MOJOK.CO – Real Madrid dan Florentino Perez cerdas seperti Oda Sensei kreator One Piece. Semuanya berjalan dengan perhitungan yang pas, untuk memanen investasi di saat tepat.
Perdebatan soal Naruto dan One Piece belum juga mereda. Bagus yang mana? Saya nggak berani menjawab. Maklum, hooligans Naruto dan One Piece itu sama-sama beringas.
Takutnya, email saya diteror kalau milih salah satu. Kayak email Rizky Prasetya yang banjir makian beberapa hari ini karena ngatain Naruto itu sampah. Lucunya, mereka yang ngata-ngatain Rizky lewat email selalu mengisi kolom “subject”. Ini kayak kamu nyatronin rumah orang mau ngamuk, tapi permisi dulu.
Well, tapi kalau ngomongin soal One Piece, kekaguman saya pasti terarah kepada Eiichiro Oda. Beliau adalah mangaka yang menciptakan tokoh Monkey D. Luffy dan kawan-kawannya. Bagi saya, investasi tokoh dan penyusunan alur di dalam manga ini keren sekali.
Setiap tokoh diperkenalkan secara proprosional. Makanya, setiap tokoh penting di One Piece punya kedekatan batin tersendiri dengan fansnya. Oda Sensei tidak terburu-buru untuk memunculkan tokoh kunci. Mungkin, untuk satu aspek ini, One Piece memang lebih rapi ketimbang Naruto.
Manajemen tokoh ini ada di sepak bola. Kalau kamu fans Real Madrid, kamu harus bangga dengan kerja cerdas dari Pak Presiden, Florentino Perez. Di tangan Pak Perez, Los Blancos belajar dari kesalahan dan kini menjadi sebuah tim yang menjanjikan. Di sini, saya ingin berbicara soal kejelian Florentino Perez mengumpulkan wonderkid.
Istilah wonderkid merujuk kepada pemain muda yang kelak akan menjadi pemain kelas dunia. Tentu saja si pemain muda harus dilatih dengan benar dan punya mental yang dibutuhkan.
Menurut saya, sekaya apapun sebuah tim, investasi kepada wonderkid harus selalu dilakukan. Meski tim tersebut punya uang untuk membeli semua pemain mahal di dunia, pada kenyataannya tidak semua pemain mau bergabung. Banyak faktor yang membuat keinginan mengumpulkan pemain terbaik menemui kegagalan. Real Madrid belajar kenyataan ini lewat sebuah pengalaman pahit bernama proyek gagal Los Galacticos.
Pada titik ini, Real Madrid berstrategi seperti Oda Sensi lewat One Piece. Apakah kamu masih ingat perdebatan mana yang lebih berkualitas, antara Martin Odegaard dan Alen Halilovic? Odegaard diprediksi akan menjadi pemain masa depan Real Madrid. Sementara itu, Halilovic diproyeksikan menjadi penerus Lionel Messi di Barcelona.
Apa yang terjadi? Nama Halilovic tenggelam, sementara Odegaard berkembang dengan baik. Real Madrid bekerja cepat untuk mengamankan tanda tangan Odegaard di usia 15 tahun. Waktu itu, Odegaard diharapkan langsung dipakai di tim utama demi menyaingi meroketnya nama Halilovic di Barcelona.
Namun, manajemen Real Madrid menempuh jalan memutar. Sebuah keputusan yang harus mendapat apresiasi. Jalan memutar bagi Odegaard adalah jalan terbaik bagi perkembangan kualitas dirinya. Sebuah langkah “mengulur waktu” yang juga dilakukan Oda Sensei Ketika memperkenalkan lalu memunculkan Bos Jinbei, kapten Sun Pirates.
Di awal-awal petualangannya, Luffy harus menghadapi Arlong, nakama Jinbei. Saat itu, nama Jinbei sudah disebut-sebut sebagai salah satu bajak laut berbahaya. Mungkin sudah ada pembaca berharap Jinbei muncul untuk menyelamatkan Arlong yang dihajar Luffy. Namun, harapan itu tidak terwujud.
Oda Sensi sudah menyiapkan sebuah latar cerita yang brilian. Jinbei, yang dulu diprediksi akan menjadi lawan Luffy selanjutnya, justru menjadi tokoh kunci di One Piece. Jinbei ikhlas mengorbankan sebagian usianya untuk menyelamatkan Luffy dari kejaran bajak laut Big Mom. Kini, Jinbei malah menjadi juru kemudi kapal bajak laut Topi Jerami. Bos Jinbei bisa menjadi tokoh kunci di pertarungan Luffy melawan Kaido di paruh akhir One Piece.
Saya yakin, semua fans One Piece bersorak kegirangan ketika Bos Jinbei muncul di Negeri Wano. Bos Jinbei, sang kesatria laut punya kekuatan besar. Kekuatan yang melengkapi kru Topi Jerami.
Saat ini, Odegaard sudah berusia 21 tahun. Melalui jalan yang memutar, melalui berbagai pengalaman dipinjamkan ke banyak klub, pemain asal Norwegia itu menemukan kematangannya. Namun, meskipun begitu, Odegaard sudah meminta secara langsung kepada manajemen Real Madrid untuk dipinjamkan satu musim lagi ke Real Sociedad.
Salah satu ciri pemain berkualitas adalah tahu kekurangan dirinya. Ketika Odegaard sadar kalau kematangan saja belum cukup, fans Real Madrid harus bersyukur kalau seorang “Bos Jinbei” akan datang di saat yang tepat. Investasi tokoh yang dilakukan Real Madrid dan Florentino Perez ini bakal berbuah tidak lama lagi.
Sebetulnya, investasi ke pemain muda itu hal biasa. Saya yakin semua klub besar melakukannya. Satu hal yang membedakan adalah kesabaran dan kebesaran hati sebagai klub besar.
Real Madrid “merawat” betul Odegaard karena tahu kualitasnya ketika muncul kelak. Apakah fans Barcelona, misalnya, bisa berkata hal yang sama ketika membicarakan Carles Alena dan Carles Perez? Alena tidak pernah mendapatkan kepercayaan, sementara Carles Perez dilepas ke AS Roma. Keduanya tidak mendapatkan “garansi masa depan” dari Barcelona.
Barcelona tidak punya plot yang jelas untuk pemain muda mereka. Untuk saat ini, tentu saja, ketika Real Madrid dan Florentino Perez terus berinvestasi kepada pemain muda.
Selain Odegaard, Real Madrid sudah punya Reinier Jesus (18 tahun), Eder Militao (22 tahun), Vinicius (19 tahun), Rodrygo Goes (19), Fede Valverde (21), dan Achraf Hakimi (21). Pemain-pemain muda yang dibeli, diperam, dan dirawat, kelak akan muncul sebagai tokoh kunci seperti Bos Jinbei di One Piece.
Akan tiba saatnya nanti ketika Real Madrid tidak perlu lagi memborong pemain-pemain mahal. Ada saatnya mereka tinggal memanen pemain muda saja ketika saatnya tiba. Seperti ketika fans One Piece “memanen” investasi tokoh Bos Jinbei di waktu yang tepat. Bagi Oda Sensei, tidak ada istilah terlalu cepat atau terlalu lambat. One Piece universe berjalan di atas kerumitan dengan perhitungan waktu yang pas.
BACA JUGA One Piece Mungkin Ceritanya Bermasalah, tapi Naruto Jelas-jelas Sampah atau tulisan-tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.