang jadi cerita menarik yang cukup berliku. Sebelumnya lelang si Gesits berhasil dimenangkan oleh pria bernama M. Nuh.
Namun bukannya senang, M. Nuh justru ketakutan setengah modiyar. Hagimana? Blio salah mengira motor listrik Jokowi itu adalah hadiah—alih-alih lelang. Mantap. Daripada berabe, M. Nuh mundur dan malah menyerahkan diri karena merasa bersalah.
Sampai kemudian cerita prank ini diakhiri dengan cepat oleh seorang pemuda yang dengan gagah berani merogoh koceknya sedalam 2,55 miliar demi si Gesits bertanda tangan Presiden Jokowi. Bukan main, bukan main.
Publik kemudian pantas bertanya-tanya, siapa pemuda yang berhasil mengudeta tahta pria Jambi yang mengaku pengusaha itu? Usut punya usut, pemuda itu bernama lengkap Warren Tanoesodibjo. Saya yakin pikiranmu mengarah ke sebuah mars partai. Benar, kamu tak salah. Beliau memang putra Harry Tanoesoedibjo.
Warren memang luar biasa. Di tengah maraknya berita negatif soal kelakuan anak muda Indonesia yang belakangan suka prank-prenk sampah hingga melakukan berbagai tindakan konyol yang tidak bermanfaat. Warren yang masih berusia 19 tahun sudah memberikan kontribusi bagi bangsa ini. Berdonasi dengan cara beli motor lisrik bertanda tangan Jokowi.
Apa yang dilakukan Warren seperti oase di tengah Gurun Gobi. Setelah sebelumnya pemuda-pemudi bernama stafsus dan gerombolan pemuda bernama YouTuber dipandang sebelah mata oleh publik, Warren muncul sebagai antitesis baru.
Bergerak senyap, tenang, dan bertindak dengan langsung membeli motor listrik seharga 2,55 miliar tanpa pikir panjang! Jika kita berpikir kisah betapa royalnya Bruce Wayne atau Tony Stark hanya ada di komik, di Indonesia kisah semacam ini ternyata betulan ada.
Seperti kata Soekarno, “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.”
Kalimat tersebut tentu kalimat yang sepadan menggambarkan kebutuhan bangsa ini akan pemuda seperti Warren. Seandainya ada 10 pemuda saja seperti Warren saat ini, maka niscaya bangsa ini nggak rugi-rugi amat menjual dan memproduksi motor listrik bernama Gesits.
Uang senilai 2,55 miliar itu tidak sedikit, Ngab. Itu uang yang bisa buat beli 850 ribu botol Yakult, 11 ribu lebih botol Minyak Kutus Kutus, atau satu unit bus TransJakarta yang di-mark-up 400-an juta lebih dikit.
Hebatnya lagi, duit sebanyak itu rela didonasikan. Itu jelas bukanlah hal yang mudah bagi seorang anak muda. Apalagi dari pengakuan bapaknya Warren, 2,55 miliar itu adalah duit tabungan sang anak sendiri.
Bayangpun! Seorang pemuda 19 tahun sudah memiliki tabungan senilai miliaran rupiah. Kamu 19 tahun ngapain, hah? Mark-up duit SPP kuliah buat pacaran?
Sebagai salah satu fans lagu Mars Perindo, jelas saya merasa senang Warren Tanoesoedibjo memberikan pelajaran yang begitu penting. Bahwa tidak hanya Bill Gates, Jeff Bezos, dan para elite global saja yang bisa berdonasi dengan nilai miliaran. Anak muda Indonesia juga bisa!
Apalagi jika bicara untung rugi, motor listrik Gesits yang harga pasarannya 20-jutaan tapi saat lelang berubah harga jadi miliaran itu adalah sesuatu yang, uhuk!
Duit sebanyak 2,55 miliar bagi anak muda seperti saya mungkin bakal dibagi dua. Setengah untuk donasi dan setengah lagi buat beli sesuatu yang bersifat pribadi, semisal beli rumah, mobil, bikin kontrakan, beli baju, atau keperluan yang memang benar-benar masuk akal untuk dibelanjakan dengan modal dana 2,55 miliar. Mendonasikan semuanya tentu adalah pemikiran yang cukup langka ada di otak anak muda.
Namun Warren adalah anak muda yang jelas berbeda dengan saya. Dia berada di dimensi yang berbeda terkait prinsip membelanjakan uang sebesar itu. Dan sepertinya Warren tidak perlu mikir seribu kali untuk mendonasikan uang tabungan sebesar itu.
Apalagi, konon Warren adalah seorang pengagum Jokowi. Maka, itu sepertinya wajar jika seorang fans membeli motor listrik bertanda tangan sang idola seharga 2,55 miliar.
Bangsa ini perlu pemuda seperti Warren. Yang tanpa perlu banyak mikir untuk mendonasikan uang miliaran demi membantu sesama. Apalagi jika di luar sana ternyata banyak Warren-Warren yang lain. Bukan tidak mungkin negeri ini pada masa depan akan jadi negara kuat secara ekonomi.
Ya iya dong, kalau ada banyak pemuda setajir Warren di Indonesia, barangkali acara donasi-donasi tidak diperlukan lagi keberadaannya karena orang Indonesia sudah berkecukupan semua. Lah mau sedekah ke siapa coba kalau orang miskinnya tinggal dikit?
FYI aja, keluarga tajir gini di Indonesia hanya sekitar 115.000 orang doang, setidaknya begitu laporan dari Global Wealth Report 2019. Angka yang—sebenarnya—cenderung rendah untuk negara dengan penduduk sebanyak Indonesia. Soalnya itu berarti kekayaan di negeri ini tak terbagi rata karena hanya bisa dinikmati dengan berlimpah oleh segelintir orang dari total penduduk di Indonesia.
Namun untungnya, ketimpangan ekonomi yang nggak kelihatan-kelihatan amat karena tak pernah di-blow-up itu bisa dikurangi selisihnya oleh gebrakan yang dilakukan Warren. Seorang pemuda yang tanpa pamrih mendonasikan hartanya demi kepentingan orang banyak.
Jiwa fanboy yang wajar dimiliki anak muda berhasil Warren Tanoesoedibjo arahkan dengan begitu luar biasa. Jika biasanya fanboy beli baju One Piece, kaset band favorit, dan hal-hal untuk menyenangkan diri sendiri, maka Warren tidak.
Sebagai fanboy Jokowi, beliau tentu punya pemikiran yang jauh lebih visioner dari fanboy biasa. Warren senang dapat tanda tangan Jokowi, orang banyak pun senang dengan uang yang dia donasikan. Visioner sekali.
Entah motor listrik Jokowi yang Warren dapat dengan nilai miliaran itu akan dipakai atau hanya dijadikan pajangan saja, kita tidak perlu memikirkannya. Karena lebih dari itu Warren adalah penyelamat semuanya.
Mulai dari menyelamatkan wajah penyelanggara lelang yang sialnya kena prank lewat acara live, menyelamatkan eksistensi motor bernama Gesits, dan menjadi penyelamat mereka yang membutuhkan bantuan dana guna mengatasi pandemi.
Dengan tindakan yang indah seperti ini, maka saya mengajak kamu semua untuk sama-sama menyanyikan sebagian Mars Perindo sebagai bentuk ungkapan terima kasih.
Entaslah kemiskinan cita-citamu.
Rintangan tak menggetarkan dirimu.
Indonesia maju, sejahtera, tujuanmu.
Nyalakan api semangat perjuangan.
Dengungkan gema, nyatakan persatuan.
Oleh Perindo.
Oleh Perindo.
Jayalah Indonesia.
BACA JUGA Naruto, Mars Perindo, dan Strategi Politik Hary Tanoe atau tulisan Muhammad Farid Hermawan lainnya.