Joe Willock: Sayonara Arsenal di Balik Bayangan Sambi Lokonga

Joe Willock: Sayonara Arsenal di Balik Bayangan Sambi Lokonga MOJOK.CO

Joe Willock: Sayonara Arsenal di Balik Bayangan Sambi Lokonga MOJOK.CO

MOJOK.COSaya hanya ingin menggambarkan betapa Arsenal sangat membutuhkan alternatif dari lini kedua. Kalau gagal membeli, kepergian Joe Willock bakal semakin terasa pedih di hati.

Salah satu daya tarik melatih Arsenal di Football Manager adalah melihat persaingan Emile Smith Rowe dan Joe Willock. Dua pemain muda dengan potensi besar. Kalau dilatih dengan benar dan mendapat banyak kesempatan bermain, keduanya bakal berkembang pesat. Kalau lancar, Smith Rowe dan Joe Willock bisa menyandang status world class player.

Greget melihat perkembangan Smith Rowe dan Joe Willock itu merambat ke dunia nyata. Nama pertama sudah berhasil menembus tim utama Arsenal. Sementara itu, nama kedua harus rela “tersingkir” untuk akhirnya dipinjamkan ke Newcastle United karena padatnya lini tengah Arsenal.

Bersama Newcastle United, pemain berusia 21 tahun itu menunjukkan kualitasnya sebagai box-to-box potensial. Bahkan Joe Willock memecahkan rekor dengan menjadi pemain di bawah usia 21 tahun yang mencetak 7 gol bertutur-turut. Kualitasnya benar-benar menonjol ketika “disekolahkan” ke Newcastle.

Pertautan singkat itu menumbuhkan cinta yang kuat antara Newcastle dan Joe Willock. Hingga pada akhirnya, Newcastle datang ke Arsenal dengan sebuah tawaran yang agak sulit ditolak Arsenal. Sayonara London Utara. Satu lagi pemain muda potensial lepas begitu saja.

Kualitas Joe Willock dan bayangan Sambi Lokonga

Sambi Lokonga adalah pemain baru Arsenal. Pemain asal Belgia ini berposisi sebagai gelandang. Namun, ketika mengamati cara bermain, peran yang diemban Joe Willock dan Lokongan sangat berbeda.

Nama pertama, seperti yang saya jelaskan di atas, adalah seorang box-to-box. Kuat di dua situasi sepak bola; bertahan dan menyerang. Sementara itu, nama kedua, pernah menegaskan di depan media bahwa dirinya nyaman bermain sebagai #6 atau gelandang bertahan. Namun, dia juga memberi bukti bisa bermain sebagai gelandang sentral berduet dengan Granit Xhaka.

Sambi Lokonga memberi kejutan yang menyenangkan untuk fans Arsenal ketika melawan Tottenham Hotspur. Umpan-umpannya sangat akurat, pandangannya selalu ke depan, jago menggiring bola, kuat mempertahankan bola di lapangan tengah, dan cukup cekatan ketika bertahan.

Intinya, Sambi Lokonga mampu memberi banyak hal. Kontras sekali dengan Mo Elneny, gelandang sentral yang sebetulnya bukan pemain jelek. Namun sayang, kemampuannya terlalu terbatas.

Sekilas, fans Arsenal merasa tenang ketika melihat Sambi Lokonga ternyata begitu bagus ketika Joe Willock dikabarkan akan pergi. Namun, bagi saya pribadi, kehilangan Joe Willock agak merugikan.

Joe Willock punya satu kemampuan yang membedakan dirinya dengan Sambi Lokonga. Bahkan dengan para gelandang yang ada di tim utama. Pemain kelahiran London itu punya sisi goal-threat yang lebih tinggi. Bahkan kalau mau ekstrem, hanya dia yang bisa diharapkan memberi sumbangan gol ketimbang gelandang lain.

Perlu pembaca ketahui, lini depan Arsenal masih sangat lemah. Lewat beberapa kali uji tanding, kita bisa melihat kalau masalah lama ini belum bisa diobati. Selain miskin gol, intensitas lini depan juga menyedihkan. Salah satu penyebabnya adalah tidak adanya opsi dari lini kedua. Kenapa begitu? Karena dari lini kedua, hanya Smith Rowe dan Bukayo Saka yang bisa diandalkan.

Nicolas Pepe? Sampai sekarang saya pribadi belum sepenuhnya yakin terhadap konsistensinya. Apalagi ketika ditemani Hector Bellerin sebagai bek kanan. Pepe punya kecenderungan bermain terlalu lebar ketika Bellerin bermain. Ini adalah kompensasi dari “keharusan” Bellerin bermain lebih narrow karena tidak lagi bisa menjaga ruang di belakang dirinya.

Yah, penjelasan akan kebiasaan ini kita simpan untuk dibahas di lain waktu….

Intinya adalah, kualitas Joe Willock akan sangat dirindukan. Bahkan kalau Sambi Lokonga bermain bagus dan konsisten. Tidak ada alternatif selain Smith Rowe dan Saka dari lini kedua bisa merugikan Arsenal. Terutama kalau gagal membeli gelandang serang yang produktif.

Kecerdasan dari lini kedua

Bagian ini perlu saya pertegas lagi karena bisa menjadi penentu pencapaian Arsenal musim ini.

Sekilas info: Saat ini, Arsenal kesulitan membeli striker baru kalau tidak bisa menjual salah satu dari Lacazette atau Aubameyang. Bukan soal ketersediaan uang, tapi struktur gaji dan jumlah pemain tim utama yang sudah melebihi kuota.

Oleh sebab itu, ketika striker utama Arsenal tak konsisten menabung gol, harus dicari alternatif lain. Salah satu alternatif yang biasanya dimiliki tim juara adalah jumlah sumur gol di dalam tim. Tentu saja ini merujuk ke lini tengah atau di dalam tulisan ini saya sebut sebagai lini kedua.

Gelandang sentral tim utama Arsenal saat ini, antara lain Granit Xhaka, Thomas Partey, Mo Elneny, Sambi Lokonga, dan Lucas Torreira. Tidak ada dari barisan gelandang sentral ini yang bisa menjadi alternatif sumur gol. Lantaran Joe Willock “sudah sayonara”, solusinya cuma membeli pemain baru. Agak susah memaksa stok gelandang sentral yang ada untuk lebih produktif.

Bagi saya pribadi, kehilangan Joe Willock adalah peristiwa yang tak ingin saya rasakan. Namun, di sisi lain, saya memaklumi keputusan Arsenal untuk menerima tawaran Newcastle senilai 25 juta paun.

Yang jelas, hingga akhirnya membeli gelandang sentral/serang produktif, Arsenal akan merindukan beberapa hal. Pertama, Joe Willock punya keberanian dan kemampuan melakukan penetrasi sambil menggiring bola masuk kotak penalti.

Kedua, teknik menendang bola yang sangat baik. Terutama kemampuannya melepas tembakan dari situasi yang tidak terduga. Dua hal ini bisa menjadi alternatif ketika Arsenal bertemu tim-tim dengan pertahanan yang tebal.

Area tembakan, asis, dan gol Joe Willock sejak 2019 hingga 2021 juga menunjukkan dua kemampuan itu. Tentu kamu masih ingat gol cantik dari sepakan jarak jauh ketika Arsenal dijamu Liverpool, bukan?

Setengah musim bersama Newcastle sukses mengasah satu lagi kemampuan Joe Willock, yaitu coming from behind atau late run. Fans Arsenal pasti langsung bernostalgia akan sosok Aaron Ramsey kalau bicara soal kemampuan ini.

Memang, kemampuan coming from behind Joe Willock belum sehalus Ramsey. Namun, kalau melihat gol-golnya ketika bermain untuk Newcastle, kamu akan menemukan percik-percik potensi yang sangat berharga itu. Muncul di kotak penalti, dia sangat tenang ketika menyelesaikan peluang.

Yah, sekilas kelebihan itu semua bakal tinggal kenangan saja. Belum juga Joe Willock mekar sepenuhnya, sayonara sudah terucap. Saya hanya ingin menggambarkan betapa Arsenal sangat membutuhkan alternatif dari lini kedua. Kalau gagal membeli, kepergian Joe Willock bakal semakin terasa pedih di hati.

BACA JUGA Bukayo Saka, Bocah yang “Dipaksa” Memikul Beban Berat Bernama Arsenal dan Timnas Inggris dan tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Exit mobile version