Beberapa hari yang lalu, PSSI telah resmi mengumumkan daftar skuat yang akan digunakan dalam ajang kualifikasi Piala Dunia putaran kedua. Skuat yang berjumlah 28 pemain ini, nantinya akan berlaga untuk mengarungi sisa pertandingan dalam kualifikasi tersebut. Meskipun Indonesia telah dipastikan tidak lolos, ajang ini tentu akan sangat ditunggu, sebab Shin Tae-yong akan menangani timnas senior di ajang resmi untuk pertama kalinya.
Hal menarik dari pengumuman skuad tersebut, adalah mayoritas pemain diisi oleh para pemain muda. Pertama kali saya melihat ke-28 pemain yang dipilih, saya langsung berpikiran, ini mah bukan timnas senior, tapi timnas U-23. Wajar saja, lha wong nama-nama yang dibawa adalah pemain-pemain angkatannya Egy Maulana Vikri, sama beberapa alumni U-19 yang kemarin baru saja TC di Kroasia. Bahkan pemain yang dikatakan senior bisa dihitung jari, di antaranya ada Evan Dimas dan Adam Alis.
Selain itu, hal yang menjadi sorotan adalah tidak diikutsertakannya Marc Klok dalam skuad. Pemain yang semenjak menjadi WNI diharapkan mampu mendongkrak permainan timnas ini tidak ada dalam daftar skuat, walaupun sudah dikonfirmasi bahwa ada keperluan keluarga, sehingga tidak bisa ikut serta. Justru yang menarik adalah dipilihnya striker senior yang notabene nama baru, yaitu Kushedya Hari Yudho. Striker dari klub Arema yang namanya mencuat akhir-akhir ini.
Walaupun pemilihan skuat yang sedikit ngaco, saya sendiri justru cukup optimis terhadap para pemain yang dipilih. Langkah yang diambil oleh Shin Tae-yong ini tentu telah dipikirkan matang-matang. Hal tersebut tak terlepas dari tujuan pelatih, yang sejak awal ia ditunjuk sebagai pelatih, dia ingin membentuk sebuah pakem permainan baru di Timnas Indonesia. Maka dari itu dia memulainya dari para pemain muda.
Selain itu, salah satu hal yang membuat saya optimis dengan pemilihan skuat ini, adalah dari ke-28 pemain tersebut, banyak dari mereka yang main di kompetisi luar. Untuk posisi pemain belakang sendiri, ada nama Elkan Baggot yang bermain di Inggris sana, ada juga Ryuji Utomo yang main di Liga Thailand, ditambah Asnawi Mangkualam yang sedang on fire di kasta kedua Liga Korea Selatan. Untuk posisi gelandang sendiri diisi oleh nama-nama seperti Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman, dan Syahrian Abimanyu.
Tapi, meskipun para pemain muda ini cukup menjanjikan secara kualitas skill, namun salah satu kendala dari pemain muda adalah jam terbang yang masih minim dan mental yang belum stabil. Tapi, hal tersebut bukan masalah bagi saya, karena justru inilah waktu yang tepat untuk mereka menambah jam terbang, toh Indonesia sudah dipastikan tidak lolos.
Jika melihat dari sisi strategi yang dibawa oleh pelatih Shin Tae-yong selama ini, dengan pakem formasi 4-4-2, memilih pemain muda adalah sebuah keputusan yang tepat. Pasalnya pada formasi ini lebih mengandalkan pemain cepat di kedua sisi sayap. Adanya pemain muda jelas sangat mendukung formasi ini, sebab stamina dan kecepatan pemain muda masih lebih baik dibanding pemain senior.
Pemilihan pemain muda dan adanya nama-nama baru ini, akan sangat membantu untuk membentuk sistem permainan 4-4-2 yang baru ini. hal tersebut karena para pemain muda ini lebih mudah untuk dibentuk pakem permainannya, berbeda dengan para pemain senior yang selama ini selalu menggunakan pakem formasi 4-3-3 di timnas. Jelas untuk membentuk pakem permainan baru membutuhkan waktu, dan hal tersebut pada akhirnya tidak akan efektif.
Apa pun yang dilakukan oleh pelatih Shin Tae-yong, merupakan langkah untuk membuat timnas menjadi lebih baik. Pemilihan pemain muda ini menjadi tanda, bahwa pelatih Shin ingin memulainya dari para pemain muda, dengan menanamkan pakem baru tersebut. Hasil terbaik tentu selalu kita harapkan, tapi untuk mencapai hal tersebut harus ada proses yang dilewati, jadi kita lihat saja beberapa pekan ke depan seperti apa timnas kita dengan para pemain mudanya.
BACA JUGA Benahi Dulu Liga, Baru Kita Berharap pada Timnas dan tulisan Kuncoro Purnama Aji lainnya.