Penipuan Transaksi Segitiga Perlu Diwaspadai Orang yang Ingin Memulai Usaha Warung Sembako, Awas Rugi hingga Ratusan Juta!

Transaksi Segitiga yang Perlu Diwaspadai Orang yang Ingin Memulai Usaha Warung Sembako

Transaksi Segitiga yang Perlu Diwaspadai Orang yang Ingin Memulai Usaha Warung Sembako (unsplash.com)

Penipuan segitiga biasa dialami orang-orang yang baru memulai usaha warung sembako. Saya hampir pernah kena tipu 100 karton kecap!

Membuka usaha warung sembako bisa dibilang susah-susah sulit. Kalau ada manusia yang bilang gampang, pasti orang itu hanya penonton, bukan pelaku usaha. Kalau kata para suhu di dunia sembako, dunia sembako adalah dunia yang jahat bagi manusia-manusia polos yang tidak cerdik membaca keadaan.

Mungkin kalau hanya asal membuka usaha sembako,  semua orang bisa. Toh, seperti yang kita lihat ada begitu banyak usaha sembako di sekitar kita. Namun kita juga tidak boleh lupa, dari sekian banyak usaha warung sembako, ada berapa banyak usaha yang tetap bertahan lama dan berkembang usahanya?

Fyi, dunia sembako memang sering disebut usaha recehan, hanya saja perputarannya cepat sekali. Oleh karena itu ada banyak mafia yang sering memanfaatkan hal ini untuk berlaku curang. Nah, bagi para pemula yang berencana membuka usaha warung sembako, ada baiknya berhati-hati dengan trik-trik penipuan. Salah satunya penipuan bermodus transaksi segitiga.

Apakah transaksi ini korbannya hanya para pemula? Oh, tentu saja tidak. Orang-orang yang sudah kawakan puluhan tahun menggeluti usaha warung sembako saja sering kena jebakan transaksi ini yang menyebabkan kerugian puluhan hingga ratusan juta.

Apa itu transaksi segitiga dalam usaha warung sembako?

Sederhananya, transaksi segitiga ini melibatkan tiga orang. Pertama, pelaku. Kedua, korban yang akan membeli barang dagangannya. Ketiga, penjual yang akan menjual barang dagangannya.

Pelaku di sini sebagai mediator. Di satu sisi dia berperan sebagai penjual, namun di sisi lain dia juga berperan sebagai pembeli. Setelah melakukan kesepakatan jual beli, pelaku akan menghubungi penjual untuk mengirimkan barang dagangannya kepada pembeli.

Pembeli tentu tidak menaruh curiga karena pembayarannya setelah barang tiba di tempat. Hanya saja setelah selesai transaksi tentu penjual ini menunggu pembayarannya. Padahal pembayaran sudah dilakukan pembeli kepada pelaku via transfer.

Penjual yang tidak mendapatkan uang tentu tidak mau menyerahkan barang dagangannya hingga akhirnya harus kembali membawa dagangannya kembali. Meski kelihatannya penjual tidak rugi secara materi, namun sebagai pedagang ini juga merupakan sebuah kerugian. Entah kerugian dari segi waktu, tenaga, serta biaya pengiriman. Sedangkan pembeli sudah bisa dipastikan mengalami kerugian materi dari transaksi tersebut. Siapa pihak yang diuntungkan? Ya jelas pelakunya.

Pengalaman kena penipuan transaksi segitiga

Walaupun kelihatannya sepele, banyak sekali orang yang terkena jebakan transaksi segitiga dalam usaha warung sembako ini. Banyak rekan sesama pedagang yang bercerita tertipu dengan modus ini. Bahkan saya sendiri pernah mengalaminya.

Biasanya pelaku menawarkan dagangannya di grup-grup sembako. Barang dagangan yang ditawarkan biasanya harganya di bawah pasaran. Hal seperti ini sebenarnya cukup rancu, karena barang murah itu tidak selalu penipuan. Di dunia sembako, ada banyak juga pedagang yang memiliki barang promo. Mereka biasanya berburu barang promo, dikumpulkan, dan setelah banyak mereka akan menjualnya ke pedagang sembako yang besar.

Waktu melakukan transaksi, ya pelakunya kayak orang benar saja. Minta share loc, memvideokan barang dagangannya, yah… seperti transaksi pada umumnya.

Waktu itu kalau tidak salah, saya memesan 100 karton kecap. Apesnya, si pelaku ternyata memesan barang dagangan di sebuah CV yang mana CV tersebut sudah langganan mengirim barang ke saya. Pas melihat nama dan alamat pemesan, admin CV itu curiga kenapa bukan saya sendiri yang memesan barang dagangan. Akhirnya pihak CV menelepon saya untuk memastikan apakah benar saya yang memesan barang tersebut. Jebul, mung wong apus-apus.

Beruntung karena punya banyak relasi dalam dunia usaha sembako

Saat itu saya mungkin cukup beruntung karena penjual tidak sampai mengantar barang dagangannya ke warung sembako saya. Memiliki banyak relasi dalam dunia sembako juga merupakan sebuah privilese, ya. Dari sekian banyak cerita yang saya dengar, biasanya pelaku mengincar para pedagang baru yang hendak merintis usaha warung sembako.

Coba bayangkan, baru mau mulai usaha, eh, sudah ketemu manusia jahat kayak gini. Kalau mental kalian tidak kuat untuk terjun ke dalam usaha warung sembako, tentu bakalan trauma dan mengalami kerugian yang cukup besar. Oleh karena itu pastikan jika membeli barang dengan harga miring, meski barang sudah diantar sampai tempat, pastikan dulu keamanan barang tersebut. Jadi, tetap berhati-hati, ya.

Penulis: Reni Soengkunie
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Apa Salahnya kalau Punya Usaha Toko Sembako di Usia Muda?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version