Apa makanan sejuta umat saat Lebaran? Opor? Bukan. Bakso adalah jawaban yang jauh lebih tepat. Dan untuk kalian yang pengin makan bakso setelah muak dengan makanan bersantan, saya sarankan untuk menyambangi Zona Bakso.
Tenang, ini bukan advertorial. Sebagai putra asli Wonogiri, saya benar-benar picky perkara mi ayam dan bakso. Jadi, saya tak akan sembarang memberi rekomendasi kalau nggak beneran enak.
Beberapa hari lalu, saya menjemput mertua ke Klaten. Bersama keluarga, kami pulang dari Klaten mendekati maghrib. Tentu kami harus menyambangi tempat makan untuk berbuka puasa. Tapi nggak banyak pilihan, karena hujan deras bikin kami nggak mungkin milih tempat lesehan.
Berjalan menyusuri Klaten Kota, lalu saya melihat plakat besar Zona Bakso. Daripada kelaparan, yasuda, kami memilih untuk menyambangi tempat tersebut.
Jujur, saya skeptis. Zona Bakso ini bukanlah tempat makan yang asing. Saya menemukannya di beberapa tempat, semuanya di Klaten. Maka nggak salah jika saya berasumsi bahwa ini franchise. Dan saya benar-benar skeptis dengan makanan franchise. Saya kerap menemukan cerita tentang tempat makan franchise yang rasanya zonk dan berujung bangkrut. Salah satunya ya franchise pentol-pentol itu.
Nah, Zona Bakso ini franchise apa bukan, saya kurang tahu, nggak tahu, dan nggak mau tahu juga. Penting madyang, yo ora, Bolo?
Tanpa ekspektasi tinggi, saya sekeluarga memesan 4 bakso tetelan, dan satu mi ayam. Saya memilih bakso tetelan karena entah kenapa lagi pengin tetelan.
Setelah makanan datang, barulah saya memahami bahwa hidup memang penuh kejutan.
Zona Bakso di luar nalar
Di luar dugaan, bakso tetelan Zona Bakso ini beneran enak. Saya nggak bohong, enak. Terlebih yang saya makan adalah tetelan. Salah masak dan bumbu, makanan ini jelas jadi mimpi buruk. Tapi nyatanya, tetelannya enak dan empuk. Ibu mertua dan ibu saya pun bilang mereka makan ini effortless. Kalau yang sudah tua saja bilang enak dan mudah dimakan, ya jelas valid.
Yang mengejutkan adalah, porsinya. Bakso tetelan ini isinya 3 bakso kecil dan satu bakso besar. Tetelannya buanyak, nggak cuman dua-tiga biji. Banyak banget untuk ukuran bakso.
Baksonya pun enak semua. Beneran enak, nggak gimmick. Kuahnya mungkin masih bisa diperbaiki, tapi udahlah ngapain nuntut banyak-banyak. Wong enak beneran.
Lebih mengagetkan lagi, harganya cuman 21 ribu untuk bakso tetelan. Oke, memang harga segitu tuh lumayan pricy untuk bakso. Tapi seingat saya, harga termahal di Zona Bakso ya 21 ribu. Bandingkan dengan Titoti, legenda bakso Indonesia, yang harga baksonya lebih mahal. Ya ini bisa jadi opsi.
Bakso biasanya aja harganya cuman 13 ribu. Plis, ini murah banget. Mi ayam cuman 10 ribu. Saya nggak bisa bilang banyak buat mi ayamnya, karena saya nggak nyoba. Tapi Bapak saya nggak maido, artinya sudah cukup aman lah ya.
Rame banget, tapi nggak mengecewakan
Yang jadi nilai plus buat saya adalah, saya datang di saat rame-ramenya. Ya iyalah, saya datang beberapa menit setelah buka puasa. Jelas lah rame. Tapi pelayanannya benar-benar prima. Makanan datang nggak begitu lama, rasanya sama sekali tidak mengecewakan. Biasanya, rumah makan kalau kelewat rame, pasti ada aja yang miss. Biasanya, rasa makanannya jadi mengecewakan.
Tapi Zona Bakso nggak. Rasanya tetep enak. Pegawainya memang cekatan sih, kebanyakan pemuda dan memang cepet betul kerja mereka.
Saya pribadi merekomendasikan Zona Bakso untuk kalian serbu di lebaran nanti. Nggak tahu buka apa nggak, saya nggak sekepo itu soalnya. Tapi mereka punya Instagram, cek aja. Saya masih penasaran dengan bakso urat plus tetelan. Harganya sama-sama 21 ribu, kayaknya enak. Porsinya pun oke, lumayan buat saya yang nggak pernah kenyang makan bakso semangkok.
Setau saya, Zona Bakso buka di Klaten (dekat Srowot dan dua lainnya di Kota), Jogja, dan Solo. Nah, bagi kalian yang berada di region tersebut, sambangin aja. Kalau nggak enak, ya, bukan salah aing. Buatku mah enak.
Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 3 Jenis Warung Bakso yang Wajib Dihindari karena Membawa Bahaya bagi Konsumen