Yang Menjengkelkan dari Rekrutmen Adalah Saat Recruiter-nya Menghilang

Yang Menjengkelkan dari Rekrutmen Adalah Saat Recruiter-nya Menghilang terminal mojok.co

Yang Menjengkelkan dari Rekrutmen Adalah Saat Recruiter-nya Menghilang terminal mojok.co

Meski rekrutmen adalah hal yang sepertinya sulit di masa krisis seperti sekarang, cari kerja sebenarnya nggak sesulit itu kok meski sedang pandemi. Jujur saja, saya hampir setiap minggu selalu mendapatkan panggilan untuk interview dari beberapa perusahaan, mulai dari perusahaan lokal maupun perusahaan asing. 

Ini jalur mandiri ya, bukan jalur orang dalam seperti yang kalian bayangkan. Sebenarnya yang sulit itu bukan mencari pekerjaan atau cari perusahaan yang sedang gencar melakukan rekrutmen karyawan baru, tetapi mendapatkan pekerjaan itu. 

Ibaratnya cari kerja itu seperti pendekatan. Pendekatan mulu jadian nggak! Nah, ini juga yang saya alami selama satu setengah bulan terakhir. Maaf kalau kesannya jadi curhat, tapi memang kok. Ya bagaimana saya nggak sebal, sudah sampai tahapan negosiasi gaji, eh tiba-tiba di-ghosting gitu aja sama recruiter-nya. Berasa ditinggal pas lagi sayang-sayangnya. Mending kalau sudah ada status. Ini ibarat kata, sudah HTS trus ditinggal lagi.

Sejujurnya saya nggak mengerti sih dengan budaya perekrutan karyawan di Indonesia. Rekrutmen adalah hal yang misterius bagi calon pelamar. Kenapa sih kesannya selalu sedikit bertele-tele serta tertutup mengenai masalah salary? Contohnya, untuk rentang dari interview HRD menuju interview user terkadang jarak waktunya terlalu jauh. Kalau beruntung bisa dikabari untuk interview user dengan rentang waktu 1-3 hari, tetapi jika kamu belum beruntung mungkin akan dihubungi sekitar 1-2 minggu kemudian. 

Ya, walaupun saya juga mengerti sih bahwa para user pasti orang-orang yang sibuk dengan jadwal ketat, tidak seperti saya yang pengacara alias pengangguran nggak ada acara. Kalau lebih dari 2 minggu kalian nggak dihubungi kembali, mungkin sudah waktunya untuk move on ke perusahaan lain. Terkadang ketika sudah sampai tahap offering, eh tiba-tiba kita (maksudnya saya) di-ghosting begitu saja oleh pihak recruiter. Kalau sudah begini, biasanya saya akan follow up satu kali, dan kalau tidak ada respons, ya berarti sudah waktunya untuk move on dan mencari perusahaan baru yang kali aja mau menampung saya ini.

Saya terkadang heran, maunya apa sebenarnya recruiter ini? Kok senang meluluh-lantahkan hati kami, para jobseekers. Saya kira rekrutmen adalah proses yang ringan bagi pihak, baik perusahaan maupun calon pekerja. Tapi, kok ruwet ya.

Kalau salary yang diminta kandidat terlalu tinggi dan tidak masuk ke dalam budget perusahaan, sebenarnya ini bisa diantisipasi terlebih dahulu, kan? Misalnya dengan lebih terbuka kepada kandidat mengenai berapa range salary yang ditawarkan, agar kandidat juga bisa mempertimbangkan. Beberapa kali saya interview dengan perusahaan asing, biasanya mereka akan lebih terbuka mengenai gaji sehingga proses perekrutan lebih lancar serta tidak membuang waktu kedua belah pihak apabila ada salah satu pihak yang merasa keberatan dengan nominal yang ditawarkan.

Bagi saya, di-ghosting begitu saja sebelum tahap offering sih, masih bisa saya terima. Sebab, pasti akan sulit juga bagi ibu dan bapak HRD untuk mengumumkan kepada kandidat secara personal jika mereka tidak lolos test maupun interview.

Tapi, menghilang saat sudah memberikan offering letter ataupun negosiasi gaji, kok rasanya tega dan agak kurang profesional ya. Kan bisa bicara baik-baik serta memberitahukan alasan kenapa kandidat tersebut pada akhirnya tidak dipilih untuk posisi pekerjaan tersebut. Tolong, jangan kayak doi yang tiba-tiba ngilang karena sudah ada yang baru.

Sebelum saya mengakhiri surat cinta ini, saya ingin berbagi beberapa harapan serta petuah untuk para recruiter dan jobseeker. Saya berharap proses perekrutan di Indonesia ke depannya bisa lebih baik dan terbuka lagi. 

Untuk para jobseeker, jangan lupa perkenalkan diri Anda serta sebutkan keahlian yang anda miliki. Jangan sampai email atau chat ke recruiter dengan awalan p, p, p. Sebab, bagaimanapun mereka orang-orang profesional dan bukan teman main kamu. Terakhir untuk para recruiter, ayo hire saya. Nanti gaji pertama bakal saya traktir kopi di Starling deh, soalnya kalo di Starbucks saya nggak mampu juga sebenarnya. Hehehe.

BACA JUGA Contoh Pertanyaan Interview Kerja yang Sering Muncul dan Tips Menjawabnya 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version