VINDES Tepok Bulu kembali jadi trending setelah acara fun sport mereka menyedot atensi banyak orang. Tak tanggung-tanggung, viewers pertandingan tersebut mencapai jutaan. Padahal ini pertandingan nggak ada serius-seriusnya loh. Nggak ada yang dipertaruhkan.
Kecuali kalau mereka bikin taruhan pribadi. Kayak, yang kalah suruh dengerin analisis Kuch Jastin. Wah, kalau itu, harus menang sih.
Dalam VINDES Tepok Bulu kali ini, kita dapat melihat pertandingan badminton yang dimainkan oleh artis-artis ternama Indonesia. Yakni, laga ganda putri yang mempertemukan duo Raisa Andriana dan Anya Geraldine melawan Hesti Purwadinata dan Erika Carlina, serta pertandingan tunggal putra antara Vincent vs Valentino Simanjuntak.
Selain mereka, masih banyak lagi figur publik lainnya yang menjadi pengisi acara, seperti Ardhito Pramono, Taufik Hidayat, dan sang pundit kesayangan kita semua, Kuch Justin. Hasil dari pertandingan semalam, pasangan Hesti/Erika mampu mengalahkan Raisa/Anya dalam dua game langsung, yaitu dengan skor 20-22 dan 15-21. Sementara untuk laga tunggal putra, Vincent pada akhirnya mampu mengandaskan perlawanan dari Bung Jebret dengan skor 21-12 dan 22-20.
Tapi, saya nggak mau terlalu bahas acara semalem, kan udah pada nonton. Saya mau bicara (((gambaran besar))) dari acara ini.
Dari VINDES Tepok Bulu, satu hal yang paling layak untuk diapresiasi adalah kepiawaian mereka dalam menyelenggarakan sebuah pertandingan olahraga. Sejak awal hingga akhir acara, penonton akan disuguhkan dengan tontonan yang menarik, menghibur, tetapi juga tak melupakan unsur kompetitif dan semangat olahraganya itu sendiri.
Padahal acara ini, pada dasarnya, adalah sebuah acara olahraga seru-seruan doang. Ambil semua kamera dan keluarkan penonton yang datang, maka acara itu tak lebih dari pertandingan olahraga akhir pekan antarkawan. Tapi, di tangan Vincent dan Desta, acara tersebut jadi sebuah hiburan yang berkelas.
Gara-gara VINDES Tepok Bulu, kamu nggak bisa lagi ngeremehin bapak-bapak bertanding bulu tangkis di lapangan kampung. Kita semua jadi tahu, jika sesuatu digarap secara serius, hal seremeh apa pun bisa jadi hiburan skala besar. Jangan lupakan juga, berpikir out of the box juga diperlukan agar bisa jadi inovasi.
Sekarang begini deh, siapa yang kepikiran ngundang Raisa buat main badminton? Main badminton loh, bukan nyanyi atau main film. Mungkin kita pernah kepikiran hal ini, hanya untuk keperluan guyon semata. Tapi, VINDES melihat itu semua dari kacamata yang berbeda. Sumpah sih, kalau entertainer beneran, mereka tau cara bikin hiburan dengan mutu yang juara.
Dan terbukti, acara fun tersebut yang nonton jutaan. Kalau ini pertandingan resmi, saya nggak kaget. Orang pertandingan Dota 2 aja bisa ditonton sampe jutaan viewers kok. Lha ini kan cuman pertandingan guyon.
Kuncinya ya itu tadi: semua digarap serius. Produksi VINDES Tepok Bulu itu nggak main-main. Mereka pake banyak angle kamera, kualitas tayangan yang bagus, streaming yang nggak putus-putus, venue-nya pun menunjang. Itu printilan yang menurut saya, fatal jika tak disediakan dengan baik. Soalnya, yang namanya sebuah acara hiburan, kuncinya bukan hanya pada talent, tapi alat-alat yang mendukung.
Coba kalau final Liga Champions pake kamera burik, ya nggak menyenangkan buat ditonton. Mau serunya kek mana itu pertandingan, tetep aja orang males nonton. Kualitas delivery sebuah tayangan, sering menentukan nasib tayangan tersebut.
Setelah melihat acara tersebut, harusnya para penyelenggara dan pemegang hak siar acara-acara olahraga di Indonesia berbenah. Mereka mungkin punya daya tawar yaitu pemain-pemain ternama. Tapi, kalau dari kamera aja udah buruk, ya ditinggal. Memajukan olahraga Indonesia ya hanyalah guyonan semata kalau puas di situ-situ aja.
Profesionalitas para penyelenggara juga harus ditingkatkan. Mosok ya mau masalah booking lapangan terulang lagi. Apalagi masalah fun football yang mengundang Ronaldinho itu. Duh, serius, nyebut aja udah malu.
VINDES Tepok Bulu, tidak bisa tidak, adalah standar baru bagaimana sebuah acara olahraga diselenggarakan. Menyenangkan, berkualitas, dan tetap kompetitif. Semuanya harus meniru dan belajar dari mereka. Sebab, mendapat pertandingan berkualitas adalah hak segala bangsa.
Terutama buat badan olahraga itu tuh, yang ketumnya caper melulu, masak ya nggak malu, kualitasnya kalah sama orang iseng-iseng doang?
Penulis: Bintang Ramadhana Andyanto
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Para Legenda Bulu Tangkis di Laga Vincent Rompies vs Valentino ‘Jebret’