MOJOK.CO – Ketika Arsenal tersingkir dari Liga Europa, maka inilah saat yang tepat untuk membicarakan pengganti Arsene Wenger.
Ketika Arsene Wenger menyatakan diri akan mundur sebagai pelatih Arsenal di akhir musim nanti, spekulasi calon pengganti langsung membanjiri media massa. Pertanyaan serupa mampir di kolom pemberitahuan akun Twitter @arsenalskitchen. Namun, saat itu saya menahan diri untuk tidak banyak berbicara soal pengganti Wenger.
Bagi saya, agak kurang elok untuk langsung membicarakan pengganti Wenger. Mempertimbangkan kontrbusinya yang sungguh besar untuk Arsenal, sudah sepatutnya manajer asal Prancis itu mendapatkan momen-momen khusus. Momen penghormatan dari segenap fans The Gunners di dunia.
Dan kini, setelah resmi tersingkir dari kompetisi Eropa, setelah kalah dari Atletico Madrid, inilah saat yang tepat untuk mendiskusikan calon pengganti Arsene Wenger. Sebelum berbicara soal nama-nama potensial, ada beberapa syarat yang akan menjadikan tugas menggantikan Wenger menjadi pekerjaan yang berat.
Konon, kegagalan menjuarai Liga Europa dan lolos ke Liga Champions berimbas ke nominal dana belanja. Diberitakan, dana belanja Arsenal nanti hanya 50 juta paun di luar hasil penjualan pemain. Selain itu, pelatih baru akan kesulitan memikat nama-nama besar lantaran Meriam London tidak akan bermain di kompetisi Eropa untuk musim depan.
Melihat skuat yang ada, tidak banyak pemain yang bisa dijual dengan harga tinggi. Artinya, kemungkinan tanpa Liga Champions atau Liga Europa, semuanya menjadi serba terbatas. mempertimbangkan situasi tersebut, mengerucutkan calon pengganti menjadi pekerjaan yang tidak mudah.
Setelah menimbang semua situasi, inilah dua nama yang disediakan oleh Mojok Institute.
1. Leonardo Jardim (43 tahun)
Arsenal akan masuk ke dalam masa transisi yang penuh bahaya. Masa-masa ini, akan dipenuhi dengan kecurigaan, keraguan, hingga emosi yang akan campur aduk. Masa transisi juga bisa berjalan dalam waktu yang panjang, seperti yang dialami Manchester United ketika ditinggal pensiun Sir Alex Ferguson.
Oleh sebab itu, diperlukan proyek jangka panjang untuk memastikan bahwa Arsenal akan mencapai titik stabil setelah masa transisi. Nama Leonardo Jardim, menurut saya, yang paling ideal untuk saat ini. pelatih AS Monaco tersebut masih muda untuk ukuran pelatih, yaitu masih 43 tahun. Cocok untuk proyek 10 tahun.
Selain itu, Jardim punya cita rasa yang sama seperti Wenger untuk urusan pemain muda. Jardim adalah otak kebangkitan Monaco ketika klub asal Prancis tersebut tak lagi disuplai uang dalam jumlah besar oleh sang patron, Dmitry Rybolovlev. Lewat kerja yang panjang, Jardim menawarkan ide yang berbeda, mau bekerja bersama pemain muda. Masa-masa awal Jardim bersama Monaco berjalan lambat. Tapi manajemen Monaco paham dengan proses perubahan. Pemain-pemain muda terpantau berkembang dengan sangat baik di bawah asuhan Jardim.
Hasilnya, Monaco, dengan tulang punggung seperti Bernardo Silva, Kylian Mbappe, Benjamin Mendy, dan Fabinho berhasil mencapai babak semifinal Liga Champions. Jardim membangun Monaco menjadi tim yang terorganisir dengan baik di atas lapangan. Pertunjukkan pressing yang rapi juga menjadi corak yang terlihat. Cocok untuk mengubah pola pikir pemain Arsenal saat ini.
Bekerja dengan dana yang minim dengan jangka proyek yang panjang sudah dirasakan Jardim bersama Monaco. Pengalaman di atas adalah modal paling pas.
2. Max Allegri (50 tahun)
Nama kedua ini disesuaikan dengan kebutuhan menjaga masa transisi Arsenal. Pelatih yang berpengalaman dianggap lebih sesuai dengan situasi yang akan berat bagi fans. Pada titik tertentu saya tidak setuju dengan anggapan tersebut, meskipun memang masuk akal. “Memakai sepatu Arsene Wenger” bisa jadi pekerjaan dengan tingkat stres tinggi. Paling tidak, pengalaman pelatih veteran akan berguna.
Namun, ketika memasukkan nama Allegri, beberapa penyesuaian harus dilakukan. Misalnya, Arsenal harus bisa menyediakan dana yang cukup untuk perbaikan skuat. Jardim juga akan membutuhkan, namun tidak sebesar Allegri. Pelatih Juventus tersebut akan maksimal ketika ia mendapatkan pemain sesuai kebutuhannya.
Jujur saya, masih banyak fans di luar sana yang memandang Allegri sebelah mata. Kerjanya bersama Juventus dianggap sangat mudah karena menangangi tim besar di liga yang secara keliru dianggap tidak kompetitif.
Perlu diingat, Allegri adalah salah satu pelatih yang adaptif dengan perubahan situasi pertandingan. Secara taktik, ia sudah matang. Mantan pelatih AC Milan itu punya banyak skenario sebagai langkah antisipasi. Dan ia bisa melakukan perubahan dengan cepat, sesuatu yang menjadi kelemahan Wenger 10 tahun terakhir ini.
Keluwesan Allegri akan cocok dengan kebutuhan Arsenal untuk merespons berbagai rupa situasi yang tak terduga.
Itulah dua nama yang paling masuk akal untuk menjadi penerus Arsene Wenger berdasarkan situasi yang kemungkinan akan terjadi. Di media, ada beberapa nama lagi yang kencang disebut. Mulai dari Joachim Löw, Thomas Tuchel, Carlo Ancelotti, hingga yang terbaru bernama Željko Buvač. Kemungkinan lain memang bisa terjadi, namun Mojok Institute tegas dengan dua nama sebelumnya.
Anda punya pandangan lain? Mari kita diskusikan.