ADVERTISEMENT
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Newsletters
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Yang Bisa Kita Pelajari dari Kasus Orang Gila yang Dikeroyok di Boyolali

Dessy Liestiyani oleh Dessy Liestiyani
22 Mei 2020
A A
orang gila

Yang Bisa Kita Pelajari dari Kasus Orang Gila yang Dikeroyok di Boyolali

Share on FacebookShare on Twitter

Suatu hari, mood pagi hariku langsung berantakan setelah membaca berita tentang pria dengan gangguan jiwa yang dikeroyok warga di Boyolali. Katanya, pria itu sedang berjalan-jalan sekitar jam 3 pagi ketika sekelompok warga menegurnya. Namanya juga orang dengan gangguan jiwa, bukannya menjawab, tapi malah lari. Jadilah warga mengejar dan mengeroyoknya. Versi lainnya mengatakan pria tersebut memberikan jawaban yang berbeda-beda. Nggak tau kenapa, salah satu warga nggak suka dengan jawabannya dan mulai memukul. Jadilah warga lainnya ikut mengeroyok. Setelah dirawat beberapa hari, korban pun meninggal dunia akibat luka-lukanya. Miris….

Dan semakin miris karena kejadian tersebut dilakukan di Bulan Ramadhan. Bulan suci yang harusnya justru membuat orang lebih giat beribadah dan banyak melakukan perbuatan baik. Apa pun alasannya, main hakim sendiri saja sudah salah. Apalagi ini dilakukan ke orang yang pikirannya terganggu, yang tidak sadar dengan apa yang diucapkannya.

Kenapa hal ini bisa terjadi? Karena dari kecil kita sudah dicekoki dengan slogan “Awas, ada orang gila!”, sebuah kalimat untuk berhati-hati kalau bertemu orang dengan gangguan kejiwaan, atau yang populer dengan sebutan orang gila, miring, atau orang gak waras. Dan jujur saja, sugesti ini melekat kuat dari generasi ke generasi. Apakah sugesti tentang orang gila ini bisa berubah? Bisa saja tergantung pengalaman hidup dan perjalanan batin seseorang di kemudian hari.

Demikian pula aku. Dari kecil aku terbiasa untuk berlari menjauh bila melihat orang gila. Takut. Karena sugesti untuk “berhati-hati dengan orang gila” itu terus menghantuiku.

Takut kalau tiba-tiba dimintai uang, takut kalau tiba-tiba dipukul, dan takut kalau tiba-tiba (maaf) diludahi. Ketakutan-ketakutan semu yang belum tentu juga terjadi. Toh sampai sekarang aku belum pernah punya pengalaman yang buruk dengan mereka.

Namun sugesti itu pun perlahan berubah menjadi empati yang dalam terhadap orang-orang yang menderita gangguan jiwa. Baru sekadar empati yang belum bisa tersalurkan dengan perbuatan yang baik. Karena jujur, mungkin sekian persen di otakku, rasa takut itu masih ada. Padahal aku sendiri tidak yakin, kenapa aku takut sama orang gila. Sepertinya sugesti itu masih merekat erat.

Dan semakin tua usiaku, semakin aku menyadari bahwa mereka bukan penjahat yang harus ditangkap, bukan maling yang harus dikeroyok. Kalau pun mereka melakukan perbuatan yang melanggar hukum atau tidak wajar, jelas itu terjadi karena pikiran mereka yang terganggu. Lalu kenapa harus dipukuli sih? Coba kalau itu terjadi pada saudara atau keluarga kita sendiri, apakah kita bisa terima jika mereka dipukuli sementara mereka sendiri tidak tahu mereka salah apa-apa?

Aku bukan psikolog dan aku tidak pernah belajar ilmu psikologi. Aku tidak tahu mengapa orang bisa menjadi terganggu jiwanya. Aku hanya warga yang berusaha membayangkan, mengerti, dan memaklumi kondisi mereka. Aku hanya warga yang berusaha berempati.

Kita tahu, orang gila umumnya mengalami perlakuan yang tidak menyenangkan. Diketawain anak-anak, ditimpukin batu, diusir pemilik toko, dikira kemasukan setan, dituduh orang jahat yang mau nyulik anak kecil, diperkosa, sampai yang paling sering kita dengar: dipasung keluarga sendiri.

Apakah kondisi-kondisi tersebut belum cukup untuk menyadarkan kita untuk melindungi mereka? Mungkin kita memang tidak mengerti bagaimana menangani mereka, tapi paling tidak, ada beberapa hal mudah yang bisa kita lakukan untuk membantu, seperti:

Segera lapor ke pihak berwajib (bisa Polisi, Dinas Sosial, atau sekedar Pak RT dan Pak RW setempat), bila mengetahui ada orang yang dipasung karena dianggap gila oleh keluarganya.

Tegur anak-anak yang suka mentertawakan dan melempari batu ke mereka.

Beri mereka makan semampu kita bisa. Mereka tidak mungkin bekerja. Mereka tidak mungkin berfikir. Mungkin mengais sampah menjadi salah satu cara mereka bertahan hidup.

Segera lapor ke Polisi, Dinas Sosial, atau yayasan terkait, jika melihat orang gila berkeliaran. Lindungi mereka sebelum dijadikan bulan-bulanan warga.

Menurut beberapa artikel, penyakit jiwa ini bisa disembuhkan kok. Baik secara medis seperti fisioterapi dan obat-obatan maupun secara non medis seperti ruwat, zikir dan doa. Yang menjadi pertanyaan besar adalah, siapa yang mau menyembuhkan mereka? Siapa yang mau merawat mereka kalau keluarga sendiri sudah mengusir mereka? Siapa yang bertanggung-jawab terhadap kehidupan mereka selanjutnya?

Hati-hati, penyakit jiwa ini bisa merasuki siapa saja. Pengusaha bisa gila karena bisnisnya bangkrut, mahasiswa bisa gila karena punya target harus lulus cum laude. Politisi partai bisa gila karena kalah di pilkada. Bahkan anak SD di negara tetangga banyak yang gila karena tidak kuat menjalani kurikulum sekolahnya. Kebayang gak kalau suatu saat justru kita yang terganggu jiwanya?

Mudah-mudahan para manusia yang masih merasa waras, punya hati nurani untuk mulai belajar menyayangi orang gila.

BACA JUGA Nggak Harus Nunggu Gila untuk Datang ke Psikolog dan tulisan Dessy Liestiyani lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 21 Mei 2020 oleh

Tags: orang dengan gangguan jiwaorang gilastigma orang gila
Dessy Liestiyani

Dessy Liestiyani

Wiraswasta, mantan kru televisi, penikmat musik dan film.

ArtikelTerkait

Konten tidak tersedia
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Kalau di Kota Ada Kirim Parsel, di Desa Ada Ater-ater Tipe-tipe Orang saat Menunggu Lebaran Datang Terima kasih kepada Tim Pencari Hilal! Ramadan Sudah Datang, eh Malah Menanti Bulan Syawal Ramadan Sudah Datang, eh Malah Menanti Lebaran Buku Turutan Legendaris dan Variasi Buku Belajar Huruf Hijaiyah dari Masa ke Masa Serba-serbi Belajar dan Mengamalkan Surah Alfatihah Pandemi dan Ikhtiar Zakat Menuju Manusia Saleh Sosial Inovasi Produk Mushaf Alquran, Mana yang Jadi Pilihanmu? Tahun 2020 dan Renungan ‘Amul Huzni Ngaji Alhikam dan Kegalauan Nasib Usaha Kita Nggak Takut Hantu, Cuma Pas Bulan Ramadan Doang? Saya Masih Penasaran dengan Sensasi Sahur On The Road Menuai Hikmah Nyanyian Pujian di Masjid Kampung Mengenang Asyiknya Main Petasan Setelah Tarawih Horornya Antrean Panjang di Pesantren Tiap Ramadan Menjadi Bucin Syar'i dengan Syair Kasidah Burdah Drama Bukber: Sungkan Balik Duluan tapi Takut Ketinggalan Tarawih Berjamaah Opsi Nama Anak yang Lahir di Bulan Ramadan, Selain Ramadan Panduan buat Ngabuburit di Rumah Aja Sebagai Santri, Berbuka Bersama Kiai Adalah Pengalaman yang Spesial Panduan buat Ngabuburit di Rumah Aja Pandemi Corona Datang, Ngaji Daring Jadi Andalan Tips Buka Bersama Anti Kejang karena Kantong Kering Mengenang Asyiknya Main Petasan Setelah Tarawih Rebutan Nonton Acara Sahur yang Seru-seruan vs Tausiyah Opsi Nama Anak yang Lahir di Bulan Ramadan, Selain Ramadan Drama Bukber: Sungkan Balik Duluan tapi Takut Ketinggalan Tarawih Berjamaah Sebagai Santri, Berbuka Bersama Kiai Adalah Pengalaman yang Spesial Aduh, Lemah Amat Terlalu Ngeribetin Warung Makan yang Tetap Buka Saat Ramadan Tong Tek: Tradisi Bangunin Sahur yang Dirindukan Kolak: Santapan Legendaris Saat Ramadan

Kalau di Kota Ada Kirim Parsel, di Desa Ada Ater-ater

Lebaran Tahun Ini: Meski Raga Tak Bersama, Silaturahmi Tetap Harus Terjaga Berlutut dan Pakai Bahasa Jawa Kromo Adalah The Real Sungkeman saat Lebaran Selain Hati, Alam Juga Harus Kembali Fitrah di Hari yang Fitri Nanti Starter Pack Kue dan Jajanan saat Lebaran di Meja Tamu Mengenang Keseruan Silaturahmi Lebaran demi Mendapat Selembar Uang Baru Pasta Gigi Siwak: Antara Sunnah Nabi Atau Komoditas Agama (Lagi) Dilema Perempuan Ketika Menentukan Target Khataman Alquran di Bulan Ramadan Suka Duka Menjalani Ramadan Tersepi yang Jatuh di Tahun Ini Melewati Ramadan dengan Jadi Anak Satu-satunya di Rumah Saat Pandemi Memang Berat Belajar Gaya Hidup Eco-Ramadan dan Menghitung Pengeluaran yang Dibutuhkan Anak-anak yang Rame di Masjid Saat Tarawih Itu Nggak Nakal, Cuma Lagi Perform Aja Fenomena Pindah-pindah Masjid Saat Buka Puasa dan Salat Tarawih Berjamaah 5 Aktivitas yang Bisa Jadi Ramadan Goals Kamu (Selain Tidur) Nanti Kita Cerita tentang Pesantren Kilat Hari Ini Sejak Kapan sih Istilah Ngabuburit Jadi Tren Ketika Ramadan? Kata Siapa Nggak Ada Pasar Ramadan Tahun Ini? Buat yang Ngotot Tarawih Rame-rame di Masjid, Apa Susahnya sih Salat di Rumah? Hukum Prank dalam Islam Sudah Sering Dijelaskan, Mungkin Mereka Lupa Buat Apa Sahur on the Road kalau Malah Nyusahin Orang? Bagi-bagi Takjil tapi Minim Plastik? Bisa Banget, kok! Nikah di Usia 12 Tahun demi Cegah Zina Itu Ramashok! Mending Puasa Aja! Mengenang Kembali Teror Komik Siksa Neraka yang Bikin Trauma Keluh Kesah Siklus Menstruasi “Buka Tutup” Ketika Ramadan Angsle: Menu Takjil yang Nggak Kalah Enak dari Kolak Nanjak Ambeng: Tradisi Buka Bersama ala Desa Pesisir Utara Lamongan

Lebaran Tahun Ini: Meski Raga Tak Bersama, Silaturahmi Tetap Harus Terjaga

Tradisi Kupatan sebagai Tanda Berakhirnya Hari Lebaran Masa Lalu Kelam Takbir Keliling di Desa Saya Sunah Idul Fitri Itu Nggak Cuma Pakai Baju Baru, loh! Hal-hal yang Dapat Kita Pelajari dari Langgengnya Serial “Para Pencari Tuhan” Dilema Mudik Tahun Ini yang Nggak Cuma Urusan Tradisi Sepi Job Akibat Pandemi, Pemuka Agama Disantuni Beragama di Tengah Pandemi: Jangan Egois Kita Mudah Tersinggung, karena Kita Mayoritas Ramadan Tahun Ini, Kita Sudah Belajar Apa? Sulitnya Memilih Mode Jilbab yang Bebas Stigma Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Kenapa Kita Sulit Menerima Perbedaan di Media Sosial? Masjid Nabawi: Contoh Masjid yang Ramah Perempuan Surat Cinta untuk Masjid yang Tidak Ramah Perempuan Campaign #WeShouldAlwaysBeKind di Instagram dan Adab Silaturahmi yang Nggak Bikin GR Tarawih di Rumah: Ibadah Sekaligus Muamalah Ramadan dan Pandemi = Peningkatan Kriminalitas? Memetik Pesan Kemanusiaan dari Serial Drama: The World of the Married Mungkinkah Ramadan Menjadi Momen yang Inklusif? Beratnya Menjalani Puasa Saat Istihadhah Menghitung Pengeluaran Kita Kalau Buka Puasa “Sederhana” di Mekkah Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Mengenang Serunya Mengisi Buku Catatan Ramadan Saat SD Belajar Berpuasa dari Pandemi Corona Perlu Diingat: Yang Lebih Arab, Bukan Berarti Lebih Alim Nonton Mukbang Saat Puasa, Bolehkah? Semoga Iklan Bumbu Dapur Edisi Ramadan Tahun Ini yang Masak Nggak Cuma Ibu

Tradisi Kupatan sebagai Tanda Berakhirnya Hari Lebaran



Terpopuler Sepekan

Tak Ada yang Lebih Tabah dari para Pejuang KRL

Tak Ada yang Lebih Tabah dari para Pejuang KRL

oleh Bintang Ramadhana Andyanto
29 September 2023

Kuliner Jogja Olahan Tahu Senikmat Ayam Goreng Olive Chicken (Unsplash)

5 Kuliner Tahu di Jogja yang Segera Menyusul Olive Chicken Menjadi Makanan Khas Jogja

oleh Muhammad Syifa Zam Zami
26 September 2023

Mobil Toyota Alphard Bikin Repot dan Kebohongan Soal Privilege (Unsplash)

Mobil Toyota Alphard: Mobil yang Merepotkan dan Kebohongan Soal Privilege kalau Punya Mobil Ini

oleh Nurul Fauziah
29 September 2023

3 Rekomendasi Merek Celana Dalam Pria yang Nyaman di Selangkangan

3 Rekomendasi Merek Celana Dalam Pria yang Nyaman di Selangkangan

oleh Dito Yudhistira Iksandy
28 September 2023

UIN Solo, Kampus yang "Nasibnya" Mengenaskan, Nggak kayak UMS dan UNS

UIN Solo, Kampus yang “Nasibnya” Mengenaskan, Nggak kayak UMS dan UNS

oleh Fajar Novianto Alfitroh
25 September 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=bTIqGdlcSsg

DARI MOJOK

  • Menginap di Masjid Keraton, Pedagang Sayur Ini Bahagia Dapat Potongan Bambu Grebeg Maulud
  • Ajaran Sunan Bonang: Jalan Kembali Kepada Allah adalah Cinta
  • 3 Fungsi Pokok Pancasila untuk Kehidupan Bangsa
  • Pernah Wakili Partai Komunis di Parlemen, Mengapa Affandi Selamat dari Peristiwa 1965? 
  • Melacak Jejak Freemasonry di Jogja, Markas Besarnya di Gedung DPRD DIY
  • Universitas Padjadjaran Punya Cabang di Kabupatennya Susi Pudjiastuti, Pangandaran
ADVERTISEMENT
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Newsletters
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!