Harus diakui warteg yang hari ini telah terkenal dan menjamur di Jogja adalah Warteg Kharisma Bahari. Beberapa waktu lalu juga saya sudah menjajal warteg ini. Kemudian muncul hasrat untuk mengeksplor warteg lainnya. Saya pun mencari-cari warteg selain Kharisma Bahari di Jogja dan menemukan warteg bernama Putra Bahari.
Awalnya saya kira warteg ini anak cabang dari Kharisma Bahari. Karena dari segi tampilan, logo, konsep tempat, dan lain sebagainya kurang-lebih sama. Tapi saya keliru. Warteg Putra Bahari berdiri sendiri.
Hal itu saya dapat jawabannya saat sahur di Warteg Putra Bahari yang berada di Jalan Candi Gebang No. 246, Karang Asem, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Pihak warung makan mengatakan bahwa tidak ada kaitannya antara Warteg Putra Bahari dengan Warteg Kharisma Bahari.
Dalam hati, saya merasa hal ini menarik sekali. Saya langsung menilai bahwa warteg yang di Jogja satu ini akan menjadi saingan Warteg Kharisma Bahari. Saat saya datang ke sana kala sahur, banyak orang yang antre untuk makan. Bahkan, seisi ruangan terbilang penuh.
Banyak orang sahur di Warteg Putra Bahari Condongcatur Jogja
Mayoritas yang saya jumpai di sana adalah anak-anak muda, baik itu laki-laki maupun perempuan. Beberapa ada juga orang tua dan orang lanjut usia yang makan di Warteg Putra Bahari. Ada yang dibungkus ada pula yang makan di tempat.
Setelah mengantre sekitar 20 menit, saya bertanya menu apa yang paling laris di sana. Penjual merekomendasikan mustofa. Saya langsung penasaran dengan menu satu ini, dilihat dari bentuknya kelihatannya menarik. Selain mustofa, saya menambahkan kerupuk, oseng tempe basah, dan ayam goreng yang jadi menu utama.
Entah karena lapar atau bagaimana, sewaktu saya melahap makanan itu, saya merasakan sensasi yang begitu nikmat dan enak. Mustofa dan perpaduan tempe oseng basah ditambah ayam goreng memanjakan lidah saya. Rasa mustofanya ada asam-asamnya dan manis tapi tetap ditaraf yang wajar. Sedangkan untuk rasa ayam gorengnya enak. Tidak begitu alot tapi bumbu yang dicampurkan masih bisa terasa.
Sementara untuk teh manis yang saya pesan rasanya biasa saja. Yah, selayaknya teh manis pada umumnya.
Setelah makanan habis, saya pun curi-curi pertanyaan kepada pemilik warteg. Salah satu yang membuat saya penasaran adalah apakah pengelola Warteg Putra Bahari Jogja ini adalah orang asli Tegal. Rupanya beliau memang asli Tegal, bahkan saya sampai dikasih lihat KTP-nya.
Menu yang enak, murah, dan beragam
Saya juga sempat menayakan kepada mahasiswa UII Jogja yang makan di depan saya soal alasan dia makan di Warteg Putra Bahari. Jawabannya singkat, karena warteg ini enak, murah, dan menunya beragam.
Saya setuju dengan jawaban tersebut. Hal itu memang benar adanya. Setidaknya ada puluhan menu yang bisa dipilih di Warteg Putra Bahari ini. Tentu saja ini menjadi kelebihan warteg ini dibanding tempat makan lainnya. Jika di tempat lain menunya hanya itu-itu saja, di sini menunya beragam. Pelanggan yang datang bebas pilih ingin makan apa.
Selain itu, yang menjadi kelebihan lainnya dari Warteg Putra Bahari adalah harganya yang relatif murah. Menu yang saya pesan saat sahur hanya dibanderol Rp18 ribu. Bahkan kelebihan yang mungkin sulit didapatkan di warung-warung makan lainnya adalah gratis es teh, baik untuk makanan yang dibungkus atau dimakan di tempat. Menarik sekali, bukan?
Warteg Putra Bahari Condongcatur Jogja buka 24 jam dan saya kira sangat cocok bagi kalian yang ingin menjadi pilihan saat sahur Ramadan. Lantaran menu beragam, harga terjangkau, tempatnya nyaman dan bersih.
Penulis: Khoirul Atfifudin
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.