MOJOK.CO – Harry Maguire adalah bek dungu milik Manchester United. Namun, dia kasih unjuk cara untuk melawan tekanan dan bullying dari dunia.
Sebagai fans setia Manchester United, yang merana hidup di tengah bullying, sudah lama kiranya saya tidak semringah seperti hari ini. Di tengah buruknya klub setan belakangan ini, semalam mereka menang 2-1 atas rival berat, Liverpool!
Ini kemenangan yang sangat berarti bagi orang yang terlanjur terjebak jeratan cinta buta terhadap Manchester United seperti saya. Bagaimana tidak, kemenangan tandang atas Liverpool di Liga Inggris, di Anfield, terakhir terjadi pada 2016, hampir 10 tahun lalu. Semalam, kemenangan tandang itu menyulut rasa jemawa bagi pendukung setan yang lama berada dalam hinaan.
Mohon maaf, kami kiranya pantas merayakannya secara berlebihan. Sebab, bagi kami yang senantiasa dirundung badai bullying hampir setiap pekan selama lebih dari satu dekade ini, kemenangan atas musuh bebuyutan menjadi sangat indah.
Asal kamu tahu, bahkan perundung suporter Manchester United itu tak hanya berasal pendukung klub lain. Bahkan orang-orang yang tidak paham bola, seperti istri saya, juga ikutan tren menjadikan klub setan ini sebagai guyonan tentang kegagalan dan kebodohan hidup.
Belajar resiliensi dari Harry Maguire, kapten terbaik Manchester United
Dari kemenangan dramatis Manchester United atas Liverpool ini, saya ingin mengajak pembaca memetik pelajaran berharga tentang resiliensi, ketangguhan, yang bisa diteladani dari sang pahlawan, Harry Maguire. Bek Inggris itu semalam menjadi antagonis bagi seluruh pendukung Liverpool karena menceploskan sundulan mematikan menjelang akhir laga dan membawa kemenangan 2-1. Dia menjadi man of the match.
Penggemar bola di seluruh dunia pasti tahu bagaimana Maguire adalah tokoh sepak bola paling populer untuk dijadikan meme kecerobohan. Dia, selama bertahun-tahun, selalu menghiasi unggahan medsos dan berbagai percakapan sebagai contoh pemain dungu. Saya pun harus jujur mengakui pernah geram dan ikutan melakukan bullying kepada Harry Maguire. Ya karena saking seringnya membuat blunder yang merugikan Manchester United.
Kisah hidupnya selama berkarier di Manchester United memang penuh tragedi. United membelinya dari Leicester City dengan predikat bek termahal. Banyak yang memprediksi kalau dia bakal menjadi tembok kokoh pertahanan. Eh bahkan sempat menjadi kapten. Namun, tiba-tiba dia jadi olok-olok tiap pekan.
Bahkan konon Maguire sempat mendapat ancaman pembunuhan. Ada yang mau menjatuhkan bom ke rumahnya.Karier hancur, ban kapten dicopot, dan dia sering dicadangkan. Bahkan Maguire sempat dicoret dari timnas Inggris.
Setiap jendela transfer, dia selalu masuk rumor akan dibuang oleh Manchester United. Tapi tidak laku, karena tim-tim lain juga enggan mempercayai lini pertahanannya pada Maguire. MU bahkan telah merekrut beberapa bek baru untuk menggantikannya.
Jadi korban bullying seluruh dunia
Bayangkan kamu menjadi Harry Maguire. Dia menjadi bullying seluruh dunia. Pasti anak istri dan keluarga besarnya juga terdampak perundungan ini.
Bayangkan kenelangsaan hidup yang mesti Maguie jalani. Saya bertaruh sebagian orang tidak akan kuat menahan penderitaan dan kehancuran seperti Harry Maguire. Dengan beban bullying seperti itu, orang-orang bisa saja resign dan beralih profesi, seperti tren job hopping belakangan ini.
Tapi, Harry Maguire memilih untuk bertahan, memperbaiki diri, dan terus berjuang. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana bertahun-tahun periode kelam itu dilaluinya.
Mungkin dia pernah menangis tersedu di pojokan kamarnya. Ibunya, istri, anaknya, remuk hatinya menyaksikan pride laki-laki kebanggaanya dicemooh seluruh dunia.
Bisa jadi sahabatnya tak lagi mendengarkan sambat Harry Maguire. Bisa jadi psikolognya bingung mau ngasih solusi apa lagi menyikapi kariernya yang memang buruk. Bahkan sangat mungkin guru agamanya juga telah kehabisan ayat-ayat suci untuk menyirami kalbu Harry Maguire yang memang sering teledor bersama Manchester United.
Tapi, Harry Maguire memilih bertahan! Pada akhirnya angin berganti. Kesabarannya dalam berjuang mulai menemukan jalan terang. Seperti petani yang selalu menanam meskipun gagal panen.
Maguire tetap teguh setia menanam di sawah Manchester United. Akhirnya perlahan dia mulai panen. Dari pesakitan, menjadi pahlawan, untuk sementara. Pernah dilanda trust issue dari rekan sekerja dan pelatihnya, dia membalikkan keadaan menjadi orang yang kembali dipercaya dan diandalkan.
Cara Harry Maguire memberi bukti
Saya mengapresiasi daya tahan Harry Maguire melewati semua itu. Meskipun sejujurnya saya masih was-was juga melihat kiprahnya di jantung pertahanan Manchester United.
Dan meski dia tidak lantas bertransformasi menjadi bek super sekaliber Gary Pallister, Steve Bruce, Rio Ferdinand, atau Nemanja Vidic, namun Harry Maguire patut dipuji kebangkitannya. Belakangan dia sering menjadi starter lagi.
Timnas Inggris memanggilnya kembali. Ban kapten Manchester United kembali tersemat di lengannya. Yah, meskipun statusnya diturunkan hanya sebagai kapten cadangan. Tapi toh, kita mesti melihat semua itu sebagai keberhasilan upaya anak manusia untuk bangkit dari keterpurukan.
Sumber ketangguhan andalan Manchester United
Ada sebuah cerita yang memicu ketangguhan Harry Maguire untuk bertahan dan mencoba berbagai cara untuk bangkit. Konon, saat David Beckham merilis film dokumenter di Netflix pada 2023, Harry Maguire menonton tayangan itu.
Dia mengaku terinspirasi oleh Beckham, khususnya saat melalui masa sulit. Dikisahkan, David Beckham sang legenda Manchester United itu juga pernah mengalami kejadian tragis di karirnya. Dia menjadi korban bullying karena kecerobohannya mendapat kartu merah di Piala Dunia 1998 melawan Argentina.
Meski bullying terhadap Beckham saat itu masih terbatas di koran, TV, dan media konvensional saja, tidak semasif bullying medsos yang diterima Harry Maguire saat ini. Namun, Beckham mampu bangkit dari kariernya menjadi lebih cemerlang. Maguire juga dikabarkan sempat telponan dengan Beckham yang menyemangatinya untuk bertahan dan berjuang.
Arti resiliensi
Harry Maguire menunjukkan kepada dunia tentang arti resiliensi. Suatu kemampuan individu untuk bangkit kembali dan beradaptasi dengan baik setelah mengalami kesulitan, tekanan, atau trauma.
Kalau dalam ajaran Jawa, barangkali Maguire ini juga merupakan contoh filosofi greget-sengguh ora mingkuh, gigih percaya diri tetap rendah hati dan bertanggung jawab atas pilihan hidupnya bersama Manchester United.
Di tengah era di mana keterpurukan jiwa sedang dinormalkan, di masa ketika merengek sambat dan menyerah itu seolah dilazimkan, di zaman ketika bullying semakin tak terkendali dan bahkan acap mengakibatkan korban jiwa bagi penderitanya, Harry Maguire mengajarkan kita untuk menerima kenelangsaan karier dan hidup.
Dia lalu bangkit menanti keindahan yang pasti datang pada seseorang yang mampu bertahan dan berjuang.
Maguire menunjukkan pada para perundungnya. Dia mampu membalikkan keadaan. Dunia yang semakin kejam telah melahirkan kekerasan-kekerasan dalam kata-kata di media sosial.
Hari ini semua orang bisa menonton dan mencari kesalahan orang lain dengan mudah. Seperti kerata basa Jawa, ndelok (kendel alok), “penonton” serasa punya hak untuk selalu berkomentar. Semua orang bisa menjadi perundung dan dirundung.
Hari ini kita adalah penonton bola yang beruntung bisa meneladani sikap hidup para pemain di era ini. Dari Messi kita belajar arti merawat bakat dengan tetap rendah hati. Dari CR7 kita belajar arti kedisiplinan menempa diri demi prestasi. Lalu, dari Harry Maguire, kita meneladani apa arti resiliensi.
Penulis: Paksi Raras Alit
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Harry Maguire Adalah Representasi Kita Semua, Manusia Biasa yang Penuh Kesalahan dan catatan menarik lainnya di rubrik ESAI.
