Mixtape untuk Ahok

Orang yang suka baca tahu, di Indonesia nyaris tak ada terdakwa kasus penistaan agama yang lolos.

Menurut hasil riset Siti Aminah dan Muhammad Khoirur Riziqin dari Legal Resource Center, ada 63 kasus penistaan agama sejak 1968 hingga 2014. Yang lolos hanya 5 orang karena dianggap ada di bawah tekanan dan ancaman. HB Jassin pernah kena, Arswendo Atmowiloto pun demikian. Tak aneh-aneh amat jika Ahok juga kena. Dua tahun penjara.

Ahok dan keluarga kemudian memutuskan untuk tidak banding atas vonis tersebut. Pasti ada pendukungnya yang kecewa, tetapi setidaknya di penjara ia bisa sejenak menjauh dari keriuhan politik dan mencoba menulis buku. Bukankah ada banyak karya dahsyat yang ditulis di penjara? Dari Penjara ke Penjara, Letter from Birmingham Jail, Conversations with Myself, Indonesië Vrij, Indonesia Menggugat ….

Musik adalah pereda rasa sakit yang mujarab. Saya tak bisa memberi apa-apa untuk Ahok selain mixtape ini, sepuluh lagu yang saya pikir cocok ia dengarkan setelah laga berdarah-darah sekian bulan terakhir.

Selamat berjuang dan bersemedi, Pak, doa dan cinta banyak orang menyertaimu.

  1. Oasis, “Cast No Shadow”

Lagu ini diciptakan Gallagher bersaudara untuk karib mereka, Richard Ascroft, vokalis The Verve yang Chris Martin juluki “vokalis terbaik di dunia”. Ascroft memang memiliki banyak masalah kala itu, mulai dari sengketa dengan Rolling Stone hingga bapaknya yang sakit keras dan mendorongnya membuat lagu “Drugs Don’t Work”.

Liriknya amat cocok bagi Ahok. Seberapa kuat dia di layar kaca, seberapa tangguh dia terlihat, orang-orang terdekatnya pasti paham betapa berat beban yang ditanggung lelaki Belitung ini. Dan Oasis menggambarkannya dengan amat baik: Ahok,

Bound with all the weight of all the words he tried to say

Chained to all the places that he never wished to stay

  1. God Bless, “Semut Hitam”

Lagu protes yang baik tetap relevan hingga kapan pun. “Hurricane” demikian, “Bongkar” pun begitu. Dan God Bless punya “Semut Hitam”.

Banyak orang mengatakan, pengadilan Ahok adalah tipu daya, dipaksakan, dicari-cari kesalahannya. Ahok kena sikat orang-orang jahat di balik layar. Terserah Anda mau percaya atau tidak, satu yang pasti, Om Iyek benar waktu meneriakkan

Sementara yang katanya manusia

Makhluk paling bijaksana

Oh halalkan segala cara

Oh menipu soal biasa

  1. John Lennon, “Imagine”

John Lennon memang seorang pemimpi. Ia mengajak kita membayangkan bersama, kalau agama tak ada, negara juga, apa lagi yang mau diributkan? Paling banter tubir soal drama Korea antar-selebtwat. Dan jelas itu tak akan sampai membawa-bawa parang atau rudal.

Imagine there’s no countries

It isn’t hard to do

Nothing to kill or die for

And no religion, too

Imagine all the people

Living life in peace

  1. Michael Monroe, “Stained Glass Heart”

Michael Monroe adalah orang yang dihormati di kancah musik rock dan hair metal. Bandnya, Hanoi Rock, layu sebelum berkembang penuh karena drummer-nya keburu meninggal dunia. Monroe kemudian melanglang jadi penyanyi solo.

Ia sudah punya sepuluh album solo, dan salah satu kesukaan saya adalah Horns and Halos (2013). Menurut Monroe, Horns and Halos melambangkan keseimbangan dalam diri manusia, kejahatan (horn, alias tanduk yang melambangkan setan) dan halo (lingkaran di atas kepala yang melambangkan malaikat). Salah satu lagu yang paling menarik adalah “Stained Glass Heart”, rasanya bakal cocok untuk para pendukung Ahok yang merasa jalan akan gelap. Juga cocok untuk mereka yang mendambakan keberagaman, bukan keseragaman. Jalan di depan memang tampak gelap, tapi kita akan terus bertahan.

Give the voices liberation

Free the peoples fascination

Road is dark but we will carry on

We will carry on

  1. The Flaming Lips, “The Yeah Yeah Yeah Song”

Abraham Lincoln pernah bersabda, hampir semua orang bisa menahan kesengsaraan, tapi kalau kamu ingin menguji karakter seseorang, berilah ia kekuasaan.

Ahok apik dalam membangun fasilitas umum, mereformasi birokrasi, dan mengatasi banjir. Namun, dengan kekuasaan di tangan, ia jadi tiran di hadapan warga miskin kota di bantaran kali dan di tepi laut. Janji kampung deret dilupakan, buldozer dikedepankan. Banyak yang menggugat, Ahok jalan terus. Kalah di pengadilan, Ahok jalan terus.

Dalam deru itu semua, Wayne Coyne mungkin akan berbisik pada Ahok, setengah menasihati

Its a very dangerous thing to do exactly what you want

Because you cannot know yourself or what youd really do

With all your power

What would you do?

  1. Norah Jones, “My Dear Country”

Ini pilihan istri saya, ia tinggal di Jakarta sejak enam tahun lalu dan merasakan benar apa pengaruh Jokowi-Ahok untuk Jakarta. Ketika Ahok kalah, dan kemudian dipenjara, ia patah hati. Banyak orang yang juga mengalami hal sama. Beberapa kawan Tionghoa bahkan harus setengah mati melawan ketakutan dan trauma karena menyaksikan kuatnya konfrontasi SARA di pilkada paling brutal sejak Reformasi ini. Norah Jones seperti mengetahui perasaan orang-orang ini: tak ada yang lebih menakutkan ketimbang hari pemilihan.

But fears the only thing I saw

And three days later twas clear to all

That nothing is as scary as election day

  1. The Eagles, “Take It Easy”

Ketika Ahok ditahan, pendukungnya di seantero Indonesia menyalakan lilin. Mereka tidak hanya menyalakan lilin untuk Ahok, mereka menyalakan lilin untuk menguatkan semua orang yang ketakutan; semua orang yang merasa keberagaman terancam.

Lagu Eagles ini memberi semangat bagi kita: mari ambil posisi dan nikmati hidup. Kita bisa menang, kita bisa juga kalah. Jadi, mari melawan dan tetap santai.

Take it easy, take it easy

Dont let the sound of your own wheels drive you crazy

Lighten up while you still can

Dont even try to understand

Just find a place to make your stand, and take it easy

We may lose and we may win, though we will never be here again

So open up I’m climbin’ in, so take it easy

Exit mobile version