Lima Film Reza Rahadian yang Tak Boleh Dilewatkan

reza-rahadian-mojok

reza-rahadian-mojok

Membicarakan aktor Indonesia dewasa ini rasanya tak afdol jika tidak membahas Reza Rahadian Matulessy. Penampakan pria yang jika besar di lingkungan orang Sunda niscaya akan berakhir dengan nama panggilan Reja atau Eja ini memang kerap tampil di banyak film tanah air. Membuat kita mungkin berguman sendiri, “Die lagi … die lagi ….”

Ini terjadi bukan karena Indonesia kekurangan aktor bagus atau ganteng. Namun, karena aktor yang serius, total, profesional, berkualitas, dan “menjanjikan” memanglah langka. Dan Reza masuk dalam kategori tersebut.

Lebih dari itu, interpretasi yang baik terhadap setiap peran yang diberikan membuat Reza Rahadian mampu memainkan karakter yang berbeda-beda dalam hampir setiap filmnya. Hal ini juga yang kiranya membuat Reza menjadi aktor andalan.

Berbagai peran yang dimainkan Reza Rahadian dengan perbedaan karakter yang paling menonjol bisa kita lihat dalam setidaknya lima film berikut ini.

Perempuan Berkalung Sorban (2009)

Walau telah bermain dalam beberapa film layar lebar sebelumnya, baru dalam film inilah kepiawaian Reza Rahadian dalam memainkan karakter Samsudin mampu menyadarkan para penikmat film bahwa seorang aktor berbakat baru saja lahir di wkwkwk land.

Meski tidak berperan sebagai protagonis (pemeran utama), karakter yang ia bangun di film ini begitu kuat. Sosok suami yang bertabiat buruk juga kasar mampu dihidupkannya dengan baik. Tak heran di awal kemunculannya ini, dia langsung diganjar Piala Citra sebagai aktor pendukung terbaik.

3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta (2010)

Kematangan akting Reza dalam film-film sebelumnya, Emak Ingin Naik Haji dan Alangkah Lucunya (Negeri Ini), menjadikannya kembali terpilih sebagai pemeran utama di film ini. Dalam film yang mengusung tema cinta beda agama dan budaya ini, Reza menunjukkan rupa lainnya: seorang pemuda yang idealis, rada-rada konyol, semiromantis, juga begitu mencintai dunia sastra, utamanya puisi.

Di 3 Hati, Reza juga mulai terlihat berani memainkan peran dengan penampilan tidak biasa. Rosyid, lelaki keturunan Arab yang ia perankan, memang berpenampilan nyentrik dengan ciri khas rambut kribo. Ukuran rambutnya lumayan gede, adalah segede kubah masjid mah.

Habibie & Ainun (2012)

Boleh dibilang film inilah yang pada akhirnya benar-benar berhasil mengibarkan nama Reza di puncak perseniperanan Indonesia. Reza berhasil menunjukkan kapasitasnya sebagai aktor berkualitas sekaligus membuktikan bahwa dirinya memang salah satu aktor terbaik yang Indonesia miliki saat ini.

Walau dari segi fisik dan perawakan sama sekali tidak ada mirip-miripnya dengan Habibie, tapi pembawaan dan gestur presiden Indonesia ketiga yang khas berhasil dihidupkannya dengan baik dan rapi. Habibie sendiri pun dibuat terkagum-kagum oleh penjiwaan Reza yang sangat baik.

Berkat keberhasilannya dalam memerankan sosok Habibie, tak heran jika celah bagi aktor lain untuk bisa menggantikan peran tersebut sempit adanya. Ya, kecuali Bastian Steel yang sempat memerankan Habibie remaja selama 25 detik itu (((DUA PULUH LIMA DETIK!))) terus menempa diri, mungkin suatu hari nanti dia bisa menggantikan Reza Rahadian. (Semoga proyek film Habibie & Ainun sudah berakhir sebelum Bastian mampu melakukannya.)

Pendekar Tongkat Emas (2014)

Setelah menjadi pemuda kribo nyentrik, suami jahat, dan insinyur Jerman berlogat aneh, di film ini Reza kembali menjajal kemampuan berperan baru: menjadi pendekar. Coba, kurang apa lagi dia itu, Ukhti? Yak tepat, kekurangan bukan terletak pada Reza, tapi pada takdir kita yang tidak bisa memilikinya.

Walau merupakan sinema laga, Pendekar Tongkat Emas tidak begitu tajam mempertontonkan adegan-adegan silat yang memukau. Begitu pun dengan Reza Rahadian. Namun, dari kualitas akting, Reza telah menunaikan kewajibannya untuk berperan dengan baik sebagai tokoh bernama Biru yang kejam dan ambisius. Dia berhasil mempertontonkan kemapanannya dalam memerankan tokoh antagonis tanpa terkesan berlebihan.

Untung saja dalam film ini Reza tidak diminta sutradara untuk menaiki elang atau naga Indosiar. Kalau sampai terjadi, lebih baik relakan saja Bastian “Babas” Steel untuk menggantikan perannya.

My Stupid Boss (2016)

Karakter paling berbeda yang dimainkan Reza tentulah bisa kita nikmati di film yang melibatkan aktor aktris Malaysia ini. Melalui perannya sebagai Bossman, Reza berhasil menunjukkan kemampuannya dalam merepresentasikan sosok bos yang degil, songong, pelit, sok tahu, merasa benar sendiri, yang kesemuanya dapat dirangkum menjadi satu kata paling representatif: menjengkelkan.

Didukung oleh tampilan rambut ala Mario Teguh wannabe dan kumis yang bukan sekadar terlihat seperti kumis lele tapi lebih kepada lelenya itu sendiri, di film ini Reza juga menunjukkan bahwa menjadi lucu adalah hak segala bangsa. Oleh sebab itu, Raditya Dika sebagai pakar komedi harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Perkara membuat diri terlihat lucu bisa jadi gampang belaka. Tinggal tuang-tuang sampo di kepala orang yang sedang keramas, misalnya. Tapi, menjadi lucu dengan cara yang elegan tanpa melulu harus melakukan adegan yang berlebihan, tidak semua orang bisa. Reza Rahadian termasuk salah satu yang sukses melakukannya.

Film-film yang dibintangi Reza Rahadian—baik sebagai pemeran utama atau pemeran pendukung—memang tidak semua masuk dalam jajaran box office Indonesia. Tapi, kemampuan Reza yang lihai berganti rupa di berbagai film mampu memberi warna tersendiri serta sukses memosisikannya sebagai aktor papan atas.

Mengutip kata-kata Mira Lesmana, “Nama bintang memang penting. Tapi, kualitas akting ada di atas segalanya. Dan, Reza menjamin hal itu.” Apa pun gosip miring yang menerpa Reza, dia tetap aktor layar lebar nomor satu di Indonesia hari ini.

Nomor nolnya tep Abang Nicholas Saputra uwuwuw :3

Exit mobile version