Liverpool vs Arsenal: Alat Ukur dan Uji Kepantasan Pemain Baru

Liverpool vs Arsenal: Alat Ukur dan Uji Kepantasan Pemain Baru

Liverpool vs Arsenal: Alat Ukur dan Uji Kepantasan Pemain Baru

MOJOK.COBermain bagus di pertandingan penting bisa menjadi penguat mental pemain baru Liverpool dan Arsenal. Sebuah “kesempatan langka” untuk Diogo Jota, Gabriel, dan Saliba.

Minggu lalu, Jurgen Klopp mengajak Mikel Arteta untuk bercanda. Katanya, “Maaf, Mikel, kamu harus dua kali berkunjung ke Liverpool. Di sini tidak terlalu buruk, kok.” Sebagai fans Arsenal, saya harus mengakui kalau omongan Klopp ada benarnya. Bermain di Anfield menjadi pengalaman berharga untuk skuat The Gunners.

Minggu ini, Arsenal dua kali bermain di kandang Liverpool. Pertandingan pertama sudah terjadi di Senin dini hari. Hasil akhirnya 3-1 untuk kemenangan Liverpool. Pertandingan tersebut memberi dua pelajaran berharga untuk Arteta, yaitu kedisiplinan dan mental kuat untuk mengatasi situasi sulit.

Pertandingan kedua akan terjadi di Jumat dini hari waktu Indonesia dalam tajuk Carabao Cup. Aura pertandingan kedua ini mungkin akan berbeda dengan pertandingan pertama. Untuk ajang ini, banyak klub besar mengistirahatkan pemain utama karena Carabao Cup dianggap bukan prioritas.

Oleh sebab itu, pertandingan ini bakal menjadi alat ukur dan uji kepantasan pemain baru dari kedua tim. Liverpool diperkirakan akan memainkan Diogo Jota sejak awal. Pemain berusia 23 tahun ini sudah bermain sebagai pemain pengganti di pertandingan pertama dan membuat satu gol. Carabao Cup bisa menjadi cara Klopp mengukur kesiapan Jota menjadi pelapis Sadio Mane dan Mohamed Salah.

Sementara itu, Mikel Arteta mengistirahatkan Gabriel Magalhaes di pertemuan pertama. Carabao Cup bisa menjadi cara Mikel menguji kepantasan Gabriel dan William Saliba di pertandingan penting. Baik Liverpool maupun Arsenal sendiri diprediksi akan banyak menggunakan pelapis kedua.

Liverpool dan Arsenal mengukur ekspektasi

Liverpool dan Arsenal sendiri memang punya masalah di kedalaman skuat. Jika Liverpool butuh pelapis di lini depan, Arsenal bermasalah dengan lini belakang. Kedalaman lini belakang Arsenal tidak hanya berkaitan dengan jumlah pemain, tetapi lebih ke kualitas dan konsistensi.

Diogo Jota, yang dibeli Liverpool dengan harga 45 juta euro dari Wolves, diharapkan punya segalanya untuk menggantikan Sadio Mane atau Mohamed Salah. Selama dua musim terakhir, Mane dan Salah memang tidak punya pelapis sepadan. Terkadang, keduanya terbebani dengan tanggung jawab menjadi pencetak skor, mengingat Roberto Firmino memang bukan goal getter.

Menjadi pelapis Mane maupun Salah bukan status main-main. Meskipun menggunakan kata “pelapis”, siapa saja yang menyandang status itu di Liverpool harus bisa menghadirkan solusi ketika kesempatan datang. Jika tidak punya keteguhan hati dan ketebalan mental, Jota hanya akan dianggap sebagai “salah satu pemain yang gagal memenuhi ekspektasi”.

Situasi yang sama dihadapi Gabriel dan Saliba. Dua pemain muda ini, oleh banyak fans Arsenal, sudah dianggap “juru selamat” untuk lini belakang. Bukan anggapan yang enak didengar, tetapi itulah salah satu jahatnya sepak bola. Ekspektasi dari fans bisa membunuh bunga cantik bahkan sebelum mereka mekar sempurna.

Situasi negatif ini tidak bisa dihindari Gabriel dan Saliba. Selama ini, performa para bek Arsenal begitu menyedihkan. Celakanya, Gabriel dan Saliba, di usia yang masih sangat muda, sudah tampil luar biasa bersama klub terdahulu. Sebuah catatan positif yang turut menciptakan situasi negatif ini.

Semakin ke sini, ekspektasi dari fans semakin tidak sehat. Hasrat ingin melihat sesuatu yang sempurna secara instan menisbikan proses adaptasi. Padahal, pesepak bola juga manusia dengan segala kerumitannya. Meskipun mereka menyandang status profesional, hati dan jiwa tetap saja bisa gundah.

Banyak pelatih yang menggunakan “pertandingan bukan prioritas” seperti Carabao Cup ini untuk menjadi alat ukur dan uji kepantasan. Bukan tanpa alasan. Biasanya, ekspektasi di pertandingan seperti ini memang tidak setinggi pertandingan liga. Lawan yang dihadapi juga bukan dari kasta tertinggi.

Harapannya, bermain di laga dengan ekspektasi lebih rendah bisa membantu pemain baru untuk bermain lebih santai. Dengan begitu, mereka bisa bermain “seperti biasanya” dan menunjukkan kemampuan yang membuat mereka diboyong.

Namun, sesekali, terjadi undian yang kurang menguntungkan seperti Liverpool vs Arsenal ini. Jadi, meskipun tajuknya Carabao Cup, ekspektasi yang terasa tidak akan jauh berbeda.

Meskipun terasa tidak “menguntungkan” untuk pemain baru, laga ini bisa dipandang dari sudut pandang berbeda. Bermain bagus di pertandingan penting, ditambah hasilnya positif, bisa menjadi penguat mental siapa saja yang turun bermain. Sebuah “kesempatan langka” untuk Diogo Jota, Gabriel, dan Saliba.

BACA JUGA Liverpool vs Arsenal: Dibedakan Mental, Ditentukan Pengalaman Menanggung Derita dan tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Exit mobile version