Kalau Real Madrid, Barcelona, dan PSG Bergerak, Deadline Day Eropa Bakal Memanas

MOJOK.COSaat ini memang masih “dingin”, namun deadline day akan bergejolak ketika Real Madrid, Barcelona, dan PSG masuk ke gelanggang. Siapa yang bakal foya-foya?

Sekitar dua hari lagi, bursa transfer Eropa bakal tutup jendela. Sampai saat ini, pergolakan di lantai jual dan beli belum terasa. Beberapa tim besar Eropa tidak bergerak terlalu “liar” seperti dua atau tiga musim ke belakang. Hingga saat ini, total belanja semua klub-klub di lima besar liga di  Eropa hanya 3,8 triliun paun dengan 1.413 pemain yang terlibat di dalamnya.

Salah satu sebab kecilnya nilai transfer dan sedikitnya jumlah pemain yang terlibat dalam aktivitas transfer adalah tutupan jendela transfer Liga Inggris yang lebih dini. Mayoritas klub di Inggris setuju untuk mengakhiri aktivitas menjual dan membeli pemain sebelum liga dimulai. Catatan khusus, klub di Inggris tidak boleh membeli lagi, tetap boleh menjual atau meminjamkan pemain ke liga di luar Inggris.

Liga Inggris, sebagai liga paling mahal di dunia, biasanya, menyumbang hampir separuh total nilai transfer Eropa. Di luar Inggris, tidak banyak klub yang bisa dan mau mengeluarkan dana di atas 70 juta paun untuk satu pemain, bahkan Real Madrid untuk lima tahun terakhir. Praktis hanya Paris Saint-Germain (PSG) Barcelona yang kemungkinan akan berbelanja. Tentu ditambah Real Madrid jika mengintip skuat mereka saat ini.

Catatan kedua, yang dibahas di dalam tulisan ini adalah kemungkinan transfer pemain mendekati atau di atas nilai 50 juta paun. Mengapa? Karena semakin dekat dengan penutupan jendela transfer, ketika sebuah klub besar membutuhkan amunisi baru, sangat masuk akal apabila harga pemain akan naik. Prinsip ekonomi, barang berkualitas berjumlah sedikit, harganya pasti naik.

Membedah kebutuhan Real Madrid, PSG, dan Barcelona

Mari kita bedah kemungkinan-kemungkinanya. Kita tengok bagaimana Julen Lopetegui dan Real Madrid. Pelatih asal Spanyol tersebut kemungkinan masih akan melanjutkan “tradisi Zinedine Zidane” selama melatih. Yang saya maksud adalah membeli pemain muda berpotensi dengan harga yang murah.

Selama ini, Lopetegui juga tidak dikenal sebagai pelatih yang dengan mudah meminta klub membeli pemain mahal. Memang, beliau lebih banyak melatih tim muda sebuah negara. Situasi ini melahirkan kecenderungan. Seperti yang Lopetegui tegaskan di awal kepemimpinannya bahwa Real Madrid akan mengandalkan Isco Alarcon dan Marco Asensio.

Situasi bisa berubah ketika Lopetegui mempetimbangkan kedalam skuat dan banyaknya kompetisi yang diikuti Real Madrid. Terutama ketika kita berbicara kedalaman lini depan, yang saat ini hanya punya Karim Benzema dan Borja Mayoral.

Satu striker senior dan satu junior. Sayangnya, Borja Mayoral nampak sulit berkembang dan memasrahkan lini depan kepadanya saja tentu tidak ideal. Oleh sebab itu, Lopetegui banyak menduetkan Benzema dan Gareth Bale di depan. Nah, bagaimana apabila salah satu atau bahkan keduanya tidak bisa bermain karena cedera. Tentu ini sebuah masalah.

Opsi Real Madrid adalah membeli pemain. Salah satu yang sudah lama diincar dan diberitakan oleh media adalah Robert Lewandowski, penyerang Bayern Munchen. Satu hal yang membuat harga Lewandowski akan semakin mahal adalah pernyataan bahwa dirinya akan berkomitmen kepada Bayern Munchen untuk saat ini.

Ketika seorang pemain mengikat janji setia dengan klub, harga pasarnya jelas akan naik, meski janji tersebut hanya ditegaskan secara lisan. Manajemen Bayern akan punya kekuatan untuk menolak tawaran klub lain. Di sinilah harga pemain akan dinaikkan. Jika Real Madrid tetap keukeuh mengejar striker asal Polandia tersebut, dana tak kurang dari 50 juta paun harus mereka siapkan.

Alternatif kedua untuk Real Madrid adalah Edinson Cavani, striker PSG. Untuk mendapatkan tanda tangan Cavani, dana yang perlu disiapkan bisa semakin tinggi dibandingkan apabila mengejar Lewandowski. PSG tidak dalam posisi ingin menjual si pemain dan juga tidak dalam posisi mengejar striker klub lain.

Jika transfer ini dipaksakan terwujud, maka harga akan melambung. Tidak hanya berkaitan dengan Cavani saja, melainkan dengan striker lain yang dijadikan “ban serep” oleh PSG. Sebut saja Mauro Icardi atau Harry Kane. Berapa harga keduanya? Tidak bakal kurang dari 100 juta paun, atau bahkan sampai di angka 200 juta.

Satu hal lagi yang bakal membuat harga Cavani semakin tinggi adalah situasi PSG yang tidak bisa dengan mudah membeli pemain mahal lagi dalam waktu dekat setelah meresmikan Neymar dan Kylian Mbappe di dua musim terakhir. Namun, jika memang harus membeli, kita berbicara sebuah klub yang di belakangnya berdiri sebuah “kekuatan negara”. Kamu pasti paham maksud saya.

Bagaimana dengan Barcelona?

Nah, klub ketiga yang mungkin akan berbelanja, bahkan harus berbelanja adalah Barcelona. Kebetulan, Barcelona juga akan berbelanja striker. Tanggal 28 Agustus 2018 yang lalu, Barcelona baru saja melepas Paco Alcacer ke Borussia Dortmund dengan status pinjaman. Bermain dengan skema dasar 4-3-3 dan 4-4-2, Ernesto Valverde butuh striker pelapis (atau penerus) Luis Suarez.

Saat ini, Barcelona punya banyak pemain yang bisa saja bermain di depan. Namun, para pemain ini berposisi sebagai penyerang sayap. Mulai dari Ousmane Dembele, Malcom, hingga Philippe Coutinho (jika dipaksakan). Munir El Haddadi? Masih agak sulit memasukkan pemain muda tersebut ke dalam perkiraan ini.

Masalahnya adalah, agak sulit mencari penyerang dengan spesifikasi yang cocok dengan cara bermain Barcelona. Ia tidak hanya bisa menjadi striker murni, namun terlibat aktif di dalam proses bermain Barcelona. Nah, ketika ketersediaan pemain dengan spesifikasi ini semakin sedikit, maka harga akan semakin mahal.

Hingga saat ini, belum ada nama konkret yang dikaitkan dengan Barcelona. Salah satu nama yang dahulu sempat dikaitkan dengan Barcelona adalah Frankie De Jong, gelandang yang bisa bermain sebagai penyerang sayap. Namun, tanggal 29 Agustus ini, De Jong sudah resmi menolak Barcelona dan memilih bertahan bersama Ajax.

Ketika menginjak tanggal 31 Agustus nanti, Barcelona harus menyiapkan dana yang besar untuk membeli striker. Kalau tidak membeli, kedalaman lini depan Barca akan cukup memprihatinkan. Mengandalkan Suarez dan Lionel Messi saja tentu akan sangat berbahaya.

Satu kesamaan menarik dari Real Madrid dan Barcelona adalah keduanya sama-sama membutuhkan striker. Jika keduanya tidak membeli striker, musim 2018/2019 akan sangat bergantung kepada kecerdasan pelatih mentransformasikan ide di atas lapangan dan melakukan rotasi.

Exit mobile version