Aldi Taher sempat menghebohkan publik setelah diketahui mendaftar menjadi calon legislatif dengan dua partai yang berbeda, yaitu PBB dan Perindo. Kasus itu membuat saya sempat ragu dengan kapabilitasnya untuk menjadi wakil rakyat. Jika memilih partai saja ragu-ragu, bagaimana dia bisa menentukan program yang terbaik buat rakyat?
Saya hanya takut kalau Aldi Taher sewaktu-waktu bisa mencoreng nama baik wakil rakyat kita yang terhormat. Bukankah mereka yang menjadi wakil rakyat adalah orang-orang yang telah teruji kualitas dan kapabilitasnya? Aldi Taher jelas nggak layak dijejerkan dengan mereka yang saat ini duduk manis di Senayan.
Setidaknya itu yang saya pikirkan sebelum menonton wawancara Aldi Taher di salah satu stasiun televisi baru-baru ini. Meskipun wawancaranya hanya 15 menit, tetapi sudah cukup membantah keraguan saya kepadanya. Saya merasa berdosa telah menganggap remeh seorang Aldi Taher yang kualitasnya ternyata bisa disejajarkan dengan wakil rakyat kita.
Bahkan, kalau saja pemilu legislatif dilaksanakan pada hari ini, saya yakin Aldi Taher akan menjadi salah orang yang akan terpilih, bahkan dengan suara mutlak. Saya mengatakan hal itu tentu bukan tanpa alasan. Dalam wawancara singkatnya saja, blio setidaknya sudah menggenggam tiga modal utama untuk meraih massa agar dapat terpilih menjadi wakil rakyat. Ketiga hal yang belum tentu dimiliki oleh calon legislatif yang lain.
Mengikuti perkembangan media sosial
Setelah mengucapkan salam pembuka yang sangat lengkap dari berbagai agama, Aldi Taher melakukan hal yang tidak biasa dilakukan oleh calon legislatif lain. Dia dengan percaya diri bersenandung, “Look at the stars, look how they shine for you.” Tidak salah lagi, itu adalah dua bait awal lagu “Yellow” yang dipopulerkan oleh Coldplay!
Alih-alih berbasa-basi menyapa presenter atau mengucapkan sesuatu yang tidak penting, ia lebih memilih mengutip lagu Coldplay yang kita semua tahu akan menggelar konser di Indonesia November mendatang. Tindakannya ini adalah sebuah kegeniusan yang saya yakin tidak pernah terpikirkan di kepala wakil rakyat kita sebelumnya. Ia berinovasi dan berani mendobrak tatanan salam pembuka di media.
Selain itu, ia sekaligus menunjukkan betapa pahamnya dirinya terhadap tren pembahasan di media sosial yang sedang gandrung dengan Coldplay. Dengan ini, suara penggemar Coldplay yang jumlahnya tidak sedikit itu hampir pasti ia kantongi. Memang siapa lagi yang akan dicoblos penggemar Coldplay selain Aldi Taher?
Sosok Religius
Selain suara penggemar Coldplay, Aldi Taher juga mencoba untuk menggaet suara dari umat muslim sebagai kaum mayoritas di negara ini. Misalnya dengan mengatakan bahwa kebulatan tekadnya untuk memilih Perindo ketimbang PBB hadir setelah melaksanakan salat istikharah. Masya Allah, di mana lagi kita bisa mendapat calon legislatif yang mendasarkan keputusannya pada petunjuk Tuhan dan bukan pada pemilik modal?
Akan tetapi yang paling mencengangkan tentu saja keputusannya untuk membaca surah Al-Fatihah di akhir sesi wawancara. Saya rasa calon legislatif lain, se-religius apa pun mereka, belum pernah ada yang membaca Al-Fatihah secara terang-terangan di depan layar kaca.
Tujuan Aldi Taher duduk di Senayan pun bukan semata-mata untuk membela kepentingan rakyat, melainkan ia ingin membaca Al-Qur’an di depan Puan Maharani dan Bambang Soesatyo. Ia dengan lantang mengatakan kalau Al-Qur’an adalah solusi dan kekuatan untuk Indonesia. Siapa yang tidak berkaca-kaca dengan statement ini?
Rendah Hati
Berbeda dengan kebiasaan pesaing-pesaing, Aldi Taher justru tidak menggebu-gebu mengemis suara dari rakyat. Ketika diminta untuk melakukan yel-yel untuk membuat masyarakat yakin untuk memilihnya, dia berkata kalau tidak usah memilihnya. Akan tetapi setelah itu, ia melanjutkan dengan berkata bahwa kita tidak perlu memaksa pilihan orang.
Hal itu menunjukkan sikap rendah hati dan tidak nafsu kekuasaan yang dimilikinya. Sesuatu yang sangat diperlukan di zaman orang bisa saling membunuh untuk berebut kuasa.
Ketiga hal tersebut baru sebagian kecil kegemilangan yang bisa kita saksikan dari Aldi Taher. Lagi pula wawancara tersebut terlalu singkat baginya yang dikenal mempunyai gagasan-gagasan out of the box. Maka tidak ada lagi keraguan untuk mengatakan Aldi Taher adalah alternatif pilihan terbaik serta ujung tombak untuk membungkam oligarki di negara ini.
Penulis: Nurfikri Muharram
Editor: Intan Ekapratiwi