Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Seharusnya Buka Prodi Bahasa dan Sastra Madura Dulu Saja daripada Fakultas Kedokteran

Abdur Rohman oleh Abdur Rohman
17 April 2024
A A
Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Seharusnya Buka Prodi Bahasa dan Sastra Madura Dulu Saja daripada Fakultas Kedokteran

Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Seharusnya Buka Prodi Bahasa dan Sastra Madura Dulu Saja daripada Fakultas Kedokteran (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Prodi Bahasa dan Sastra Madura lebih urgen untuk dibuka di Universitas Trunojoyo Madura (UTM) daripada Fakultas Kedokteran. Begini alasannya.

Beberapa tahun ke belakang banyak universitas negeri yang secara tiba-tiba membuka program studi (prodi) Kedokteran, misalnya Univesitas Negeri Surabaya (UNESA), Universitas Negeri Semarang (UNNES), hingga Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Saya rasa pendirian prodi ini cukup sat-set sat-set, sebab isunya baru datang, tiba-tiba besok gedungnya sudah didirikan. Bahkan di UNESA, gedung Fakultas Kedokteran ada lebih dulu daripada isunya, dan tahun berikutnya sudah buka pendaftaran.

Selain ketiga kampus negeri yang sudah saya sebutkan, ada juga kampus negeri lain yang sedang proses menyiapkan pendirian Fakultas Kedokteran, yakni Universitas Trunojoyo Madura (UTM). Sama seperti yang lain, rencana Fakultas Kedokteran UTM cukup sat-set wat-wet. Baru saja isunya datang, sudah ada gedung yang disediakan, terlihat di depannya telah terpampang tulisan Fakultas Kedokteran.

Akan tetapi isu pembukaan prodi baru ini tak lepas dari kritikan mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura sendiri. Sebab, pendiriannya dianggap malah melupakan urgensi sektor lain. Nah, kali ini saya tidak akan membahasnya, melainkan menambahkannya, hehehe. Menurut saya, daripada membuka Fakultas Kedokteran, seharusnya UTM buka prodi Bahasa dan Sastra Madura saja karena urgensinya dan juga potensinya.

Mapel Bahasa Madura cuma formalitas, sebab gurunya tidak berkualitas

Kalau kalian bertanya pada saya mata pelajaran (mapel) apa yang paling tidak berguna dan hanya buang-buang waktu selama sekolah, saya dengan tegas akan menjawab mapel Bahasa Madura. Saya pun yakin, jawaban ini juga mewakili mayoritas siswa yang bersekolah di Madura. Alih-alih menjadi mapel muatan lokal, Bahasa Madura malah menjadi mapel yang sangat membosankan.

Saya juga berasumsi, rasa bosan bukan hanya dialami murid, tapi juga guru. Buktinya, semua guru mapel Bahasa Madura saya lebih sering tidak masuk kelas. Sekalinya masuk yang dibahas itu-itu saja. Kalau nggak bahas enggi-bunten, ya paling bahas tulisan anacaraka. Itupun sampai sekarang saya masih belum bisa menulis abjad anacaraka.

Mengapa bisa seperti itu? Ya, karena mereka mengajar tidak sesuai bidangnya. Semua guru Bahasa Madura saya tak ada yang lulusan prodi Bahasa Madura, sebab memang belum ada universitas yang membuka program studi ini. Lucunya lagi, kadang siswa disalahkan. Kok bisa sih kalian belajar bahasa daerah tapi lebih sulit daripada bahasa asing?

Madura tidak kekurangan tokoh

Menurut saya, Madura tidak kekurangan tokoh budayawan ataupun sastrawan untuk mengembangkan Bahasa dan Sastra Madura. Sebut saja D. Zawawi Imron. Siapa yang tak kenal sastrawan ulung di Indonesia ini, terutama di kalangan para penyair. Beliau asli kelahiran Sumenep Madura. Lalu, penggagas bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan juga asli orang Madura, yakni Mohammad Tabrani Soejowitjitro atau lebih dikenal M. Tabrani.

Baca Juga:

Alasan Belanja di Matahari Mall Tak Cocok bagi Warga Bangkalan Madura

Realitas Pahit Lulusan Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI), Prodi Laris yang Susah Cari Pekerjaan

Kalau dipikir-pikir, Madura hanya kekurangan wadah supaya bisa konsisten merevitalisasi bahasa dan sastra Madura. Nah, pendirian prodi Bahasa dan Sastra Madura di Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menurut saya adalah solusinya. Jika sudah terwadahi secara akademis, saya yakin perkembangan bahasa dan sastra Madura akan berjalan semakin pesat, sebab riset dan penelitiannya pun juga pasti berjalan. Kalau begini tentu akan banyak lahir pula sastrawan Madura selanjutnya.

Jadi obat stigma buruk orang Madura

Ngomong-ngomong, kalian tahu tidak bahwa kata sastra berasal dari bahasa Sanskerta yakni “shaastra” yang berarti “teks yang mengandung intruksi” atau “pedoman”. Nah, setelah saya tahu asal muasal kata “sastra”, saya semakin prihatin dengan bahasa ibu saya, bahasa Madura. Sebab perkembangan sastranya tidak berjalan begitu signifikan.

Padahal sastra sebenarnya bisa menjadi pedoman hidup manusia. Akhir-akhir ini pun saya berpikir, apa mungkin stigma buruk yang disematkan pada orang Madura salah satu penyebabnya karena sastranya (pedomannya) tidak hidup?

Ya, itu hanya menurut saya. Makanya saya juga berpikir, dengan mengembangkan bahasa dan sastra Madura melalui pembentukan prodi di Universitas Trunojoyo Madura (UTM) mugkin bisa menjadi obat stigma buruk pada orang Madura. Karena sebenarnya, Madura juga memiliki banyak filosofi hidup yang termuat dalam pantun, syair, dan cerita-cerita. Hanya saja, banyak yang hilang karena tak ada yang megembangkan.

Bahasa daerah lain sudah banyak yang dikembangkan, Universitas Trunojoyo Madura nggak mau ikutan?

Fakta ini menambah rasa simpati saya pada bahasa Madura. Ternyata pengembangan bahasa dan sastra Madura bisa dibilang sudah cukup tertinggal. Sebab, beberapa universitas di Indonesia sebenarnya sudah berdiri prodi-prodi bahasa daerah. Misalnya ada prodi S-1 Bahasa Bali di Universitas Pendidikan Ganesha, S-1 Pendidikan Bahasa Jawa di UNESA, S-1 Sastra Daerah/Bugis di Universitas Hasanuddin, dan S-1 Sastra Minangkabau di Universitas Andalas. Maka tak heran jika perkembangan bahasa dan sastra daerah-daerah tersebut berkembang cukup pesat.

Kalau boleh ngomong, masa kampus sekelas Universitas Trunojoyo Madura (UTM) nggak kesindir dengan fakta tersebut. Kampus negeri lain saja ikut serta mengembangkan lokalitas daerahnya masing-masing. UTM kapan?

Penutur bahasa Madura termasuk terbanyak di Indonesia. Universitas Trunojoyo Madura perlu mempertimbangkan dibukanya prodi Bahasa dan Sastra Madura

Alasan terakhir ini sebenarnya menurut saya tidak begitu penting dibandingkan alasan yang telah saya sebutkan di atas. Tapi saya rasa saya perlu juga untuk menuliskannya. Karena mungkin yang ditakutkan kampus adalah tidak ada yang mau mendaftarkan diri. Hahaha.

Asal kalian tahu, suku Madura adalah salah satu suku terbesar di Indonesia. Posisinya berada di urutan ke empat dengan total sekitar 7,178 juta jiwa. Tak heran jika jumlah penutur bahasa Madura juga menjadi salah satu terbanyak, yakni 13,6 juta jiwa. Jumlah penutur yang lebih banyak menunjukkan bahwa bahasa Madura tidak hanya digunakan oleh orang Madura saja, tetapi juga orang luar Madura.

Hal ini juga dipengaruhi oleh kebanyakan orang Madura yang lebih suka merantau, makanya persebaran bahasanya juga luas. Saking luasnya bahkan ada istilah Madura swasta di daerah lain di Jawa Timur. Lalu ada juga istilah Madura Pandalungan yang menggunakan bahasa Pandalungan, yakni dialek Madura dengan pengaruh bahasa Jawa.

Nah, dengan potensi dan urgensi sebanyak itu, Universitas Trunojoyoa Madura (UTM) tunggu apa lagi sih untuk membuka prodi Bahasa dan Sastra Madura? Daripada membuka Fakultas Kedokteran yang masih ngawang-ngawang pasarannya, lebih baik buka prodi Bahasa dan Sastra Madura, sudah jelas sasarannya. Atau apa mungkin gara-gara nggak ada cuannya? Hehehe.

Penulis: Abdur Rohman
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Tidak Perlu Buru-buru Mengejar Status PTN-BH karena Korbannya Pasti Tetap Mahasiswa.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 17 April 2024 oleh

Tags: bahasa madurabangkalan madurafakultas kedokterankedokteranprodiuniversitas trunojoyo maduraUTM
Abdur Rohman

Abdur Rohman

Warga sipil Bangkalan yang phobia sama ketidakadilan.

ArtikelTerkait

Hilangnya 9 Besi Penutup Got di Bangkalan Menegaskan kalau Orang Madura Memang Tak Layak Dibela

Hilangnya 9 Besi Penutup Got di Bangkalan Menegaskan kalau Orang Madura Memang Tak Layak Dibela

2 Agustus 2024
Monumen Laka Lantas di Bangkalan Madura Hanya Merusak Pemandangan, Angka Kecelakaan Tetap Tinggi

Monumen Laka Lantas di Bangkalan Madura Hanya Merusak Pemandangan, Angka Kecelakaan Tetap Tinggi

30 November 2024
4 Calon Mahasiswa yang Cocok Lanjut Kuliah di Universitas Trunojoyo Madura (UTM)

4 Calon Mahasiswa yang Cocok Lanjut Kuliah di Universitas Trunojoyo Madura (UTM)

2 Juni 2024
Alasan Belanja di Matahari Mall Tak Cocok bagi Warga Bangkalan Madura

Alasan Belanja di Matahari Mall Tak Cocok bagi Warga Bangkalan Madura

12 November 2025
Kasta Mahasiswa di Bangkalan Madura, Ada yang Si Paling Ormek hingga yang Cuma Jadi Remahan Rempeyek

Kasta Mahasiswa di Bangkalan Madura, Ada yang Si Paling Ormek hingga yang Cuma Jadi Remahan Rempeyek

11 September 2025
Pilu Calon Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) yang Terjebak UKT Tinggi: Dilanjut Ekonomi Tak Mumpuni, Ditolak Nggak Bisa Kuliah di Kampus Negeri

Pilu Calon Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) yang Terjebak UKT Tinggi: Dilanjut Ekonomi Tak Mumpuni, Ditolak Nggak Bisa Kuliah di Kampus Negeri

11 April 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

14 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.