Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Urusan Ranjang Orang Bukan Untuk Dikenang

Agus G. Ahmad oleh Agus G. Ahmad
5 Oktober 2019
A A
ranjang

ranjang

Share on FacebookShare on Twitter

Selain dunia yang masih penuh misteri, saya sepenuhnya yakin setiap orang menyimpan rahasianya masing-masing. Rahasia ini ditutup rapat entah karena kehormatan, atau keamanan. Sedari kecil, sedari saya sudah bisa berpikir bahwa ada beberapa hal yang harus disimpan sendiri, saya menyadari orang-orang juga tak terbuka sepenuhnya kepada orang lain.

Ada yang tak dikatakan ayah-ibu kepada saya, anaknya. Mbak saya, yang lahir di urutan kedua, mungkin juga merasa kurang disayang dibandingkan mas yang lahir duluan, juga adik-adiknya. Namun ini juga tidak mbak katakan. Sewaktu saya TK, saya nonton balapan motor di pinggir jalan, dan tak sengaja betis mencium knalpot yang masih mendidih. Kulit saya melepuh, terkelupas, dan rasa terbakarnya mengendap lama. Pulang ke rumah, saya meringis kesakitan, tapi saya diam.

Diam-diam, saya mengolesi pasta gigi di luka itu. Selang beberapa hari, ibu baru sadar kaki saya terluka. Orang serumah mencerca saya dengan berbagai pertanyaan, saya masih hening. Dulu saya berpikir itu adalah hal yang memalukan: terluka karena nonton balapan liar; dan mengobati luka bakar dengan pasta gigi.

Pas sma, adik kelas saya mengaku pernah mencium pacarnya di warnet. Pengakuan itu diceritakan dengan gaya stensilan Enny Arrow. Saya bilang, yang begitu tak patut dibagi-bagi ke orang. Misalnya kalau saya berciuman dengan seorang wanita, saya juga tak ingin wanita tadi menjadikan ciuman kami sebagai bahan obrolan di gengnya. Kian dewasa ini, saya semakin yakin ada beberapa hal yang harus disimpan sendiri.

Satu lagi yang saya sadari menjelang dewasa: kebanyakan rahasia sangat erat kaitannya dengan seksualitas seseorang. Seorang profesor yang sempat saya kagumi, sewaktu-waktu berjumpa lagi dengan saya saat sedang merayu-rayu resepsionis hotel dan meminta nomor hpnya. Yang seperti ini pasti dirahasiakan dari sang istri, dan anaknya.

Saya jadi teringat kata Buya Syakur dalam suatu pengajiannya, “Batas aurat itu moral, bukan kulit.” Sejatinya yang ditutupi bukan kulit, tapi apa-apa yang tak pantas dipertontonkan dan dilihat khalayak ramai. Dari sudut pandang saya membaca Islam, aurat adalah salah satu rahasia yang mesti dijaga. Seperti halnya saya tak ingin sembarang orang melihat kemaluan saya.

Menutup aurat adalah bagaimana Islam menuntun orang untuk menyembunyikan rahasia. Dan betapa agama ini sebetulnya begitu menjunjung tinggi privasi. Namun entah mengapa, justru banyak muslim yang melanggar batas privasi, dan memasuki ranah pribadi orang lain. Seakan-akan kita mesti tahu apa yang terjadi di dapur tetangga—mencari tahu dengan teliti mereka sedang masak apa.

Masih mending jika hanya ingin tahu menu makan malam rumah sebelah. Namun ada saja orang yang penasaran dengan apa yang terjadi di atas ranjang. Dalam bayangan saya, mereka yang mengintip, mengendap-endap, dan mencari tahu seluk beluk rumah orang, hanya penjahat dan maling. Rumah seharusnya adalah tempat pribadi yang tak bisa dijamah kecuali seizin tuannya. Tuan rumah berdaulat atas rumahnya, dan berhak menyembunyikan rahasia apa pun di sana.

Baca Juga:

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

Saya terkagum-kagum dengan teladan Nabi Muhammad dalam perihal privasi orang. Meski beliau membawa ajaran yang berisi larangan berhubungan seksual secara ilegal (zina), Nabi Muhammad justru cenderung menjaga privasi umatnya.

Islam—kita tahu—terkesan garang dan kejam dengan hukuman rajamnya bagi pelaku zina. Metodenya memang ampun ngilunya, seorang pezina ditanam dalam tanah hingga batas dada. Kepala pezina itu nantinya akan menjadi papan sasaran untuk dilempari batu, sampai ia mampus. Ini adalah metode hukuman mati yang perlahan, tapi pasti.

Namun yang luput dibahas adalah, hukum rajam hampir tidak mungkin diberlakukan jika melihat syarat-syarat yang harus terpenuhi. Seperti harus ada empat saksi pria dewasa yang menyaksikan perbuatan zina tersebut. Syarat ini lebih mudah untuk didengar dan ditulis, ketimbang diwujudkan dalam prakteknya.

Coba tanyakan ke diri sendiri, berapa kali dalam hidup ini, kita menemukan orang berhubungan badan di depan mata kita? Hampir pasti jawabannya tidak pernah. Lalu selanjutnya, berapa persen kemungkinannya ada tiga orang lagi yang melihat perzinaan itu selain kita, di waktu bersamaan? Hampir mustahil. Kecuali jika kita memang niat mengintip, lalu mengajak teman-teman kita untuk ikut mengintip. Namun yang seperti itu, di mata saya, penjahatnya bukan yang sedang bermain dalam kamar, melainkan yang sedang mengintip.

Lagian agama Islam tidak menyuruh untuk mencari-cari orang berzina agar diadili. Justru yang menuduh zina bisa-bisa dihukum kalau tidak terbukti. Dan Nabi Muhammad mengajarkan kita untuk bersikap tak acuh dengan urusan ranjang orang. Dalam Sahih Bukhari diceritakan ada seorang sahabat mengadu kepada Nabi bahwa ia telah berzina. “Sucikan aku,” begitu pintanya. Namanya Ma’iz bin Malik, dan jelas ia orang yang polos. Dapat laporan begitu, Nabi justru menyuruh Ma’iz pulang, “Pulanglah, dan bertaubatlah.”

Betapa santunnya beliau, dan betapa polosnya Ma’iz yang tak menangkap isyarat Nabi. Mungkin ia gelisah setelah sampai rumah, mungkin karena takut dosanya tak terampuni, dan mungkin perasaan kotor terlanjur membasuhi sekujur tubuhnya. Ma’iz kembali lagi menghadap Nabi, tiga kali, dengan permintaan yang sama, “Sucikan aku.” Keempat kalinya Ma’iz datang, Nabi—manusia paling santun itu—akhirnya bertanya, “Apa kamu gila?” kalau saja dijawab iya, selesai persoalan. Tak ada tuntutan buat orang gila.

Namun Ma’iz orang yang jujur, ia sepenuhnya waras. Nabi kembali bertanya, “Kamu sudah menikah?” karena jika belum, tiada hukuman mati untuknya. Ma’iz mengakui sudah menikah. Ia sepertinya ingin menegaskan bahwa ia layak dirajam. Namun yang saya baca, Nabi Muhammad justru ingin menegaskan ada jalan lain—jalan taubat.

Ibnu Hajar memaparkan dengan teliti peristiwa itu dari berbagai sumber, dalam kitabnya Fathul Bari. Dan saya kira percakapan antara Nabi Muhammad dan Ma’iz begitu menarik, dan cukup intim.

Nabi selalu meragukan pernyataan Ma’iz, sementara Ma’iz selalu meyakinkan Nabi. “Mungkin hanya kamu cium atau main mata saja,” ucap Nabi. Lucunya, Ma’iz tetap kekeh telah berzina, bukan cuma bercumbu saja.

Nabi kembali melempar pertanyaan, “Kamu sudah tidur dengannya?”

“Iya.”

“Kamu sudah bersentuhan dengannya?”

“Iya.”

“Kamu sudah berjimak dengannya?”

“Iya.”

“Sampai punyamu masuk ke dalam punyanya?”

“Iya.”

“Kamu tahu kan apa itu zina?”

“Iya, seorang lelaki mendatangi perempuan dengan cara tak halal.”

Nabi Muhammad sadar, lelaki di hadapannya itu sungguh-sungguh ingin dihukum. Namun beliau masih saja bertanya, “Lalu, apa yang kamu inginkan?”

“Sucikan aku.”

Baru setelah itu Nabi memintanya untuk dirajam—setelah dialog panjang nan alot. Pesan yang saya tangkap, Nabi Muhammad ingin agar Ma’iz bertaubat saja, ketimbang mengakui aibnya. Ma’iz mungkin telah berdosa, berkhianat di belakang keluarganya. Namun sebelum ia melapor, dosa itu hanya Allah yang tahu. Selama bisa diselesaikan berdua dengan Tuhan Yang Maha Pengasih dan Pengampun itu, seharusnya aib bisa disimpan sendiri.

Bukankah menjaga aib juga merupakan ajaran Islam? Kecuali jika aib sudah berubah jadi kejahatan yang merugikan orang lain, tentu kita harus berani bertanggung jawab. Seperti halnya kalau hamil, ya dinikahi. Saya tidak sedang menyerukan untuk berzina, justru saya ingin menyampaikan pesan Nabi agar jangan sembarangan menuduh, apalagi yang berhubungan dengan ranjang orang lain. Karena salah-salah kita justru terjerumus ke dalam fitnah. (*)

BACA JUGA RUU PKS Adalah RUU yang Islami atau tulisan Agus G. Ahmad lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 7 Oktober 2019 oleh

Agus G. Ahmad

Agus G. Ahmad

ArtikelTerkait

Bagaimana Jadinya Jika Generasi Z Jadi Orang Tua? terminal mojok.co

Bagaimana Jadinya Jika Generasi Z Jadi Orang Tua?

16 November 2020
UIN SAIZU, Kampus Ngapak Terbaik di Purwokerto

UIN SAIZU, Kampus Ngapak Terbaik di Purwokerto

4 Oktober 2023
Menerka Alasan Klaten Nggak Punya Bioskop

Menerka Alasan Klaten Nggak Punya Bioskop

8 Juni 2022
Alasan Film ‘Saidjah dan Adinda’ dari Buku ‘Max Havelaar’ Bikin Saya Nahan Kantuk terminal mojok.co

Alasan Film ‘Saidjah dan Adinda’ dari Buku ‘Max Havelaar’ Bikin Saya Sekuat Tenaga Menahan Kantuk

4 Maret 2021
Cara Naik Bus DAMRI ke Pantai Malang Selatan, Plesir Nggak Pernah Semudah Ini Mojok,co

Cara Naik Bus DAMRI ke Pantai Malang Selatan, Plesir Nggak Pernah Semudah Ini

18 November 2023
5 Kemungkinan yang Bikin Pak Jokowi Nggak Turun Langsung Pimpin Penanganan Covid-19 terminal mojok.co

5 Kemungkinan yang Bikin Pak Jokowi Nggak Turun Langsung Pimpin Penanganan Covid-19

17 Juli 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.