MOJOK.CO – Sejak awal Indonesia merdeka, Soemitro Djojohadikoesoemo, memang dikenal berkiblat pada Amerika Serikat. Setidaknya itu bisa dilihat dari esai yang terbit di Spektra, No. 5, 18 Agustus 1949, saat dia menjadi perwakilan Indonesia di bidang perdagangan di Amerika Serikat.
Jabatan menteri perdagangan dijabatnya tahun 1950-1951, saat revolusi tengah berapi. Dilanjutkan sebagai menteri keuangan di tahun 1952-1953 dan 1955-1956. Ayah Prabowo Subianto dan pengusaha Hasyim Djodjohadikoesoemo ini juga dikenal senagai arsitek ekonomi Orde Baru. Anak-anak didiknya banyak yang kemudian menjadi otak ekonomi Soeharto. Kelompok ini dokenal dengan sebutan Mafia Barkeley. Sebuah istilah yang diciptakan oleh seorang aktivis dan penulis AS, David Ransom.
Amerika Serikat, Eropa Barat, dan Asia Tenggara
Oleh Soemitro Djojohadikoesoemo
Pasal empat dari pada politik luar negeri Amerika Serikat telah dipermaklumkan oleh Presiden Truman dalam pidatonya pelantikannya pada tanggal 20 Januari 1945 ini. Kemudian pasal empat tersebut dimajukan ke hadapan kongres Amerika Serikat pada akhir bulan Juni yang lalu sebagai suatu rencana bagian-bagian dunia yang berkembang.
Bagi Amerika Serikat rencana “Pasal Empat” itu ada mempunyai dua maksud.
Dalam hal politik rencana itu dijadikan suatu alat yang berguna untk mengendalikan pengaruh Soviet dalam daerah-daerah tersebut, yang letaknya di luar Eropa Barat serta di luar Benua Barat (Western Hemisphere). Berhubung dengan keadaan di Tiongkok pada dewasa ini maka kepada daerah-daerah di Asia Tenggara diberikan perhatian istimewa. Maka rencana itu menjadi suatu bagian integral daripada politik umum Amerika menghadapi expansi Soviet. Dasar pikiran untuk mengadakan “Pasal Empat” itu pada pokoknya sama dengan yang menjadi dorongan akan melaksanakan ERP atau Program Pembangunan Eropa, yaitu: jika rakyat hidup dalam kesengsaraan, maka dengan sengaja maupun tidak mereka mudah dipengaruhi paham-paham komunis. Dan memang menjadi pengetahuan umum bahwa di luar benua Eropa, lebih dari separo dari penduduk dunia hidup dalam kesengsaraan, dengan makanan kurang, penyakit yang terseber luas, perekonomian yang primitif, serta kemiskinan yang nista.
Dalam hal ekonomi, “Pasal Empat” itu adalah suatu daya upaya berwaktu panjang untuk memajukan daerah-daerah yang terbelakang. Ia didasarkan pada kenyataan, bahwa rakyat yang sehat dan makmur menjadi langganan yang lebih menguntungkan daripada rakyat yang kurang sehat dan kurang pendidikan.
Baik dalam hal politik, maupun dalam hal ekonomi rencana “Pasal Empat” itu didasarkan kepada kenyataan yang sudah lama menjadi pengetahuan umum. Akan tetapi dalam lima bulan yang terakhir ini kenyataan-kenyataan itu bertambah penting artinya dengan sekonyong-konyong, tapi barangkali agak terlambat, timbul keinsyafan bahwa Rancana Marshall dan pembangunan Eropa adalah kurang tepat oleh karena ia tidak sempurna. Berhubung dengan kurang lancarnya kemajuan usaha ERP maka dalam berbagai perkara rencana guna daerah-daerah yang terbelakang itu mulai diinsafi oleh beberapa kalangan sebagai satu-satunya ikhtiar memecahkan masalah-masalah ekonomi Amerika dan Eropa yang mengenai masa lama.
Kaum ahli politik dan ekonomi sudah lama mengemukakan bahwa politik Amerika Serika pada suatu waktu tentu akan terjerumus, jika ia tetap didasarkan kepada paham bahwa dapat diadakan pembedaan, yang bercorak “Eropa Dahulu” dan Asia kemudian, sebagai dalam siasat Perang Dunia II.
Lagi suatu pertimbangan inilah yang terbit dari pada ekonomi dalam negeri Amerika. Di sana ada kekhawatiran yang berakar dalam bahwa kemunduran ekonomi Amerika di waktu ini akan menghebat menjadi suatu depressi atau krisis ekonomi yang menahun. Permakluman rencana “Pasal Empat” itu adalah suatu daya upaya akan mengurangkan kekhawatiran itu, menunjukkan kepada kalangan dagang dan industri Amerika sebagai suatu kesempatan akan menghindarkan bahaya krisis itu.
Terlalu banyak telah diarahkan perhatian kepada Eropa, dan terlalu bagus harapan yang ditaruh pada perbaikan keadaan Eropa. Perbaikan di Eropa, tak perduli berhasil atau tidaknya, hanya akan menimbulkan masalah-masalah baru yang sulit-sulit. Dan masalah-masalah itu nanti akan memerlukan pula perubahan yang besar dalam politik luar negeri Amerika pada suatu waktu. Dan perubahan-perubahan itu nanti terpaksa diadakan pada suatu waktu, di kala rakyat sedang menempuh reaksi terhadap kegagalan yang sudah-sudah. Akibatnya ialah bahwa mungkin perubahan-perubahan tidak diadakan dengan tepat atau dengan sebaiknya. Diadakannya rencana “Pasal Empat” pada dewasa ini berarti keinsafan dan pembenaran akan kenyataan yang pasti, bahwa keadaan-keadaan di Eropa dan di Asia, senantiasa saling mempengaruhi yang lain.
Di sini kami akan coba akan menunjukkan pokok-pokok yang terpenting daripada “Pasal Empat” itu, serta pertaliannya dengan keadaan di Eropa, dan akhirnya akan kami coba membayangkan harapan-harapan dan kemungkinan-kemungkinan dari rencana guna daerah-daerah yang terbelakang ini.
Bukan Altruisme
Dalam suatu laporan tentang keadaan ekonomi seluruh dunia Dewan Penasehat Nasional tentang masalah-masalah moneter dan ekonomi sedunia membagikan 53 bangsa yang mewakili 85 persen dari seluruh jumlah penduduk bumi dalam tiga golongan:
15 daerah dipandang berkemajuan;
10 bangsa dipandang setengah terbelakang;
28 bangsa dipandang sebagai daerah-daerah yang terbelakang.
Dalam hubungan ini haruslah diperhatikan kenyataan-kenyataan yang berikut: Export Amerika selama masa 1936-1940 ke negara-negara yang berkemajuan berjumlah $ 5.80 setahun untuk setiap orang penduduk dari ke-15 negara tersebut. Export kenegara-kenegara yang dipandang setengah keterbelakang berjumlah hanya $ 1.25 seorang setiap tahun. Sedangkan dalam keadaan-keadaan yang dipandang keterbelakangan export itu hanya berjumlah 70 ct. seorang setahun.
Rakyat di negeri-negeri yang berkemajuan mempunyai penghasilan setiap orang setahun diantara $ 554 di Amerika dan $ 215 di Argentina. Penghasilan setiap jiwa dalam 15 negeri-negeri yang sudah maju itu jumlahnya rata-rata $ 389 setahun. Negeri-negeri ini terhitung langganan yang terbaik bagi Amerika.
Sementara itu rakyat dalam negeri-negeri yang setengah terbelakang mempunyai penghasilan rata-rata $ 154 sejiwa setahun, sedang dalam 28 negeri yang terbelakang penghasilannya hanya rata-rata $ 41 sejiwa setahun.
Maka bolehlah diambil kesimpulan bahwa usaha menaikkan derajat kemakmuran, kesehatan dan pendidikan dalam negeri-negeri yang terbelakang itu bukanlah samata-mata soal murah hatinya Amerika, melainkan juga menjadi soal kepentingan Amerika sendiri. Hal ini dengan tegasnya telah disebut oleh Presiden Truman.
Rencana Pasal 4 itu boleh dibagi dalam dua bagian: pertama, suatu rencana yang luas tentang bantuan teknis kepada negeri-negeri yang terbelakang; kedua, suatu rencana untuk menganjurkan penanaman modal partikelir di negeri-negeri itu untuk maksud-maksud yang disetujui Pemerintah Amerika.
Sumber Kekayaan Diselidiki
Tugasnya bantuan teknis itu ialah mengadakan penyelidikan tentang sumber-sumber pokok perekonomian dalam masing-masing negeri-negeri yang bersangkutan. Berdasar kepada hasil penyelidikan itu, dapatlah dirancangkan rencana yang berguna bagi usaha memajukan negeri yang bersangkutan itu, serta juga untuk kemakmuran seluruh dunia. Rencana bantuan teknis itu dapatlah dilaksanakan dengan perantaraan Organisasi Serikat Bangsa-bangsa serta cabang-cabangnya yang khusus berusaha dalam sesuatu lapangan usaha, oleh Pemerintah Amerika Serikat, serta oleh badan-badan partikelir di Amerika, baik yang bersifat komersiil, maupun yang tidak bersifat demikian. Presiden Truman telah diminta kepada Kongres supaya disediakan $ 45 juga untuk bagian ini dari pada programnya. Ditambah dengan $ 40 juta yang sudah disediakan bagi PBB guna melakukan usaha penyelidikan serta lain-lain ikhtiar bantuan teknis, sejumlah $ 85 juta akan tersedia guna melakukan usaha penyelidikan serta usaha yang bersangkutan dengan dia.
Soal yang terlebih penting dalam rencana ini ialah cara memasukkan modal partikelir kedalam negeri-negeri itu. Maka Pemerintah Amerika mempunyai maksud akan mengadakan suatu fonds (cerana?) jaminan, dengan perantaraan Export Import Bank untuk sejumlah $ 1000 juta. Fonds itu maksudnya akan disediakan sebagai jaminan untuk calon penanaman modal, bahwa meraka akan dapat menukarkan uang keuntungan dan sebagian modalnya, selalu amortisasi, dengan uang dollar Amerika Serikat.
Presiden Truman juga mengemukakan kepada Kongress bahwa dengan pemerintah-pemerintah asing akan diadakan perundingan untuk mengusahakan supaya kaum penanam modal akan diberikan jaminan terhadap penyitaan harta bendanya, serta terhadap kerusakan yang disebabkan oleh perang atau pemberontakan.
Pasal empat-ERP
Rencana untuk memajukan negeri-negeri yang terbelakang itu telah bertambah pentingnya, berhubung denga kenyataan Rencana Marshall, tetap negeri-negeri Eropa Barat ternyata tidak sanggup menutup dolar defisitnya. Menurut dugaan yang hati-hati dari kaum peninjau resmi maupun yang tidak resmi, dalam tahun 1952, sehabis berakhirnya bantuan ERP, negeri-negeri Eropa Barat niscaya akan tetap mempunyai balans dollar yang negatif sejumlah dua sampai dua setengah ribu juta dollar. Maka tak boleh tidak akan terbit.
***
Penulis: Soemitro Djojohadikoesoemo
Editor: Agung Purwandono