3 Derita Karyawan Supermarket dan Toko Grosir di Momen Golden Week

Meski menderita, kami, para karyawan supermarket atau toko grosir turut bersuka cita atas momen ini.

3 Derita Karyawan Supermarket dan Toko Grosir di Momen Golden Week

Ilustrasi 3 Derita Karyawan Supermarket dan Toko Grosir di Momen Golden Week

MOJOK.COMeski menghadirkan derita, kami, para karyawan supermarket atau toko grosir tetap menyukai momentum sekali dalam sebulan ini.

Awal bulan memang waktu yang paling tepat untuk menyambangi supermarket atau toko grosir favoritmu, bukan? Gaji yang mengalir deras di rekening berbanding terbalik dengan kebutuhan rumah tangga yang mulai kosong melompong di laci-laci rumahmu. 

Kamu pasti akan bergegas membuat daftar barang kebutuhan. Sebagian lagi merasa tak perlu membuat daftar semacam itu karena berapa saja harga barang di supermarket atau toko grosir tentu saja tak jadi masalah.

Di sisi lain, kami, para karyawan supermarket atau toko grosir turut bersuka cita atas momen ini. Alasannya tak lain tak bukan karena tempat kami mencari pundi-pundi rupiah ini pasti akan ramai dan sangat berpotensi mencapai target sales harian yang sulit kami meraihnya ketika hari biasa.

Pada waktu yang sering kami sebut Golden Week ini, biasanya tim di supermarket atau toko grosir tidak diperkenankan untuk libur. “Ingat ya Bapak, Ibu, minggu depan tidak boleh ada yang libur. Kita harus full team guna memaksimalkan pelayanan dan operasional toko.” Manajer saya selalu mengucapkan kalimat itu tepat satu minggu sebelum momen ini.

Rak produk yang kosong dan acak-acakan

Suasana supermarket atau toko grosir yang sebelumnya tenang, mendadak berubah bak lautan manusia. Kami, para karyawan, ketika melihat ke depan dan ke belakang, melirik ke kiri dan ke kanan, manusia dari berbagai kalangan dan bidang pekerjaan berjubel memadati setiap lorong yang ada di dalam toko.

Umumnya, lorong supermarket atau toko grosir yang paling crowded adalah mie instan, snack, susu, beras, dan tepung. Kemudian, diikuti area fresh yang menyediakan produk-produk buah, sayur hingga makanan beku, daging, serta seafood.

Selain rak yang pasti cepat kosong, di lorong ini, karyawan pasti harus menemukan solusi dengan cepat. Salah satunya merapikan kembali produk yang acak-acakan sembari mengisinya dengan segera. Iya, karyawan pun harus secepat kilat mengisi ulang produk yang kosong dan berantakan agar tak memicu omelan dari manajer maupun customer.

Permintaan aneh customer

Sekalipun terlihat sibuk di divisinya masing-masing, para karyawan supermarket atau toko grosir tetap dituntut untuk profesional dalam melayani kemauan customer. Slogan “Customer adalah raja”, sangat terasa di sini. 

Mending jika keinginannya masih wajar dan customer menyampaikannya secara baik-baik. Sayangnya, tak semua customer berperilaku seperti itu. Ujung-ujungnya karyawan lagi yang kena getahnya.

Salah satu kasusnya pernah saya alami sendiri baru-baru ini. Ada seorang customer yang mengaku sudah menjadi pelanggan loyal sejak bertahun-tahun yang lalu di supermarket atau toko grosir tempat saya bekerja. Saat itu, dua hendak membeli ikan mas baby, lalu meminta karyawan untuk menggoreng ikan tersebut.

Padahal, seumur-umur bekerja di toko, saya dan karyawan tersebut tak pernah sekali saja menerima permintaan semacam yang diujarkan oleh customer itu. Mengacu pada panduan SOP (Standard Operating Procedure) pun tidak ada ketentuan menggoreng ikan seukuran ibu jari tersebut.

Sayangnya, ketika disampaikan secara baik-baik, customer tersebut malah marah dan berteriak mengatakan, “Kalian jangan mempermalukan saya ya! Saya ini bukan sekali-dua kali berbelanja di sini!”

Menelan komplain pedas

Bukan rahasia lagi jika menjelang gajian, berbagai promo akan diluncurkan. Tim marketing di Head Office pun akan jor-joran mengerahkan tenaga dan pikirannya guna menarik minat berbelanja customer

Selain bekerja sama dengan pihak supplier, mereka pun turut menjalin kerja sama dengan pihak bank yang ingin mengadakan promo potongan harga sekian persen bagi para customer yang membayar menggunakan debit bank tertentu.

Sialnya, pernah suatu kali, sebuah bank tiba-tiba saja membatalkan program promosinya tepat di H-1 momen gajian. Tak diketahui alasan pastinya kenapa, yang jelas tim supermarket atau toko grosir, terutama kasir dan manager, harus rela terkena dampratan customer yang tidak terima akan hal ini.

Satu kalimat komplain yang masih terngiang jelas, “Jangan sementang promo, kalian seenaknya bilang bank membatalkan potongan harga! Kalian jangan main watak seperti ini!” Selesai mengucapkan kalimat itu, curtomer pasti memasang muka cemberut. Lalu, manajer saya hanya bisa meminta maaf. Yang bertugas di kasir akan mengelus dada karena tak tahu-menahu perihal ini.

Dear customer, please be kind

Sebenarnya masih banyak sekali hal aneh bin ajaib yang terjadi di momen Golden Week. Kebanyakan kasusnya mirip-mirip dengan tiga poin di atas. Walaupun terkadang kesabaran harus diuji oleh berbagai macam tingkah polah customer, tetapi kami, para karyawan supermarket atau toko grosir tetap menyukai momentum sekali dalam sebulan ini.

Harapan dari kami adalah agar para customer memperoleh pelayanan dan pengalaman berbelanja terbaik. Dan tak lupa pula kusampaikan, “Dear customer, please be kind.” Karyawan supermarket atau toko grosir juga manusia, kan. Menjaga perasaan kami pasti akan menguntungkan customer.

BACA JUGA 8 Derita Sehari-hari Karyawan Minimarket dan kisah menarik lainnya di rubrik ESAI.

Penulis: R. Ghena Oktafira

Editor: Yamadipati Seno 

Exit mobile version