Sebelum kalian mulai baca, saya beri peringatan, artikel ini mengandung spoiler.
WandaVision episode kelima menunjukkan seberapa dahsyat depresi yang dialami Wanda. Kita ditunjukkan bahwa Wanda benar-benar mencuri mayat Vision dari markas SWORD. Setelah itu dia datang ke Westview dan memanipulasi kehendak semua orang di kota itu. Pun kita tahu bahwa semua orang di Westview yang dikendalikan Wanda benar-benar tersiksa, namun mereka tidak bisa melawan karena mereka tidak memiliki kehendak atas diri mereka sendiri.
Di sisi lain, Vision mulai bisa memiliki kehendaknya sendiri. Ini aneh, mengingat jika Vision adalah mayat yang digerakkan oleh Wanda, tidak mungkin dia memiliki kehendaknya. Hal ini hanya mungkin terjadi jika Wanda menghidupkan kembali Vision entah bagaimana caranya. Namun, sekalipun Vision bisa hidup lagi, nampaknya dia tidak bisa meninggalkan Westview karena Wanda berkali-kali mengatakan Vision tidak boleh meninggalkan Westview.
Depresi Wanda ini, yang hampir menjurus ke arah kegilaan, sebenarnya terjadi karena dia tidak memiliki siapa-siapa yang dekat dengannya selama ini. Dia hanya memiliki Pietro, saudara kembarnya, namun dia meninggal pada event Age of Ultron. Setelah itu dia bergabung dengan Avengers dan dekat dengan Vision, namun Vision harus mati di depan matanya sebanyak dua kali. Pertama, Wanda yang membunuhnya demi menghancurkan Mind Stone, kedua dibunuh Thanos saat alien ungu itu membalikkan waktu dan mencabut Mind Stone dari kepala Vision.
Dia menderita kekalahan, saat seluruh dunia merayakan kemenangan atas Thanos. Semua orang bahagia dengan musnahnya Thanos dan kembalinya orang-orang yang lenyap karena jentikan jari Thanos. Anggota Avengers lain juga bisa pulang dengan bahagia. Clint kembali ke keluarganya, Peter Parker kembali ke kehidupan sekolahnya yang wajar, Steve Rogers kembali ke masa lalu dan hidup bahagia, Thor menemukan keluarga baru dengan Guardians of the Galaxy, pun kematian Tony Stark lebih ke arah mengharukan alih-alih menyedihkan.
Bagaimana dengan Wanda? Dia adalah satu-satunya orang yang kalah. Dia satu-satunya yang tidak bahagia. Dia tidak memiliki siapa-siapa lagi. Anggota Avengers? Mereka hidup bahagia dengan keluarga mereka masing-masing. Pun saat semua anggota Avengers lain dipuja banyak orang, Wanda justru ditakuti. Apabila Spider-Man muncul di tengah publik, akan banyak orang yang mengelu-elukan dirinya—sebelum identitasnya diketahui, tentunya. Sementara jika Wanda yang muncul, orang-orang akan memilih menjauh, ketakutan, pun sambil menggunjing perihal insiden ledakan di rumah sakit yang dilakukan Wanda.
Dia sendirian, ditakuti semua orang, tidak diterima siapa pun, dan lebih parah lagi sedang dalam kondisi depresi. Semua faktor itu sudah cukup untuk membuatnya berubah menjadi sosok yang sangat jahat, tetapi dia membatasi kejahatannya hanya di Westview. Seperti kata Monica, Wanda sebenarnya bisa saja memanipulasi seluruh dunia, tetapi dia memilih sebatas Westview. Dia cukup bijaksana memilih sebuah kota kecil untuk dimanipulasi agar tidak terlalu banyak orang yang menderita karena ulahnya.
Namun, bagi anggota SWORD Wanda tetaplah penjahatnya. Bagaimanapun, Wanda menyiksa semua orang di Westview dan harus dihentikan. Maka dari itu berkali-kali anggota SWORD mencoba menyusup masuk dan mengacaukan kebahagiaan Wanda.
Di episode ini, Wanda sempat keluar dari Westview dan berhadapan dengan semua anggota SWORD dan meminta mereka tidak mengganggu dunia barunya. Semua anggota SWORD menganggap Wanda sebagai penjahat yang menyiksa seisi kota. Hanya Monica seorang yang memiliki simpati terhadap Wanda yang menderita. Pun Monica adalah alasan kenapa Wanda tidak membantai habis semua anggota SWORD yang mengganggu realitasnya.
Monica tahu Wanda sendirian dan menderita. Saat semua orang menyudutkan Wanda sebagai sosok jahat yang mutlak, hanya Monica yang bisa mengerti posisi Wanda. Di salah satu trailer, bahkan Monica mengatakan, “Jika Wanda adalah masalahnya, maka Wanda juga adalah solusinya.” Jadi apabila insiden Westview harus terselesaikan, Wanda seoranglah yang harus mengakhirinya.
Wanda hanya ingin bahagia. Di realitas manipulasinya, dia bahagia. Di realitas asli, dia sangat menderita.
Di realitasnya, banyak orang yang peduli kepada Wanda. Ada Agnes yang selalu siap membantunya, ada Vision yang mencintainya, juga ada Tommy dan Billy, anak kembarnya yang menggemaskan. Pun jika dulu Wanda selalu sembunyi-sembunyi menggunakan kekuatannya, seiring berjalannya waktu dia berani terang-terangan menggunakan kekuatannya di depan Agnes. Dia merasa diterima, dipercaya, dan tidak ditakuti. Dia memiliki segalanya yang tidak dia miliki di realitas asli.
Terakhir di episode WandaVision ini, seseorang datang menemuinya. Dia adalah Pietro, saudara kembarnya yang dulu mati tertembak karena menyelamatkan Clint Barton, dan kini kembali hidup. Hanya saja dia bukanlah Pietro yang Wanda kenal, ataupun yang kita kenal ada di MCU, melainkan versi Pietro dari semesta X-Men.
Anehnya, Wanda tidak merasa aneh sama sekali. Dia menyambutnya dengan baik tanpa keraguan sama sekali, menyisakan Vision yang semakin merasa semua ini salah. Vision tahu yang Wanda lakukan salah karena banyak orang menderita, tetapi sekalipun Vision mencoba mengingatkan Wanda, Wanda selalu lebih berkuasa atas realitasnya itu.
Lantas apa yang sebenarnya dibutuhkan Wanda untuk lepas dari kondisi ini? Dia hanya memerlukan orang yang benar-benar peduli kepadanya. Orang yang ada pada saat-saat terpuruk. Itulah yang disadari Monica, dan saya cukup yakin Monica akan mencoba menjadi sosok itu untuk Wanda, meski sepertinya tidak akan berhasil. Semuanya tidak akan baik-baik saja di akhir serial ini. Saya cukup yakin kegilaan Wanda akan semakin parah dan justru memanipulasi seluruh dunia.
Apa yang akan dilakukan Avengers? Hah, mereka mungkin akan menghentikan Wanda. Sebuah kisah kepahlawanan klasik. Dunia akan memuja mereka sekali lagi, dan dunia juga akan membenci Wanda untuk kesekian kalinya. Avengers dan semua orang mungkin lupa bahwa semua ini disebabkan oleh mereka sendiri. Ingat Zemo? Dia menjadi penjahat juga karena kelalaian Avengers selama beraksi, bukan? Jadi ini bukan pertama kalinya Avengers mengubah seseorang menjadi jahat.
WandaVision, seperti series Marvel macam The Punisher, Daredevil, dan Iron Fist, mencoba memberi kita pilihan untuk memandang permasalahan dalam dua sisi. Hanya saja, Frank Castle, Matt Murdock, dan Danny Rand tidak punya kekuatan sebesar itu. Dan tentu saja, masalah di WandaVision tidak sesempit Hell’s Kitchen.
Sumber gambar: YouTube E.O.I.A.
BACA JUGA ‘WandaVision’ Berubah dari Sitkom Tahun 70-an Jadi Seri Horor Psikologis dan tulisan Riyanto lainnya.