Pengalaman Saya Mendapatkan Visa Schengen Tanpa Perlu “Berdarah-darah” Berkat Sponsor

Pengalaman Saya Mendapatkan Visa Schengen Tanpa Perlu “Berdarah-darah” Berkat Sponsor Mojok.co

Pengalaman Saya Mendapatkan Visa Schengen Tanpa Perlu “Berdarah-darah” Berkat Sponsor (unsplash.com)

Beberapa hari lalu saya sempat membaca tulisan seputar visa Schengen di Terminal Mojok yang berjudul Mengurus Visa Schengen Jadi Momok bagi Orang Indonesia yang Ingin ke Eropa. Visa Schengen memang terkenal sulit untuk didapat, tapi itu semua sebanding dengan keuntungannya: bebas mengunjungi 29 negara di Eropa. Saya salah satu orang yang beruntung karena bisa mengantongi visa Schengen tanpa harus “berdarah-darah”. Kuncinya? Punya sponsor. 

Di sini saya ingin sedikit berbagi pengalaman. Permohonan visa Schengen saya diterima oleh kedutaan Spanyol di Jakarta bulan November 2024 setelah menunggu kurang lebih 1 bulan lamanya. Visa yang saya ajukan adalah visa turis dengan jangka waktu yang diberikan oleh kedutaan adalah 90 hari. Dokumen yang saya serahkan sama seperti dokumen untuk pengajuan visa turis pada umumnya dan ditambah dokumen sponsor.

Sponsor memperbesar peluang permohonan visa dikabulkan

Memiliki sponsor bisa jadi salah satu cara mempermudah proses permohonan visa Schengen. Sponsor adalah pihak yang akan bertanggung jawab selama kita berada di area Schengen. Tanggung jawab yang dimaksud berupa memberikan tempat tinggal ataupun bantuan secara finansial. Dalam konteks pengajuan visa saya, sponsor adalah pasangan saya yang memang warga negara Spanyol. Asal tahu saja, sponsor tidak harus pasangan dari negara yang dituju, tapi bisa juga teman ataupun anggota keluarga yang tinggal di area Schengen. Kalau  punya teman atau kerabat yang merupakan warga negara dari area Schengen, dia bisa menjadi sponsor kalian. 

Akan tetapi perlu diingat, jangan asal memilih sponsor. Perlu dipastikan bahwa sponsor yang dipilih adalah warga negara dari negara yang kalian akan tuju, memiliki pekerjaan, tidak memiliki catatan kriminal, dan memiliki keuangan yang stabil. Sebab, nantinya, kedutaan tidak hanya melihat dokumen milik pemohon visa, tapi juga sponsornya. Dan, tentunya persetujuan dari orang yang akan kamu pilih menjadi sponsor juga sangat penting.

Proses pengajuan visa Schengen dengan sponsor sedikit berbeda

Sejauh pengalaman dan pengetahuan saya, proses pengajuan visa Schengen dengan sponsor sedikit berbeda. Terutama pada bagian kelengkapan dokumen. Kalian harus menyertakan dokumen tambahan seperti Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), rekening koran selama 3 bulan, dan yang tidak kalah pentingnya adalah surat keterangan kerja. Semua dokumen tersebut untuk memastikan kalian memiliki pekerjaan dan akan kembali ke Indonesia serta memperkecil peluang imigran gelap. 

Kemudian, dokumen tambahan yang perlu dipersiapkan dari sisi sponsor diantaranya KTP, rekening koran, surat keterangan kerja, surat pernyataan dari sponsor yang menyatakan bahwa mereka bertanggung jawab atas kamu ketika di area Schengen. Tidak ketinggalan, surat izin dari kepolisian yang menyatakan bahwa akan ada warga negara asing yang tinggal di rumah mereka. 

Catatan penting, KTP, rekening koran, surat keterangan kerja, dan surat pernyataan sponsor bisa disertakan dalam bentuk soft file. Namun, untuk surat dari kepolisian, sponsor harus mengirimkannya ke Indonesia. Kedutaan hanya menerima hard file karena ada bagian dari surat tersebut yang perlu dibubuhi stempel oleh kedutaan. Perlu diperhatikan, surat izin dari kepolisian nantinya akan dikembalikan ke kalian dan surat tersebut harus dibawa dalam perjalanan karena akan kamu tunjukkan ke pihak imigrasi di negara Schengen.

Siapkan uang tunai

Setelah semua dokumen terkumpul, kalian baru bisa booking appointment ke Pusat Pengajuan Visa. Tidak semua negara Schengen diurus di satu tempat yang sama. Contohnya seperti Belanda dan Jerman, kalian bisa urus di VFS Global. Sedangkan untuk kasus saya, visa Spanyol dilakukan di BLS Spain Application Centre. Biaya yang dibutuhkan untuk mengajukan visa kurang lebih Rp1,6 juta dan dibayar secara tunai. Jadi jangan lupa untuk membawa uang tunai saat hari appointment ya. 

Setelah proses pembayaran, kalian perlu menunggu kurang lebih 3 hingga 4 minggu. Selama proses pengajuan tersebut, kalian perlu cek website mereka untuk tahu status visa. Kalau status visa kalian di website tertera “ready to pick-up”, itu berarti visa kalian sudah selesai diproses. Tapi ingat, itu bukan berarti kalian otomatis mendapatkan visa Schengen. Kalian baru tahu permohonan visa dikabulkan atau tidak ketika “menjemput” dan cek paspor kalian. 

Nah, diterima atau tidaknya visa Schengen kembali lagi ke kedutaan masing-masing. Meskipun dokumen sudah lengkap ataupun kalian sudah mengikuti tips dari berbagai sumber, tapi kedutaan juga punya pertimbangan mereka sendiri dalam menerima ataupun menolak permohonan visa. Syukurnya, dalam kasus saya, permohonan visa Schengen dikabulkan. Tidak saya mungkiri keberadaan sponsor jadi salah satu faktor terbesarnya. 

Penulis: Shesa Uli
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Jangan Salah Kaprah, Liburan ke Jepang Memang Bebas Visa, tapi Bukan Berarti Cukup Bawa Paspor Saja

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version