Melacak Kutipan Favorit Pak Gatot Nurmantyo dan Pak Wiranto

170818 ESAI 171717 Gatot Nurmantyo

170818 ESAI 171717 Gatot Nurmantyo

Jika ada pemilihan cowok macho se-Indonesia, Pak Gatot Nurmantyo dan Pak Wiranto pastilah masuk nominasi.

Siapa tak kenal beliau berdua? Dua orang gagah berani berjiwa ksatria, pembela NKRI lahir-batin, dan mempunyai posisi penting di negeri ini. Yang satu menjabat Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), dan satunya lagi Panglima TNI.

Di umur yang sudah tidak bisa dikatakan muda, lihatlah bagaimana fisik beliau berdua tetap terjaga, tetap terlihat seksi. Apalagi Pak Gatot …. Coba tengok foto Pak Gatot bertelanjang dada mengepalkan tangan kanan dan berteriak menyemangati pasukannya di bawah rinai hujan. Beuh, seng ada lawan! Beliau seperti Sylvester Stallone dengan asesoris tampang lokal.

Tapi begini, Saudara-saudari sebangsa dan setanah air tapi tidak sepenanggungan … tidak bijak jika melihat hanya dari tampilan fisik saja. Yang lebih membuat Pak Wiranto dan Pak Gatot terlihat sangat cool adalah apa yang beliau berdua ucapkan belakangan ini.

8 September silam, saat Pak Wiranto diwawancarai perihal peringatan 13 tahun kasus pembunuhan aktivis HAM, Munir Said Thalib, beliau mengatakan:

Ah, kamu tuh … mbok bicara pembangunan kita bagaimana? Teritorial kita yang dijarah itu bagaimana? Kamu bicara itu saja [kasus Munir]. Ya kamu bicara sendiri saja, jangan tanya saya.” kata pendiri Partai Hanura itu.

Membaca pernyataan pendiri Hanura itu tiba-tiba saya merasa maktratap. Pak Wiranto, sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, justru seperti tidak peduli kasus hukum pembela HAM nomor wahid di Indonesia yang dibunuh dengan cara keji itu.

Sekilas, saya jadi ingat tokoh Rangga dalam AADC 1, yang selalu sengak (baca: cool) di hadapan Cinta. Apakah karena Pak Wiranto memang mengidolakan Rangga? Bisa jadi. Karena ucapan Pak Wiranto itu persis jawaban jutek Rangga kepada cinta:

“Ya kamu bicara sendiri saja. Jangan tanya saya.”

Pak Wiranto sungguh puitis bukan buatan sebagaimana Rangga. Dan membuat kita merenung pula. Kata-kata beliau adalah semacam motivasi yang tersirat agar kita selalu berpikir, untuk selalu bicara kepada diri sendiri, mempertanyakan apa pun, termasuk pertanyaan buat kowe-kowe kabeh yang selalu ditolak atau ditinggal gebetan.

Bicaralah dengan diri sendiri. Bertanya kepada diri “aku ki kurang opo, kok de-e nolak aku …” adalah hal yang sungguh-sungguh reflektif. Agar kita mampu melihat kelemahan diri sendiri. Lantas jika sudah ketemu kelemahan itu, kita akan bisa membangun semuanya (baca: nembak gebetan) lagi dengan lebih baik.

Luar biasa, bukan?

Duh, Pak Wiranto pujaan mamah-mamah muda yang karismanya tidak pernah luntur.

Ingatkah kalian beberapa tahun lalu saat Pak Wiranto hobi menyamar? Pak Wiranto membaur dengan rakjat ketjil dan menyamar jadi tukang becak, jadi kernet angkot, dan lain-lain. Coba politisi macam mana yang sanggup melakukan hal tersebut?

Kalau ingat itu, saya masih suka haru diselingi bersin dan nahan nggreges-nggreges karena merinding dibuatnya. Dan air mata saya pun mengalir ….

Saya tebak, Pak Wiranto ini pasti mengidolakan tokoh Mystique dalam X-Men atau Jaqen H’ghar dalam Game of Thrones. Dua tokoh tersebut piawai mengubah bentuk tubuh juga wajah dalam penyamarannya. Ini satu bukti lagi bahwa Pak Wiranto sebagai pejabat atau mantan tentara seleranya tidak hanya sebatas ndangdutan dan nyawer, tapi tak kalah dengan selera anak-anak generasi milenial nan hipster.

Oh, ya, Pak … kapan-kapan gabung dong di depan Istana Merdeka ikut Kamisan. Siapa tahu nanti ada yang mau berebut foto bareng bapak dan diunggah ke medsos dengan caption: “Hai, Gaes, aku foto bareng Pak Wiranto nih. Ayo tebak, ini Pak Wiranto lagi nyamar jadi apa? Tolong dibantu ya … prok, prok, prok.”

Sekarang kita beralih ke Pak Gatot Nurmantyo yang juga tak kalah caem. Beberapa waktu lalu, saat di ILC, Pak Gatot menanggapi pertanyaan Karni Ilyas apakah film G 30S/PKI akurat. Beliau menjawab dengan begitu memesona:

“Emang gue pikirin?!”

Di balik sosok Pak Gatot yang selalu formal itu, ternyata beliau menyimpan sisi humoris juga. Ayolah, Gaes … kalian pasti ingat adegan di film Warkop yang kata-katanya mirip dengan ucapan Pak Gatot:

Dono: “Suer, gue nggak bohong. Tanya si Indro. Ya, Ndro?”

Indro: “Emang gue pikirin?!”

Atau bisa juga sebenarnya Pak Gatot terinspirasi dari lirik lagu Duo Maia-Mey Chan yang EGP (Emang Gue Pikirin). Tuh, kan, selain humoris Pak Gatot juga ternyata masih punya jiwa muda. Mantap jiwa.

Yang jauh lebih penting, kata “EGP” itu lebih terasa ruhnya saat Pak Gatot yang mengucapkan. Ini adalah penguat bagi kalian yang selalu dirundung jawaban, “Kamu terlalu baik buat aku … kita temenan aja, ya”.

Cobalah, kalau gebetanmu bilang seperti itu, jawab dengan “EGP” gaya Pak Gatot .

Saya bahkan curiga Pak Gatot ini pernah juga membaca novel Dilan karya Surayah Pidi baiq, di mana Milea berucap, “Aku mencintaimu, biarlah, itu urusanku. Bagaimana engkau kepadaku, terserah, itu urusanmu!”

Semangat Milea itu Pak Gatot terjemahkan dengan satu frasa menghunjam, “Emang gue pikirin?!”

Jadi begitulah, Saudara-saudari sebangsa dan setanah air yang bayar makan dan minum masing-masing …. September mendekati ujung akhir kalender. September ceria kadang memang tak seindah lirik lagu Vina Panduwinata.

Di pucuk kemarau panjang

Yang bersinar menyakitkan

Bangunlah kaum yang lapar, bangunlah kaum yang hina

Kau datang menghantar

Berjuta kesejukan

September ceria …. September ceria ….

September ceria …. September ceria ….

Milik kita bersama

Exit mobile version