MOJOK.CO – Komik Doraemon dibawa ke ranah politik secara serampangan. Dasar politikus “ngising”. Tidak tahu makna luhur yang dibawa Doraemon (dan Kapten Tsubasa).
Chusnul Mar’iyah, eks Komisioner KPU membuat blunder. Chusnul berkata: “Apakah leaders mampu melakukan itu kalau bacaannya Doraemon? Kita membutuhkan pemimpin yang bisa membaca.”
Ketika berkata seperti itu, Chusnul sedang pidato di sebuah acara yang diadakan di Padepokan Pencak Silat TMII. Ketika “berkampanye” itu, Chusnul mengkritik pemerintahan saat ini yang seharusnya bisa memenuhi amanat konstitusi. Dan, beliau menegaskan kalau pemimpin jangan hanya membaca Doraemon.
“…Kalau kita menginginkan ada pergantian pemerintahan di 2019, kita perlu kembali ke visi kebangsaan kita. Melindungi segenap rakyat Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Apakah sudah sekarang ini? kadaulatan negara ini diserahkan dengan sukarela tanpa malu oleh rezim ke asing.”
Ada beberapa hal yang perlu kita pahami. Pertama, semua hal, yang dipaksakan masuk ke dalam politik memang menjadi busuk. Jadi jelek. Ya seperti situasi kampanye di Pilpres 2019. Tidak ada pelajaran politik yang indah untuk masyarakat. Yang ada hanya saling serang tanpa memedulikan akibat yang bisa ditimbulkan.
Kedua, jangan-jangan Chusnul Mar’iyah tidak pernah baca komik. Mantan Komisioner KPU yang pernah dituntut 3 tahun 6 bulan karena pencemaran nama baik Roy Suryo pada tahun 2007 ini seperti mengecilkan kekuatan sebuah komik. Apalagi, secara spesifik, beliau berkata: “Apakah leaders mampu melakukan itu kalau bacaannya Doraemon? Kita membutuhkan pemimpin yang bisa membaca.”
Doraemon, adalah salah satu komik legendaris dari Jepang. Kalau kamu kelahiran 80 dan 90an dan ditanya komik apa yang paling berbekas pasti terselip Doraemon di sana. Ini memang komik anak-anak, tetapi kandungan makna yang terdapat di dalamnya bukan main.
Lewat kemalasan dan kemalangan Nobita, kita diajari untuk pantang menyerang, mengasihi sesama tanpa memandang latar belakang, hingga rasa setia kawan. Lewat Giant, kita belajar arti setia kawan secara penuh. Ia memang jahil. Namun, ketika temannya terancam bahaya, Giant akan berdiri di depan untuk melindungi.
Doraemon? Ia mengajari kita semua hal tentang kebaikan. Kesetiaan, kesabaran, dan pengasih. Bukankah semua kebaikan itu perlu dimiliki pemimpin?
Saya pasti lebih suka pemimpin saya gemar membaca Doraemon dan menerapkan segala kebaikannya ketika memimpin. Apalagi dibandingkan pemimpin yang bacaannya sebuah novel fiksi dan menjadikan kontennya sebagai bahan kampanye. Akhirnya, ia hanya menyebarkan ketakutan dan kabar bohong.
Ini kita baru sedikit menyinggung satu komik, Doraemon, tetapi sudah kelihatan kalau Chusnul sudah bikin kesalahan besar. Biar makin kelihatan blunder, mari kita bahas soal Kapten Tsubasa.
Tahukah kamu, komik Kapten Tsubasa sudah terjual 82 juta kopi di seluruh dunia. Berdasarkan polling TV Asahi pada 2005, serial anime Kapten Tsubasa duduk di peringkat 41 daftar 100 serial anime paling populer. Artinya apa? Artinya sepak bola yang menjadi latar cerita komik remaja ini mampu menjamah segala penjuru dunia.
Dan, tidak terkecuali, Kapten Tsubasa menjamah anak-anak remaja di penjuru dunia dengan bakat sepak bola sundul langit. Mulai dari Alessandro Del Piero, Fernando Torres, Andres Iniesta, hingga Lionel Messi. Saya yakin, pembaca tulisan ini sudah paham betul soal fakta tersebut, bahwa Kapten Tsubasa menginspirasi pemain-pemain kelas dunia di kala remaja.
“Saya ingat saat masih kanak-kanak, kami tidak dapat menangkap sinyal televisi dengan baik [di rumah], namun semua orang di sekolah sedang ramai membicarakan serial kartun Jepang tentang sepakbola. Saya mulai bermain bola karena (kartun ini) … saya suka sekali kartun tersebut,” aku Torres.
Narasi besar komik Kapten Tsubasa adalah pantang menyerah dalam segala situasi dan mengajak para remaja untuk bermimpi besar. Dua narasi itulah yang menjadi wajah karier seorang Lionel Messi.
Ia, yang menderita kelainan hormone, diprediksi tidak akan bisa meneruskan kariernya ke jenjang profesional. Biaya berobat yang mahal, menjadi alasan keluarga Messi tak bisa menghadapi situasi itu.
Lewat pengorbanan dengan meninggalkan rumah sejak kecil untuk bergabung dengan Barcelona, rasa sakit ketika menjalani terapi, Messi menjadi “dewa” di Spanyol dan dunia. Perjuangan tak kenal lelah, pantang menyerah dengan keadaan, dan berani bermimpi besar dari sosok Kapten Tsubasa terlihat di setiap jenjang karier Messi.
Saya ingatkan sekali lagi. Seorang pemimpin, selalu membutuhkan sikap pantang menyerah dan mau bermimpi besar untuk bangsanya. Ia tidak boleh kalah dengan keadaan. Apalagi kepada oposisi yang narasinya begitu negatif terhadap segala sesuatu.
Ia harus memberi contoh kepada warganya bahwa dirinya tak mudah tunduk dengan keadaan. Penuh determinasi, solutif, tegar, dan masih banyak lagi, bisa kamu temukan lewat sebuah komik Doraemon dan Kapten Tsubasa.
Tsubasa membuat Torres dan Messi di kala remaja bisa tetap bermimpi. Apa jadinya Messi tanpa Kapten Tsubasa? Bisa jadi, kita tidak akan pernah bisa menikmati keajaiban-keajaiban pemain asal Argentina tersebut. Sebuah komik, yang diadaptasi menjadi anime, mengubah dunia.
Dear kalian yang sedang bertarung di panggung politik. Tidak semua hal yang seharusnya baik kalian bawa ke ranah politik untuk menyerang lawan. Apalagi membawa komik secara serampangan ke dalam dunia busuk kalian.
Jangan dekat-dekat dengan komik. Sudah cukup hal yang kalian rusak dengan propaganda dan narasi-narasi penuh ketakutan.
Komik, terlalu luhur bagi kalian. Kalau menghargai Doraemon (dan Kapten Tsubasa) saja tidak bisa, bagaimana kalian akan menghargai hal-hal yang lebih “tinggi”? Misalnya soal toleransi, pemenuhan hak, dan kesetaraan. Dasar NGISING!