MOJOK.CO – Uruguay vs Rusia | Samara Arena, Rusia | Live TransTV, K Vision, Usee Tv 21.00 WIB | Prediksi: Uruguay menang.
Laga Uruguay vs Rusia masih menyisakan satu status untuk diperebutkan. Kedua negara ini sama-sama mengumpulkan enam poin dari dua kemenangan dan sudah dipastikan lolos ke babak 16 besar Piala Dunia 2018. Oleh sebab itu, tajuk utama laga Uruguay vs Rusia adalah pertarungan untuk menentukan siapa yang berhak menjadi pemuncak Grup A.
Bermain di rumah sendiri, setidaknya ketika menghadapi dua Arab Saudi dan Mesir, Rusia menunjukkan kolektivitas yang tak main-main. Skuat asuhan Stanislav Cherchesov membuktikan arti penting “kemewahan bisa bermain di Piala Dunia”. Meski lolos dengan menyandang status tuan rumah, Rusia tak kehilangan satu titik konsentrasi sekali pun.
Dua laga yang sudah dilalui Rusia adalah melawan Arab Saudi dan Mesir. Dari dua pertandingan tersebut, Rusia mampu mencetak delapan gol. Catatan bagus yang menjadikan Rusia sebagai salah satu tim produktif di Piala Dunia kali ini. Selain kolektivitas, Rusia menunjukkan warna determinasi tinggi dan kreativitas.
Arab Saudi memang tak banyak memberikan perlawanan meskipun sempat merepotkan sebelum pada akhirnya dihajar dengan skor 5-0. Situasi serupa juga nampak dari performa Mesir. Kehilangan performa terbaik Mohamed Salah yang dipaksa lekas pulih dari cedera bahu membuat tim ini kehilangan seperuh kekuatannya.
Menghadapi dua lawan yang “pincang”, ditambah status mereka sebagai tuan rumah, kereta cepat Rusia sulit diredam. Oleh sebab itu, di pertandingan terakhir melawan Uruguay, boleh dikata, Rusia baru akan merasakan “tekanan” dari Piala Dunia. Banyak tim unggulan, dengan level kreativitas tinggi, yang mentok ketika menghadapi deep block dan situasi bola mati. Dua aspek yang celakanya menjadi kelebihan Uruguay.
Cara bermain Uruguay itu seperti cuaca cerah di musim panas. Jelas, jernih, dan sepertinya mudah dipahami. Anda boleh menggunakan kata “pragmatis” untuk menggambarkan cara bermain skuat asuhan Oscar Tabarez ini. Saking terlihat sederhana, Uruguay sering dipandang sebelah mata. Terutama ketika melihat catatan gol yang sangat irit di Piala Dunia kali ini.
Namun, apakah memang cara bermain Uruguay memang sesederhana itu? Sekilas mata memang betul. Sebuah pandangan yang lahir dari mata pundit dan komentator yang sering merendahkan sebuah negara yang punya pertahanan kokoh. Perlu diingat, bertahan di sepak bola adalah pekerjaan paling sulit. Di sana, Anda membutuhkan konsentrasi, koordinasi, dan kedisiplinan penuh selama 90 menit. Anda mau meremehkan kerja keras seseorang?
Bermain dengan skema dasar 4-4-2, Uruguay menunjukkan bahwa dengan modal pertahanan kuat mereka bisa tampil di Piala Dunia. Tidak seperti negara kepulauan yang dipenuhi talenta dan bakat alam namun minim kualitas liga. Apalagi komentator yang sengak dan suka merendahkan tim yang jago bertahan.
Kuat di belakang, Uruguay cenderung tidak neko-neko, tidak bermain dengan cara yang rumit. Intinya adalah meredam serangan lawan di daerah pertahanan sendiri, lalu sebisa mungkin men-servis duet penyerang, Edinson Cavani dan Luis Suarez. Boleh dibilang, duet Cavani dan Suarez adalah duet paling ideal di Piala Dunia 2018 kali ini. Selain karena sudah lama bermain bersama, keduanya punya corak permainan yang berbeda. Keduanya bisa saling melengkapi.
Uruguay juga punya dua corak di lini tengah, yaitu combative dan creative. Dua corak yang mampu untuk menyesuaikan diri dengan berbagai jenis lawan. Lucas Torreira menginjeksikan corak tangguh di lini tengah, sedangkan Rodrigo Bentancur, Matias Vecino, dan Federico Valverde menjadi sumur kreativitas tim ini. Pun, selain Torreira, ketiga pemain tersebut juga tak masalah ketika harus bermain lebih keras.
Dua pertandingan Uruguay melawan Mesir dan Arab Saudi berakhir dengan kemenangan yang identik, yaitu skor 1-0. Mereka hanya mencetak dua gol, sembari mencatatkan nol kebobolan. Mari kita lihat dari sudut pandang yang berbeda: hanya dengan dua gol, Uruguay bisa mengumpulkan enam poin dan lolos ke babak 16 besar.
Lawannya hanya sekelas Mesir dan Arab Saudi? Putar kembali ingatan Anda ke Piala Dunia 2014 ketika Uruguay mempecundangi Inggris dan Italia dengan skor yang “minimal”. Ketika berhadapan dengan tim besar, yang lebih banyak menguasai bola, Uruguay justru lebih berbahaya.
Uruguay ini seperti petinju kelas berat yang jago counter. Hook kanan dan pukulan cross counter memanfaatkan serangan lawan bisa sangat mematikan. Seorang petinju yang melepaskan pukulan lebar dan kena counter telak di dagu akan jatuh terkapar dengan mudah. Pukulan yang memanfaatkan bobot tubuh lawan ini adalah salah satu senjata mematikan di dunia tinju.
Serangan balik dengan duet Cavani dan Suarez sebagai pusatnya seperti pukulan cross counter yang menyerang titik buta lawan. Cavani dan Suarez memang belum menemukan level klinis mereka di Piala Dunia kali ini. Namun satu hal yang pasti, Uruguay menjadi sulit dikalahkan. Satu aspek yang membuat siapa pun lawan Uruguay perlu sangat waspada.
Rusia bakal menyeruduk sambil mengeluatkan pukulan jab-jab kecil, lalu dilanjutkan pukulan kombinasi satu-dua tangan kiri dan kanan. Liver blow Rusia bertujuan untuk mengakumulasi cedera di tubuh Uruguay. Ketika block Uruguay turun karena cedera di bagian tubuh, Rusia akan melepaskan uppercut tajam ke arah dagu. Strategi yang boleh saja dilakukan.
Apakah Rusia bisa mempertahankan endurance seperti petinju legendaris mereka, Alexander Povetkin, petinju kelas berat juara Olimpiade 2004 yang hanya kalah angka dari Wladimir Klitschko? Ataukah Rusia akan seperti Pavel Maliko yang bisa di-KO Daud “Cino” Yordan dari Indonesia di ronde ke-8?
Waspadai serangan balik, perkokoh block dua tangan, dan efektif memaksimalkan body blow. Rusia punya senjata. Namun apakah mereka bisa mengeluarkan senjata itu ketika terlalu sibuk mewaspadai cross counter Uruguay? Laga Uruguay vs Rusia bakal ketat.