[MOJOK.CO] “Aubameyang dan Arsenal tampil istimewa, sedangkan Virgil van Dijk dan Liverpool mengecewakan, seperti biasanya.”
“Mereka berdua seperti sudah bermain bersama kami sejak lama,” ungkap Arsene Wenger terkait mengilapnya penampilan dua pemain baru Arsenal, Henrikh Mkhitaryan dan Pierre-Emerick Aubameyang. Nama pertama membuat tiga asis, nama kedua mencetak satu gol. Gol debut yang sungguh aduhai itu.
Dua pemain baru ini, Mkhitaryan dan Aubameyang, pernah bermain bersama di Borussia Dortmund. Keduanya sempat terpisah ketika Mkhitaryan masuk ke jalan kegelapan, diboyong Setan, Merah, Manchester United dan kehilangan kemampuannya. Begitulah jika tak berjalan di jalan yang benar.
Dipersatukan oleh Arsenal (baca: cinta kasih), keduanya menunjukkan percik-percik telepati itu ketika Mkhitrayan memberi asis untuk gol debut Aubameyang. Keduanya memberi warna yang dirindukan oleh Arsenal. Maklum, tim dari London Utara ini terlalu sering kalah jika bermain di luar kandang. Tak berbeda dengan Liverpool. Kalahan.
Mkhitaryan memang membuat tiga asis, namun cara bermain Aubameyang lah yang dirindukan. Akselerasi dan kemampuannya mengeksploitasi ruang di belakang bek yang dibutuhkan The Gunners. Satu peluang emas dan satu gol yang ia cetak berawal dari kejelian Aubameyang menyelinap di antara bek lawan dan berlari menyambut umpan terobosan.
Memang, gol Aubameyang “berbau” offside, atau bahkan bisa Anda katakan memang offside. Namun, gol tetapah gol. Wasit mengesahkan gol Aubameyang, bukan? Sudah terlalu sering Arsenal dizalimi oleh keputusan-keputusan gendheng dari wasit. Sekali-kali Arsenal yang menzalimi. Karma is a beach! Karma itu pantai!
Yang dibutuhkan Arsenal kini adalah mencari keseimbangan. Jika berhasil, Arsene Wenger akan punya skuat yang sangat tajam dan solid. Jika gagal, follower saya di Twitter tentu tahu jawabannya. Apa? Betul, ternak semut rangrang, ja!
Hasil akhir Arsenal vs Everton prediksi Mojok Institute adalah 3-1. Sementara itu, hasil akhir sebenarnya adalah 5-1 untuk Arsenal. Saya sebenarnya mau menulis prediksi skor 5-1. Tapi saya baik hati. Prediksi 3-1 cukup. Lagipula, kalau jitu, saya juga yang repot. Ingat, judi dilarang agama.
Beralih ke Anfield, di mana drama disajikan oleh dua klub banter Liga Primer Inggris, Liverpool dan Tottenham Hotspur. Sebagai tuan rumah, The Reds dua kali unggul lewat Mohamed Salah. Sayangnya, lawan Liverpool adalah Tottenham “klub lompat indah” Hotspur.
Adalah menit akhir babak kedua ketika Erik Lamela yang bahkan tidak disenggol oleh Virgil van Dijk, jatuh secara dramatis. Prosesi jatuh Lamela bakal jauh lebih epik jika diiringi soundtrack film Titanic yang “My Heart Will Go On”. Indah dan artsy betul cara jatuhnya.
Here it is, the “Penalty” pic.twitter.com/rKkL6ovFv2
— Daniel A’ (@DannLFCTR) February 4, 2018
Sepanjang hampir 80 menit, penampilan van Dijk sebagai pemain baru cukup stabil. Keberadaan bek asal Belanda tersebut membuat lini pertahanan Liverpool menjadi lebih tenang. Pemosisian diri menjadi kelebihannya ketika mencegah Spurs memanfaatkan ruang-ruang di dalam kotak penalti.
Selain itu, ketenangan van Dijk sangat berguna ketika Liverpool masuk dalam fase serangan. Ia terlihat begitu tenang mengirim bola ke lini tengah, baik secara vertikal maupun diagonal ke sisi lapangan. Tapi ya, kalau klub sepak bola melawan klub lompat indah memang hasilnya tak bisa diprediksi secara akurat.
Prediksi Mojok Institute adalah 3-2 untuk keunggulan Liverpool. Hasil akhirnya sendiri sama kuat 2-2. Pada akhirnya, Liverpool memang kembali ke khitahnya: mengecewakan!
#SalamLentap