Waduk Wadaslintang, saking diabaikannya sama Wonosobo, sampai diakuin milik Kebumen. Ini gimana ceritanya sih?
Selama 23 tahun hidup sebagai penduduk Wonosobo saya sering dikira sebagai warga Dieng dan sekitarnya. Padahal, ya rumah saya ada di Kecamatan Wadaslintang, kecamatan yang dikeliling Waduk Wadaslintang, yang jaraknya ke Dieng sekitar 70 km.
Kenapa tiba-tiba saya membuka artikel itu dengan kekesalan, soalnya memang saya mau berkeluh kesah. Jadi orang Wadaslintang itu ngeselin, masa saya sering dikira penduduk Kebumen. Bahkan orang-orang tahunya Waduk Wadaslintang itu ada di Kebumen dan bukan Wonosobo. Gimana, sih.
Saya kasih tahu, ya kalau Waduk Wadaslintang itu ada di Kabupaten Wonosobo, bukan di Kabupaten Kebumen. Tapi sebenarnya saya paham mengapa orang-orang sering salah sangka. Wong letak waduk ini memang ada di perbatasan, jadi saya bisa paham.
Cuma ada satu hal yang bikin saya nggak habis pikir. Entah, ya mungkin karena aksesnya sulit atau memang tidak menjual. Sebagai orang yang tinggal di daerah waduk saya merasa kalau waduk ini seperti tidak diperhatikan oleh pemerintah Wonosobo.
Daftar Isi
Dieng lagi, Dieng terus
Kalau ngomongin pariwisata, Pemerintah Wonosobo selalu gencar dengan Dieng, pegunungan, dan dataran tinggi. Pokoknya selalu daerah atas yang dapet spotlight dan perhatian. Waduk Wadaslintan mana pernah diperhatikan. Bahkan nggak cuma soal pariwisata, pemerintah juga seakan-akan tutup mata soal hal lain seperti infrastruktur dan pendidikan.
Bahkan ada satu hal yang bikin saya bener-bener jengkel. Nggak jarang saat saya pergi ke Kebumen, malah pemerintah Kabupaten Kebumen yang mempromosikan Waduk Wadaslintang. Sampai-sampai di beberapa tempat ada banner bertuliskan “Waduk Wadaslintang Kebumen.”
Ayolah, ini gimana, sih?
Kalau begini gimana orang-orang nggak salah paham. Kalau begini terus ya nggak heran kalau orang luar selalu menganggap kalau Waduk Wadaslintang itu letaknya di Kebumen.
Segudang potensi waduk yang kurang dimaksimalkan
Padahal, kalau pemerintah mau serius, Waduk Wadaslintang ini punya potensi yang luar biasa. Perikanan sampai pariwisata semuanya ada di waduk ini.
Kalau berkaca dari waduk-waduk lain di sekitar macam Sempor dan Jembangan mereka bisa, lho bikin tempat wisata yang cukup ramai. Di Jembangan sampai ada Mini Zoo-nya, dan di Sempor selalu ramai tiap hari karena banyak orang jualan dan suasananya nyaman.
Melihat hal itu tentunya Waduk Wadaslintang juga bisa, dong. Bahkan masyarakat sekitar juga banyak yang menyadari hal ini sampai-sampai membuat tempat wisata secara mandiri.
Di Desa Erorejo ada Lubang Sewu, di Desa Sumbersari juga pernah dibangun wisata bernama Tanjung Serut. Tapi ya namanya juga bikinan warga, ada banyak kendala dan keterbatasan yang bikin wisata-wisata itu nggak terlalu ramai bahkan sampai tutup.
Padahal kalau aja pemerintah mau ikut mengelola entah ikut promosi, bikin fasilitas yang memadai, atau benerin jalan pasti wisata di Waduk Wadaslintang bisa terus eksis.
Tapi apa daya, Pemerintah Kabupaten Wonosobo ngurusinnya wisata di daerah atas mulu. Mereka lupa kalau ada daerah bawah yang kurang ditengok sampai-sampai merasa jadi anak tiri.
Waduk Wadaslintang beneran penuh potensi
Ini baru wisata, potensi lain macam perikanan juga dianggap sepele. Karamba ikan memang jumlahnya nggak sedikit di Waduk Wadaslintang. Tapi setahu saya pengelolaannya masih perseorangan dan cukup tradisional.
Kalau pemerintah mau membantu dan memfasilitasi padahal karamba itu bisa jadi pemasukan yang besar bagi daerah, lho. Masyarakat sekitar waduk juga pasti senang dan ikut terbantu. Kalau terus begini perikanan di sekitar waduk cuma terbatas di karamba kecil dan depot pemancingan yang kadang ramai kadang sepi.
Sekali lagi, saya sangat berharap kalau satu-satunya waduk di Wonosobo ini lebih diperhatikan. Padahal potensinya sangat banyak dan sangat mubazir kalau tidak dimanfaatkan. Jika dimanfaatkan dengan baik potensi-potensi yang ada bisa menunjang perekonomian masyarakat dan pasti juga menyumbang pemasukan untuk pemerintah.
Perikanan, wisata, dan semuanya harus dimaksimalkan. Saya dan kawan-kawan yang tinggal di pinggir waduk sudah bosan. Bosan dengan waduk yang gitu-gitu aja dan bosan dengan persepsi masyarakat yang selalu menganggap kalau Waduk Wadaslintang itu letaknya di Kebumen.
Sumber gambar: Supri Yanto via Unsplash
Penulis: Arzha Ali Rahmat
Editor: Rizky Prasetya