MOJOK.CO – Barcelona punya alasan kuat mengapa mereka bakal mengalahkan Real Madrid di laga El Clasico.
El Clasico dengan tema “pertandingan penting di saat yang kurang penting” akan tersaji pada Senin (7/5) dinihari nanti. Tidak ada gelar yang dipertaruhkan karena Barcelona sudah pasti menjuarai Liga Spanyol dan Real Madrid punya urusan lain di kompetisi Eropa bersama Liverpool.
Semua orang sampai bingung tentang apa yang diharapkan dari pertandingan ini. Berbagai media bahkan sampai harus menggoreng isu-isu sampingan macam guards of honour demi memanaskan pertandingan. Aduh sudahlah, mari kita contoh sikap seorang Javier Tebas saja terkait isu tersebut.
Presiden La Liga ini menganggap bahwa Barca, sebagai juara Liga Spanyol, sangat wajar menuntut tradisi guards of honour dilakukan oleh Madrid di gelaran El Clasico. Tradisinya kan memang begitu: tim yang sudah memastikan gelar juara akan mendapatkan barisan tepuk tangan dari pemain lawan di pertandingan berikutnya.
Madrid sendiri punya alasan mengapa mereka enggan melakukan aksi penghormatan kepada pemain-pemain Barcelona. Aksi penolakan Los Merengues ini merupakan bentuk protes kepada Barca yang tidak melakukan pasillo ketika Madrid memenangi Piala Dunia Antar-Klub tahun lalu.
Mengapa Barca tidak melakukan guards of honour untuk Madrid kala itu? Barca beranggapan bahwa tak perlu melakukan pasillo karena mereka tidak ikut bertanding di kompetisi yang dimenangi Madrid itu. Yah, apapun itu, nampaknya Barca lupa bahwa sebuah klub Eropa, untuk bisa bermain di Piala Dunia Antar-Klub, harus memenangi Liga Champions.
Apakah Barca ikut bertanding di Liga Champions? Ya jelas ikut. Cuma enggak menang aja. Jadi, kalau mau dirunut, ujung masalah hanya gengsi saja.
Nah, selain gengsi, El Clasico yang terasa tidak bakal seru ini juga menjadi pertaruhan Barcelona. Skuat Blaugrana tengah mengejar rekor tidak terkalahkan dalam satu musim. Nampaknya Barca terinspirasi oleh Arsenal musim 2003/2004 yang bisa melewati satu musim tanpa terkalahkan.
Itulah alasan pertama mengapa Barcelona bakal memenangi El Clasico kali ini. Status tidak terkalahkan selama satu musim adalah sebuah status yang prestisius. Mempertahankan rekor tidak kalah, artinya sebuah klub harus selalu bermain di level terbaik, di tingkat kebugaran paling prima, dengan konsentrasi penuh selama 90 menit, dan kedisiplinan menerapkan taktik pelatih.
Menerapkan semua itu butuh level profesionalitas paling tinggi. Sudah berapa kali Barcelona tertinggal lebih dahulu, bahkan defisit 2 gol, untuk pada akhirnya bisa menyamakan kedudukan dan tidak kalah? Bangkit dari ketinggalan 2 gol bukan urusan mudah. Bahkan untuk sekelas Barca, di liga yang tengah mereka dominasi.
Meski terlihat hanya didominasi Barca, Madrid, dan Atletico, La Liga adalah salah satu liga paling berat di Eropa. Nama La Liga kalah dari Liga Primer Inggris bukan karena kualitas teknis, melainkan soal bisnis saja. Pemberitaan di media soal liga Primer Inggris memang lebih gencar, ditambah kebijakan FA untuk menggelar pertandingan di petang atau awal malam hari waktu Asia. Itulah sebabnya Liga Inggris bisa lebih populer. Hanya populer lho ya, bukan soal kualitas teknis di atas lapangan.
Ketika tengah berusaha mempertahankan status tidak kalah, bertemu Madrid, di rumah sendiri pula, Barca jelas tidak boleh kalah. Jika kalah, artinya Barca akan melewati musim ini dengan membawa sebuah noda yang berbunyi: “Memang juara La Liga, tapi gagal tidak terkalahkan semusim penuh setelah dipecundangi Madrid di kandang sendiri.” Jenis pemberitaan yang tentunya tak ingin dirasakan Barcelona.
Alasan kedua Barcelona (akan berusaha sekuat tenaga) untuk tidak mau tunduk dari Madrid adalah soal Andres Iniesta. Legenda berusia 34 tahun tersebut akan menyudahi kariernya bersama Barca di akhir musim ini. Jadi, El Clasico nanti adalah El Clasico terakhir Si Penari Balet.
Si pemain tentu akan memberikan segalanya di pertandingan penting ini. Meski tidak akan seseru apabila ada sebuah piala yang dipertaruhkan, Iniesta jelas tak ingin klub masa kecilnya ini dipecundangi oleh rival terberat mereka. Pemain asal Spanyol itu tentu ingin meninggalkan warisan paling manis untuk pendukung Barca. Salah satunya membantu Barca mempertahankan status tidak kalah selama satu musim. Jadi, alasan pertama dan kedua memang saling berkaitan.
Oleh sebab itu, pemain Barca lainnya tentu tak bakal membiarkan Inieta berjuang sendirian. Ada status penting yang dipertaruhkan di sini dan semua pemain tentu ingin namanya tercatat ke dalam sejarah panjang Barca sebagai bagian sebuah skuat yang tak terkalahkan.
Jika di Inggris, Arsenal mendapatkan penghormatan berupa piala bersepuh emas setelah melewati satu musim tak terkalahkan. Nah, menarik menunggu, penghormatan seperti apa yang didapatkan klub kebanggaan rakyat Catalan itu jika mampu mengemulasi kisah yang sama. Mungkin pemerintah Spanyol akhirnya mau memberikan kemerdekaan untuk Catalan? #ehh