Beberapa waktu lalu, Mas Iqbal menulis mengenai betapa problematiknya Mio Karbu. Sebagai orang yang dulunya menggunakan motor ini, saya sepakat dengan hal tersebut. Itulah sebabnya saya menjual motor ini dan memilih membeli Yamaha Vega ZR. Selain karena harganya yang terjangkau, Vega ZR juga digadang-gadang hemat bahan bakar.
Lebih dari itu, banyak review di internet juga mengatakan kalau perawatan motor ini nggak rumit. Asal nggak telat ganti oli, bisa dipastikan kondisi motor tetap prima. Awalnya, saya sepakat dengan klaim tersebut. Setidaknya motor ini lebih nggak rewel daripada motor saya sebelumnya.
Akan tetapi, setelah lebih dari satu tahun menggunakan motor ini, tiba-tiba muncul sedikit penyesalan dalam diri. Sebab, nyatanya saya tetap dihadapkan dengan beberapa masalah yang merepotkan.
Daftar Isi
Tarikan gas berat dan loyo
Sebagai informasi, motor Vega ZR yang saya gunakan adalah keluaran tahun 2010. Sebenarnya, nggak ada masalah yang berarti pada motor dengan tenaga 113 cc ini ketika digunakan di kota. Apalagi kalau hanya ditunggangi sendiri. Tarikan gasnya masih enak, motor juga masih bisa diajak melaju cukup kencang.
Namun, beda cerita kalau digunakan untuk boncengan atau ketemu jalan tanjakan. Tarikan gasnya langsung terasa loyo. Berdasarkan pengalaman saya, motor ini kalau dibuat boncengan nggak akan bisa dipacu lebih dari 60 km. Sebenarnya bisa saja kalau dipaksa, tapi akan terasa berat dan nggak mampu gitu, lho.
Apa karena ini ya saya ditakdirkan (masih) sendiri. Duh.
Lebih tricky lagi kalau ketemu jalan tanjakan. Sebab, saya harus menggunakan timing yang pas dalam memanfaatkan gravitasi agar motor nggak melorot di tengah tanjakan. Biasanya, lebih mudah kalau ada jalan turunan. Tapi, bisa jadi masalah kalau jalannya hanya datar dan menanjak, seperti di daerah Cangar.
Belakangan saya baru tahu kalau penyebab lemahnya tarikan gas di Vega ZR disebabkan oleh kopling yang menggunakan sistem diafragma. Sistem ini menyebabkan tarikan nggak responsif karena kopling kurang mampu menyalurkan tenaga dari mesin. Oleh sebab itu, tarikan gas akan terasa loyo kalau dibuat boncengan dan melewati tanjakan.
Rantai Yamaha Vega ZR gampang kendur
Masalah berikutnya pernah ditulis oleh Mas Anshar di Terminal Mojok. Dalam tulisannya, Mas Anshar menyatakan kalau masalah utama dari motor Vega ZR miliknya adalah rantai yang gampang kendur. Meskipun sudah diakali dengan memotong rantai dan mengganti gear belakang, masalah tetap terjadi. Bahkan, rantai motornya bisa los kayak rantai sepeda.
Motor saya pun mengalami masalah serupa meskipun nggak sampai los juga, sih. Tapi, terhitung sudah 2 kali saya ganti gear set karena masalah rantai kendur. Saya nggak tahu pasti apa penyebabnya, padahal saya juga menggunakan suku cadang dari Yamaha. Masalah ini malah bisa teratasi ketika saya menggunakan suku cadang pihak ketiga, SSS, yang harganya juga lebih mahal. Terbukti rantai saya masih awet sampai sekarang.
Komstir sering kendur dan rawan pecah
Kalau kalian belum tahu, komstir merupakan komponen untuk mendukung kestabilan setir motor ketika berkendara. Jadi, komponen ini sangat penting karena berkaitan dengan keselamatan diri. Nahasnya, komponen ini juga sering bermasalah di Yamaha Vega ZR.
Beberapa montir yang saya datangi mengatakan kalau komstir kendur pada Vega ZR, dan beberapa motor keluaran Yamaha, memang umum terjadi. Biasanya ditandai dengan motor yang kurang stabil ketika dikendarai dan setang terasa lebih berat ketika dibelokkan. Sebenarnya masalah ini masih bisa diakali dengan mengencangkan komstir.
Namun, di banyak kasus, komstir akan kembali bermasalah, bahkan bisa pecah. Kalau sudah begini, ya, nggak ada jalan lain selain ganti baru. Saya sendiri baru mengalami masalah ini sekitar 2 bulan lalu dan memilih untuk ganti baru. Asal kalian tahu saja, harganya lumayan, sekitar Rp80 ribuan, belum termasuk biaya jasa.
Yamaha Vega ZR susah dinyalakan saat mesin dingin
Masalah terakhir adalah Vega ZR susah dinyalakan kalau mesinnya dingin. Asli, sampai sekarang, saya masih sebel kalau menyalakan motor ini di pagi hari. Memang nggak sesusah itu, hanya butuh usaha untuk beberapa kali engkol aja. Tapi, kan sama aja bikin repot.
Awalnya, saya mengira kalau hal ini disebabkan karena terjadi kerusakan komponen. Namun, setelah bertanya pada mekanik ditambah membaca pengalaman pengguna Vega ZR di Facebook. Saya akhirnya tahu kalau masalah ini memang masalah yang umum terjadi. Jadi, ya, saya nggak ngerti solusinya gimana.
Walaupun masalah-masalah tersebut kerap kali membuat kesal dan dompet saya boncos, secara keseluruhan pengalaman menggunakan Vega ZR masih patut diacungi jempol. Terutama soal kenyamanan berkendara dan iritnya bahan bakar yang digunakan. Hal ini masih bisa sedikit mengobati kekesalan saya pada berbagai hal yang merepotkan di atas.
Penulis: Dito Yudhistira Iksandy
Editor: Rizky Prasetya