Wacana Bus Parkir Abu Bakar Ali Pindah ke Terminal Giwangan itu Cuma Nyusahin Wisatawan di Jogja dan Bikin Malioboro Nggak Eksis Lagi

Wacana Parkir Bus di Giwangan Jogja Nggak Masuk Akal (Unsplash)

Wacana Parkir Bus di Giwangan Jogja Nggak Masuk Akal (Unsplash)

Wacana memindahkan parkir bus pariwisata ke Terminal Giwangan itu nggak masuk akal. Wisata Jogja dan Malioboro bisa terganggu.

Tempat parkir Malioboro Abu Bakar Ali sejak beberapa bulan yang lalu memang sudah dibongkar. Parkiran itu biasanya didominasi bus-bus besar rombongan wisata di Jogja. 

Sejak dibongkar, publik jadi bertanya-tanya. Di mana tempat pengganti dari parkiran ini? Nah, beberapa hari ini, beredar kabar jika parkiran untuk akses wisatawan ke Malioboro akan pindah ke Terminal Giwangan. 

Tentu wacana ini bikin ketar ketir siapa saja di Jogja. Apalagi mereka yang punya agen tur. Katanya sih, dari Terminal Giwangan ke Malioboro Jogja wisatawan akan dioper menggunakan shuttle bus yang sudah disediakan.

Jarak dari Terminal Giwangan ke Malioboro itu kurang lebih 7 kilometer

Masalah utama yang disoroti publik adalah jarak dari Terminal Giwangan ke Malioboro Jogja itu kurang lebih 7 kilometer. Bisa jadi, wisatawan keburu bosan di perjalanan. 

Ditambah lagi pemandangan jalanan Jogja yang macetnya gila. Belum keliling Malioboro tapi wisatawan sudah capek duluan. Memang, mungkin tujuan parkir bus Malioboro dipindah sejauh itu biar daerah Malioboro nggak macet, tapi ini kejauhan dan bikin wisatawan malas.

Wacana yang beredar pakai shuttle

Katanya, nanti dari Terminal Giwangan, wisatawan Jogja akan dioper ke Malioboro menggunakan shuttle bus yang sudah disediakan. Memang, di beberapa tempat wisata lain sudah banyak yang menggunakan sistem seperti ini. 

Kalau di Malioboro sepertinya nggak bakalan jalan, justru semakin ruwet. Misalnya di pagi hari ada 5 bus pariwisata yang datangnya berbarengan. Apa shuttle busnya mampu menampung langsung wisatawan sebanyak itu untuk dioper ke Malioboro? Justru yang ada agen perjalanan wisata Jogja jadi nggak mau lagi menambahkan Malioboro ke daftar perjalanan mereka.

Malioboro Jogja semakin kehilangan rohnya dan nggak jadi istimewa lagi

Banyak yang bilang, nggak lengkap kalau ke Jogja tapi nggak mampir ke Malioboro. Entah cuma mampir buat foto atau beli oleh-oleh. Malioboro memang selalu terlihat istimewa di mata wisatawan. 

Adanya wacana seperti ini justru membuat eksistensi Malioboro bisa pudar. Harusnya, sebisa mungkin, regulasi yang berkaitan dengan Malioboro dipermudah bukan malah semakin dipersulit. Kalau nanti jadi sepi yang bingung juga bukan pemkot aja, pedagang juga ikut terdampak. Akhirnya, Malioboro jadi nggak istimewa lagi.

Pedagang di sekitar Malioboro Jogja semakin tercekik

Dampak dari parkiran yang terlalu jauh ini membuat agen pariwisata dan wisatawan Jogja jadi malas ke sana. Dampaknya juga akan dirasakan oleh berbagai pihak. Misalnya pedagang dan pelaku UMKM di sana juga pasti akan merasakan dampaknya.

Wacana yang beredar ini memang bikin geger publik, niatnya buat memecah kemacetan tapi seolah bagai pisau bermata dua. Bisa juga bikin wisatawan Jogja kapok buat ke Malioboro. Intinya sih, harusnya segala urusan yang berkaitan dengan wisatawan harusnya dipermudah bukan malah dipersulit.

Penulis: Wulan Maulina

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Getir Melihat Malioboro Kehilangan Parkiran Abu Bakar Ali dan Rakyat yang Menggantungkan Rezeki di Sana

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version