MOJOK.CO – Jersey Juventus musim 2018/2019 dicibir karena terlalu sederhana dan biasa saja. Namun, makna yang terkandung di dalamnya justru sangat dalam dan visioner.
Pertandingan terakhir Serie A musim 2017/2018, Juventus tampil dengan jersey baru. Dua setrip tebal terlihat mendominasi jersey Si Nyonya Tua. Sepintas terlihat biasa saja. Namun jangan salah, ada makna tergali dari sini. Dari pertikaian yang terjadi. Ya, kamu pasti sambil nyanyi ketika membaca kalimat tersebut.
Senin (13/8), situsweb soccerbible.com menayangkan hasil wawancara mereka dengan Francesca Venturini, desainer jersey terbaru Juventus. Wanita kelahiran Turin, Italia ini mengungkapkan banyak hal. Mulai dari proses kelahiran jersey baru hingga makna yang terkandung di dalamnya. Makna dari desain jersey sendiri masih berkaitan dengan logo baru Juventus yang sempat diolok-olok ketika kali pertama dirilis oleh klub.
Proses kelahiran jersey baru Juventus dimulai dengan diskui antara Francesca Venturini dengan pihak klub. Manajemen klub sendiri sangat terbuka dengan konsep dan pemikiran yang baru. Ada empat aspek yang menjadi pertimbangan Francesca Venturini dan klub, yaitu ide klub itu sendiri, rekanan klub, aspek kreativitas, dan suara fans.
Francesca Venturini sendiri mulai bekerja untuk Juventus tepat ketika klub memperkenalkan logo baru mereka yang ikonik itu. Desainer yang juga bekerja untuk Adidas tersebut mengungkapkan bahwa keriernya bersama Juventus menjadi sangat menantang karena keberadaan logo baru tersebut.
“Sungguh menarik ketika melihat klub ini dari sudut pandang yang berbeda karena logo baru klub membuat banyak orang melihat Juventus dari beragam sudut pandang,” ungkap Venturini. Mencari sudut pandang yang baru, memadukan tradisi dan hal-hal kekinian yang menjadi tantangan Venturini ketika membuat sketsa jersey.
Lantas, makna apa yang terkandung di balik jersey baru Juventus?
Patokan Venturini, selain empat aspek di atas adalah memadukan bahasa desain dengan image klub. Di bagian apa image Juventus terpampang dengan nyata? Tentu saja di bagian logo yang ikonik itu. Logo yang dikenalkan ke public pada tanggal 17 Januari 2017 itulah yang menjadi dijadikan dasar elemen grafis jersey. Venturini menegaskan “ingin merayakan logo baru” ke dalam jersey.
Begini proses sederhananya. Tim kreatif memperbesar logo baru Juventus karena mereka tidak boleh menampilkan logo dalam ukuran besar ke dalam jersey. Setelah diperbesar, tim kreatif di bawah asuhan Venturini mengaplikasikannya ke bagian depan jersey. Hasilnya didapat dua setrip besar berwarna hitam. “Banyak orang beranggapan bahwa ini hanya sekadar dua garis lurus saja. Tapi sebetulnya, ini adalah gambaran dua puncak huruf “J” dari logo,” ungkap Venturini.
Begitu sederhana, bukan? Namun meski sederhana, jersey baru ini menjadi wadah kampanye identitas Juventus yang begitu pas. Logo dan jersey menyatu menjadi satu kesatuan. Apakah makna yang terkandung berhenti sampai di situ? Tentu tidak.
Bicara jersey dan logo, tentu saja bicara misi Juventus ketika melakukan rebranding. Logo baru klub yang berdiri pada tahun 1897 ini punya misi memperkenalkan Si Nyonya Tua kepada para pecinta sepak bola maupun yang bukan. Intinya, Juventus ingin merangkul semua manusia, dari segala kalangan kehidupan.
Selain supaya lebih dikenal banyak orang, pihak klub ingin membangun sebuah paradigma bahwa huruf “J” akan selalu identik dengan “Juventus”. Proses panjang tersebut sudah dilakukan klub sejak tahun lalu ketika beberapa bangunan infrastruktur klub diberi nama dengan awalan huruf “J”, seperti misalnya “J Medical”, “J-TV”, “J-Museum”, “J Café”, dan “J Hotel”. Jadi, yang ditonjolkan bukan “Juventus”, melainkan huruf “J”. Cerdik sekali.
Klub sendiri punya sejarah dengan huruf “J” yang menonjol di dalam jersey mereka. Tahun 1940an, jersey Juventus hanya berisi huruf “J” besar, dari bagian dada atas hingga perut pemain. Jadi, baik dari sisi komersil hingga tradisi, huruf “J” berhasil diaplikasikan Juventus ke dalam logo, dan kini terpampang juga ke dalam jersey musim 2018/2019.
“Hasil kerja klub terkait logo sangat luar biasa. Kami menyambut visi klub “Black and White and More” dan ingin membantunya mewujudkan visi tersebut dengan desain yang tegas dan jelas,” ungkap Venturini.
“Juve sangat berani ketika menciptakan logo atau emblem baru. Mereka melihat logo atau emblem dengan perspektif yang berbeda, membawanya ke lingkungan yang lebih modern sembari tetap mempetimbangkan orisinalitas dan sejarah. Logo atau emblem ini didesain untuk digunakan banyak jenis media, baik secara digital, di dalam jersey, dan ini sangat progresif. Berani mencari kemudian mengubah jati diri adalah sesuatu yang luar biasa dan kami juga mempercayai hasil kerja tersebut,” kata Venturini.
Makna yang begitu dalam, bukan? Dari sebuah jersey yang hanya dianggap “terlalu sederhana dan hanya berisi dua garis tebal dan lurus”. Venturini menutup wawancaranya dengan soccerbible.com dengan sebuah kalimat, “Logo itu sudah menjadi bahasa kami. Percaya sama saya, desain yang lebih bagus belum muncul. Anda akan melihatnya musim depan.”