Apresiasi untuk Ruang Taktik, Menyingkirkan Pembodohan dan Muka Bengkoang

Apresiasi untuk Ruang Taktik, Menyingkirkan Pembodohan dan Muka Bengkoang MOJOK.CO

Apresiasi untuk Ruang Taktik, Menyingkirkan Pembodohan dan Muka Bengkoang MOJOK.CO

MOJOK.COApresiasi setinggi langit untuk kerja-kerja mulia Ruang Taktik dan Savage Football. Terus berkarya dan jangan dengerin haterzzz!

Kita sama-sama tahu kalau perkembangan sepak bola tidak seperti siput berjalan. Lajunya sangat cepat. Olahraga, yang awalnya rekreasi, kini menjadi sepak bola industri. Salah satu aspek yang berkembang begitu cepat dan tidak lagi “tabu” dibicarakan adalah analisis taktik.

Aspek analisis taktik kini bukan milik internal klub saja. Aspek ini menjadi informasi yang seksi untuk para penikmat sepak bola. Dari sana, lahir analis-analis muda independen. Mereka memanfaatkan banyak platform media untuk berbagi hasil analisis secara gratis.

Kalau tidak salah ingat, pada 2015, ketika saya masih menjadi bagian dari Fandom dot id, analisis taktik masih menjadi “lahan kering”. Tidak banyak orang yang punya waktu untuk melakukan analisis lalu membagikannya secara gratis. Apalagi, tools dan informasi soal taktik memang masih terbatas untuk para analisis independen.

Saat itu, di Fandom dot id, baru dua orang yang begitu tekun membuat analisis dan membagikannya secara gratis. Mereka adalah Coach Qo’id Naufal dan Ryan Tank. Kamu masih bisa membaca analisis mereka di situsweb Fandom.

Coach Qo’id Naufal dan Ryan Tank tidak punya latar belakang keilmuan olahraga. Coach Qo’id Naufal adalah mahasiswa geologi, sementara Ryan Tank seorang pebisnis yang terbilang sukses. Namun, keduanya mau “nyemplung” ke dunia analisis taktik. Keduanya pun menjadi “guru” bagi kawan-kawan anak asuh Fandom pada saat itu hingga sekarang. Sebuah apresiasi saya haturkan kepada dua orang ini.

Seiring berjalannya waktu, Coach Qo’id Naufal dan Ryan Tank “naik kasta”. Saat ini, Coach Qo’id Naufal berkarya bersama akademi PS Sleman, sementara itu Ryan Tank pernah menjadi bagian akademi Persebaya Surabaya. Semua berkat kerja-kerja analisis di depan laptop butut mereka.

Kini, 2021, sudah banyak orang yang mau dengan ikhlas mewakafkan waktunya untuk membuat analisis taktik. Tentunya seiring perubahan paradigma taktik itu sendiri. Bukan lagi barang sakral milik klub dan pelatih, tetapi informasi berharga untuk khalayak luas penikmat sepak bola.

Dua akun yang saat ini begitu tekun melakukan analisis adalah Ruang Taktik dan Savage Football. Kembali, saya haturkan apresiasi setinggi mungkin untuk Ruang Taktik dan Savage Football.

Saya sendiri pernah belajar membuat analisis taktik dari Coach Qo’id Naufal dan Ryan Tank. Kami bahkan pernah membuat glosarium taktik. Ryan Tank sendiri menulis buku berjudul The Inside Wing demi kemajuan literasi taktik. Hasil berguru kepada mereka sangat berguna ketika saya tergabung dalam tim Football Tribe. Alhamdulillah, analisis taktik yang saya bikin mendapat apresiasi dalam bentuk diterjemahkan ke lima bahasa.

Oleh sebab itu, saya jadi tahu bahwa membuat analisis sepak bola yang layak itu butuh usaha keras. Menghabiskan banyak waktu untuk menonton puluhan rekaman pertandingan, membuat grafis untuk membantu pembaca memahami isi analisis, dan menerjemahkannya ke dalam narasi yang sederhana.

Satu hal lagi yang sangat sulit dilakukan ketika menganalisis taktik adalah memisahkan opini subjektif dan pemikiran objektif sesuai sepak bola itu sendiri. Dua hal ini harus dibedakan demi pemahaman sepak bola secara utuh.

Terima kasih untuk Filanesia yang sudah menjelaskan hal ini secara jelas. Kamu bisa membacanya lewat akun Twitter @dribble9 berikut ini:


Menyusun analisis yang objektif seperti kerja mulia Ruang Taktik itu sulit sekali. Sebagai suporter, Ruang Taktik pasti punya preferensi klub yang dia cintai. Namun, ketika membuat analisis, Ruang Taktik harus menepikan preferensi itu dan berpikir secara netral.

Keberhasilan menepikan preferensi pribadi membuat hasil analisis Ruang Taktik menjadi netral, jernih, bernas, dan informatif. Sangat berguna bagi kita yang ingin berkembang ketika bermain maupun menonton sepak bola. misalnya saja, ada followers Ruang Taktik yang menjadikan hasil analisis sebagai bahan belajar ketika bermain sepak bola amatir.

Dari sana kita tahu bahwa sumbangsih Ruang Taktik begitu besar untuk perkembangan literasi taktik. Membuat kita menjadi lebih pandai. Ketika hasil kerja itu dianggap “pembodohan” oleh seseorang yang cuma mencari cloud demi cuan, saya sangat sedih.

Saya sangat sedih karena pernah merasakan sendiri sulitnya membuat analisis taktik. Apalagi dengan tools dan informasi yang terbatas. Bahkan, seorang analis independen harus berlangganan tools yang tidak murah. Mereka melakukannya demi literasi sepak bola itu sendiri.

Kalau memang ada lapak yang merasa tersaingi, setidaknya jangan membenci, tetapi mengirim apresiasi. Jangan “membunuh” usaha keras seseorang hanya karena kamu tidak mampu membuat karya dengan level yang sama. Jangan menyeret followers-mu ke dalam lembah kebodohan. Kalau mau goblok ya jangan ajak-ajak, lah.

Saya tahu, lapak opini subjektif dan lapak analisis yang objektif memang berbeda. Dan ya terserah, sih, kalau mau menggunakan istilah-istilah tidak pantas seperti “muka bengkoang” atau “mengejar pantat”. Namun, sekali lagi, jangan memaki, tapi apresiasi. Hargai karya orang lain.

Saya cuma ingin mengingatkan, bahwa ke depan, konten positif seperti karya Ruang Taktik dan Savage Football bakal makin mahal. Konten mereka semakin dicari. Konten yang cringe dan berisi kebodohan bakal ditinggalkan. Maka dari itu, lebih baik apresiasi dan kolaborasi, ketimbang mencaci dan membenci.

Saya cuma mengingatkan. Terkadang, 80 persen hal-hal yang saya prediksi di sepak bola menjadi kenyataan. Nggak percaya? Silakan tanya followers @arsenalskitchen. Heuheheu… MAMAM.

Konten-konten segar dan mencerahkan dari Ruang Taktik bisa kamu tonton di Youtube:

Konten Savage Football bisa kamu tonton di:

BACA JUGA LiveScore Diblokir, Coach Justin Memblokir: Terkadang, Sepak Bola Memang Susah Dimengerti dan tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Exit mobile version