Warung Makan Legendaris di Jogja yang Sudah Ada Sejak Sebelum Indonesia Merdeka

Warung Makan Legendaris di Jogja yang Sudah Ada Sejak Sebelum Indonesia Merdeka

Jogjakarta (Achdiat Setyawan via Shutterstock.com)

Setiap sudut Kota Jogja adalah warung makan. Dari utara sampai selatan, bertebaran tempat kuliner tradisional yang siap jadi pemadam kelaparan. Nggak heran kalau Kota Budaya ini disebut-sebut sebagai surganya berburu makanan khas Nusantara yang akan memperkaya petualangan rasa. Pancen og.

Dari sekian banyak tempat kuliner di Jogja, ada sejumlah warung makan legendaris yang sudah ada sebelum Indonesia merdeka. Nggak cuma dikenal enak dan mantap, beberapa warung berusia puluhan tahun itu juga menyimpan sejarah panjang tentang perjuangan sang pemilik dalam menjaga dan mempertahankan resep kuliner warisan nenek moyang mereka.

Nah, buat kalian yang tengah jalan-jalan di Kota Istimewa dan penasaran ingin menyantap sajian kuliner legendaris khas Jogja, berikut sejumlah warung tertua yang sudah ada sejak sebelum kemerdekaan.

Soto Kadipiro

Bicara tentang kuliner soto di Jogja, tentu yang terlintas di kepala adalah Soto Kadipiro. Warung makan yang berada di Jalan Wates ini sudah ada sebelum kemerdekaan, tepatnya berdiri pada 1921. Sampai sekarang, Soto Kadipiro masih tetap eksis dan menjadi jujugan utama warga sekitar maupun wisatawan.

Soal rasa, tentu sudah nggak diragukan lagi. Soto yang didirikan oleh Mbah Karto Wijoyo ini sejak lama dikenal memiliki kuah ayam kampung yang begitu menggoda. Gurihnya kuah soto berpadu sama suwiran ayam, tauge, kol, dan taburan daun bawang, bikin soto legendaris satu ini benar-benar mantap dan memperkaya petualangan rasa.

Saat ini, banyak ditemukan warung makan Soto Kadipiro yang bertebaran di penjuru Kota Jogja. Tapi buat kalian yang pengin nyoba sensasi rasa Soto Kadipiro asli bin original, langsung saja satset menuju Jalan Wates No. 33, Kadipiro, Ngestiharjo, Kec. Kasihan, Bantul. Dalam sekali santap, dijamin soto legendaris ini bakal bikin nagih dan mak pyar!

Warung Bu Spoed

Warung makan legendaris di Jogja yang sudah ada sebelum kemerdekaan selanjutnya adalah Warung Bu Spoed. Warung makan yang didirikan oleh Mbah Harjo ini sudah ada sejak 1920-an. Menu yang disajikan di warung ini yaitu terik daging, paru krispi, oseng-oseng lombok ijo, kikil balado, sambel goreng kentang krecek, hingga empal goreng.

Nggak cuma menyajikan aneka kuliner lezat, warung makan yang berada di Jalan Ibu Ruswo No.32, Gondomanan, ini juga menyimpan kisah unik. Konon, warung makan ini pernah menolak utusan Sultan HB IX yang mau memborong masakan. Tak ayal, cerita menolak pesanan Raja Jogja ini pun jadi urban legend di Kota Istimewa.

Gudeg Mbah Lindu

Mendengar kata Jogja, tentu yang terlintas di kepala adalah UMR rendah  gudeg. Kuliner yang terbuat dari nangka muda dan dimasak dengan santan ini sampai sekarang masih jadi primadona bagi masyarakat dan para pelancong. Salah satu gudeg legendaris di Jogja yang sudah ada sebelum kemerdekaan adalah Gudeg Mbah Lindu.

Warung makan milik Setyo Utomo atau yang lebih dikenal dengan Mbah Lindu ini berada di Jalan Sosrowijayan, Sosromenduran, Gedong Tengen, Kota Yogya. Mbah Lindu sendiri sudah berjualan gudeg sejak usia 15 tahun, tepatnya saat zaman penjajahan Jepang. Setelah kepergian Mbah Lindu pada Juli 2020 lalu, kini warung gudeg tersebut diteruskan oleh anak bungsunya, Ratiyah.

Nah, buat kalian yang ingin menyantap gudeg warisan Mbah Lindu, bisa langsung ke daerah Sosrowijayan, dekat Hotel Grage. Menu yang ditawarkan pun beragam, mulai dari nasi telur gudeg, bubur gudeg telur, hingga gudeg suwir. Cukup merogoh kocek Rp15 ribuan, sudah bisa menikmati gudeg dengan cita rasa gurih, manis, dan lezat ini.

Ayam Goreng Mbok Berek

Salah satu warung makan legendaris di Jogja yang sudah ada sebelum kemerdekaan adalah Ayam Goreng Mbok Berek. Ya, warung yang begitu populer di Jogja ini sudah ada sejak 1890. Konon, warung makan ini pernah disinggahi oleh Pangeran Diponegoro, lho.

Nama Mbok Berek sendiri diambil dari julukan pemilik sekaligus pendiri warung makan legendaris ini, yaitu Nini Ronodikromo atau Nyi Rame. Perempuan yang tinggal di Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, akrab disapa Mbok Berek lantaran anaknya sering menangis atau istilah orang Jawa disebut berek-berek.

Meski sudah berumur ratusan tahun, ayam goreng Mbok Berek masih tetap mempertahankan resep aslinya. Daging ayamnya yang empuk berpadu dengan racikan bumbu tradisional khas Jawa, benar-benar lezat dan menggugah selera. Nggak percaya? Silakan coba!

Bakmi Jawa Mbah Wito

Buat kalian yang tengah berada di Jogja dan hobi makan bakmi jawa, wajib nyicipi Bakmi Jawa Mbah Wito di Desa Piyaman, Kec. Wonosari, Gunungkidul. Warung makan yang sudah ada sejak 1942 ini menjadi pelopor kuliner bakmi di penjuru Nusantara.

Sampai saat ini, cara masak bakmi milik Mbah Wito masih diolah dan diracik di atas anglo atau tungku tanah liat dengan api arang. Hal inilah yang kemudian bikin cita rasa khas bakmi begitu kuat dan menggoda. Perpaduan antara kaldu putih kental, suwiran ayam kampung, tekstur mi kuning kenyal mulur, serta telur orak-arik yang nyemek, begitu lezat dan mantap.

Itulah beberapa warung makan di Jogja yang sudah ada sebelum kemerdekaan. Jogja tanpa kuliner khasnya, barangkali cuma jadi ruang hampa yang ditinggali oleh orang-orang yang lehernya tercekik UMR. Jadi, kalau berkunjung ke Jogja, pastikan untuk mencicipi aneka menu makan lezat yang bertebaran di setiap sudut kota. Selamat makan!

Penulis: Jevi Adhi Nugraha
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Makanan di Jogja yang Wajib Banget Dicoba Part 1

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version