Kepindahan Pol Espargaro ke tim Repsol Honda mulai musim 2021 membuat publik keheranan. Pasalnya, adik dari Aleix Espargaro itu memutuskan pindah ke Honda di saat performa KTM tengah menanjak per musim 2020 ini. Tercatat bahwa musim ini adalah musim terbaik bagi KTM semenjak pertama kali mengaspal di kelas utama MotoGP pada 2017 silam. Hingga GP Eropa yang digulirkan pada akhir pekan lalu di Sirkuit Ricardo Tormo, Tim pabrikan KTM telah mengantongi total empat podium dan satu kali kemenangan lewat Brad Binder, rekan setim Espargaro. Bahkan jika ditambah dengan raihan yang dicatatkan oleh tim satelitnya, tim Red Bull KTM Tech 3 melalui pembalapnya, Miguel Oliveira, turut menyumbangkan satu kemenangan.
Padahal, situasi yang terjadi di tim Honda bisa dikatakan bertolak belakang dengan yang dialami KTM. Performa pabrikan Jepang tersebut tengah diselubungi ketidakpastian pasca ditinggal jagoannya, Marc Marquez, yang harus menepi dalam jangka waktu yang panjang akibat cedera. Tanpa Marc Marquez, Repsol Honda yang kini digawangi oleh Alex Marquez dan Stefan Bradl tak mampu berbuat panjang sepanjang kejuaraan. Honda hanya mampu mencatatkan dua kali podium lewat Alex Marquez, sekali di GP Prancis, dan sekali di Aragon. Rasa-rasanya, torehan tersebut sama sekali tidak menunjukkan apabila Honda adalah tim papan atas di MotoGP. Untuk berjajar di podium saja, susahnya setengah mampus.
Ironisnya, Repsol Honda adalah peraih kampiun tim selama tiga musim beruntun sejak 2017 lalu. Sontak, banyak pihak yang berasumsi jika motor Honda hanya cocok untuk Marc Marquez yang punya gaya balap super agresif. Mungkin situasi tersebut tidak akan begitu menjadi masalah ketika Marc Marquez tengah dalam kondisi fit dan bisa menggeber motor prototipe Honda sepanjang musim. Akan tetapi, yang namanya apes memang kerap menghampiri tanpa permisi. Hasil buruk yang diperoleh Honda pasca absennya Marc Marquez membuktikan sebuah ketergantungan akut Repsol Honda pada Baby Alien.
Manajer tim Repsol Honda, Alberto Puig, sebenarnya menyadari apabila candu Honda pada Marquez tidak baik apabila dibiarkan terjadi terlalu lama, terlebih setelah Lorenzo tampil loyo pada musim 2019. Saat mundurnya Lorenzo dari Honda pada akhir 2019, Puig segera merespon dengan menyatakan ketertarikannya pada Pol Espargaro yang dikenal punya gaya balap agresif yang sebelas dua belas dengan Marc Marquez. Akan tetapi, pembalap kelahiran 1991 tersebut masih terikat kontrak dengan KTM. Di sisi lain, Honda tengah menjalani negosiasi kontrak baru dengan Marc Marquez. Guna menahahan juara dunia delapan kali tersebut, Honda menyiasatinya dengan merekrut adik Marc yang baru menjuarai kelas Moto2, Alex Marquez yang dikontrak dalam jangka waktu setahun. Marc akhirnya bersedia memperpanjang kontrak dengan Honda hingga 2024.
Meskipun situasi nampak sudah settle, sejatinya problema urung kelar. Puig tetap merasa tak yakin pada Alex Marquez yang dianggapnya akan kesulitan menemukan ritme yang tepat untuk mengendarai RC213V karena masih berstatus sebagai rookie. Di tengah dilema tersebut, Alberto mendeteksi peluang untuk mendekati Pol Espargaro yang belum memperpanjang kerjasama dengan KTM. Satu minggu sebelum balapan perdana MotoGP 2020 digulirkan, Honda mengumumkan jika Pol Espargaro akan bergabung dengan pabrikan asal Negeri Sakura tersebut selama dua musim mulai 2021 hingga 2022 untuk mendampingi Marc Marquez yang telah menjadi rekan satu tim sekaligus rivalnya sejak kecil hingga di ajang Moto2.
Pada awalnya, kepergian Pollycio ke Honda dinilai masuk akal karena perpindahan dari KTM ke Honda menandakan adanya peningkatan level tim. Namun, ketika musim telah resmi bergulir, tak disangka KTM mampu tampil trengginas, berkebalikan dengan Honda yang ambyar. Sontak keputusan Pol meninggalkan KTM dipertanyakan banyak orang. Jorge Lorenzo adalah salah satu figur yang mengritik kepindahan Pol Espargaro. Namun, Pol dengan cepat menegaskan bahwa ia siap beradaptasi secepat mungkin untuk menaklukkan keganasan Honda RC213V. Dilansir dari Tutto Motori Web, bahkan pria Spanyol tersebut menyatakan jika ia tak sabar untuk menjawab rasa penasarannya terhadap performa motor Honda, apakah sesulit yang diasumsikan orang-orang.
Dilihat dari cara Pol merespon tanda tanya publik, terlihat jika ia cukup optimis akan mampu menjinakkan Honda RC213V. Tidak hanya menunjukkan rasa optimisme, Pol bahkan juga menyatakan kesiapannya akan konsekuensi kemungkinan ia akan tampil buruk dan menjadi bulan-bulanan media. “Berada dalam satu tim yang sama dengan Marc bisa membuatmu kuat atau justru membuatmu hancur”, ujar sang runner–up Moto2 2012.
Pol Espargaro memang dikenal punya mental tangguh dan suka menghadapi tantangan. Saat memutuskan untuk bergabung dalam proyek pengembangan motor KTM yang baru akan menjalani debutnya pada musim 2017, Pol harus meninggalkan zona nyamannya dengan tim Tech 3 yang kala itu masih menjadi tim satelit Yamaha. Bersama Tech 3 Yamaha, Pol konsisten hinggap di papan tengah MotoGP selama musim 2014 hingga 2016. Keputusan Pol bergabung dengan KTM jelas merupakan tantangan besar karena harus membangun motor dari nol. Namun, justru Pol menunjukkan antusiasmenya saat mengembangkan motor KTM RC16. Dikutip dari Motorsport, Pol menyatakan jika KTM adalah motor yang cocok dengan dirinya karena berkarakter liar dan mengakomodasi gaya balapnya yang agresif.
Meski menunjukkan komitmen jangka panjang, perjuangan Pol Espargaro untuk mengembangkan motor prototip KTM sama sekali tidak mudah. Pada musim 2017, Pol harus puas bertengger di posisi 17 klasemen akhir. Pada 2018, sedikit membaik di posisi 14 dan mampu meraih podium perdana untuk KTM di seri Pamungkas GP Valencia. Sejak masuknya Pedrosa sebagai pembalap penguji KTM per musim 2019, Pol mulai bisa konsisten mengejar posisi sepuluh besar.
Puncaknya pada musim 2020, Pol dengan bantuan Pedrosa akhirnya mampu menjadikan KTM sebagai pabrikan kompetitif yang disegani. Setelah kurang lebih tiga tahun menjalani masa pengembangan yang melelahkan, KTM kini mulai diperhitungkan. Pol mampu memimpin transformasi KTM dari nol yang tadinya terseok-seok untuk sekadar merebut posisi sepuluh besar, kini hampir selalu menjadi penantang posisi podium, bahkan kontestasi juara seri.
Sepanjang musim 2020, Pol telah berhasil empat kali naik podium. Walaupun belum meraih kemenangan, juara dunia Moto2 2013 tersebut membuktikan diri sebagai pembalap KTM yang paling konsisten dengan capaian peringkat tujuh klasemen sementara, atau menjadi raihan paling tinggi di antara pembalap KTM lainnya.
Dari sini, terlihat jelas jika Pol punya keteguhan dan keuletan yang tidak dimiliki pembalap lain. Mental baja yang dipunyai Pol Espargaro jelas dibutuhkan Honda untuk kembali bertengger di papan atas. Di samping itu, dari segi teknis, Honda juga memerlukan gaya balap agresif Pol Espargaro yang dinilai cocok dengan RC213V untuk mengurangi ketergantungan pada Marc Marquez, karena terbukti segala sesuatu yang terlampau candu memang seringkali mendatangkan kepelikan.
Pol sejatinya juga butuh Honda untuk membuktikan kemampuannya. Umurnya yang sudah menginjak angka 29 tahun mengindikasikan bahwa usia emasnya akan berakhir dalam kurun waktu tidak sampai lima tahun lagi. Terlebih, tawaran yang datang berasal dari tim sekelas Repsol Honda. Manajer Tim KTM, Pit Beirer, mengungkap jika bergabung dengan Honda sudah menjadi impian Pol sejak kecil. Meskipun kini Honda tengah terpuruk, potret tersebut tampak tidak mengubah citra Honda sebagai tim papan atas di ajang MotoGP. Kedudukan Honda di MotoGP barangkali sama dengan Real Madrid, Barcelona, atau Bayern Munchen di sepak bola. Eh, tapi kalau dilihat-lihat sih musim ini lebih mirip kaya MU, hehehe.
BACA JUGA Marc Marquez Kayaknya Lagi Disindir waktu Honda Unggah Meme Messi Berseragam Balap dan tulisan Damar Senoaji lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.