Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Kota Banjar, Kecil Kotanya, Tiarap UMK-nya

Teza Salih Mauludin oleh Teza Salih Mauludin
18 Maret 2024
A A
Mengenal Kota Banjar Jawa Barat yang Sering Disalahpahami sebagai Kota Banjarmasin, padahal Beda Pulau dan Provinsi Mojok.co umk banjar

Mengenal Kota Banjar Jawa Barat yang Sering Disalahpahami sebagai Kota Banjarmasin, padahal Beda Pulau dan Provinsi (wikimedia.org)

Share on FacebookShare on Twitter

Pengeluaran hampir lebih besar daripada penghasilan

Melansir data BPS, rata-rata pengeluaran warga Kota Banjar cukup besar, mencapai Rp1.389.002 pada 2023 lalu. Alokasi pengeluaran tersebut digunakan untuk kebutuhan makanan dan non makanan.

“Dilihat dari pembagiannya, rata-rata pembagian untuk makanan lebih besar dibandingkan pengeluaran untuk non-makanan. Persentase pengeluaran food mencapai 52,70%, sedangkan non food 47,30%.” Dikutip dari data e-book tersebut.

Ibarat pepatah, lebih besar pasak daripada tiang, jika dikalkulasikan antara pengeluaran per kapita penduduk Kota Banjar dengan UMK-nya tersisa hanya 600-700 ribu. Sebuah nominal yang tidak begitu besar untuk mengcover di samping kebutuhan makanan dan non makanan.

Tapi tentu saja realitas bisa saja berkata lain. Mungkin segitu cukup, tapi masalahnya, pengeluaran orang juga tidak pernah sama, dan tak bisa dipaksa sama.

Perantau di Kota Banjar hanya mendapatkan capek

Bagi Tuti, UMK Banjar cukup untuknya, sebab dia masih ditanggung. Tapi, bagi perantau, jelas tidak cukupnya. Bagi Eca (nama samaran) (23) teman Tuti satu kantor yang berasal dari Bandung, UMK Banjar tidak ada cukup-cukupnya.

“Aku disini nggak punya keluarga atau saudara kayak Tuti. Kan dia ada keluarga jadi enak nggak keluar biaya lagi buat tempat tinggal. Aku ngekos di sini 500 ribu, sementara gajiku mirip-mirip sama Tuti. Malah mungkin lebih besar Tuti. Belum lagi dengan biaya hidup seperti makan, listrik, dan biaya lainnya. Pernah sewaktu itu aku sampe minjem juga ke temen karena beneran nggak cukup buat biaya hidup. Intinya dengan gaji segitu nggak ada yang bisa diharapin sedikitpun kecuali capenya doang” Saut Eca diakhiri emot sedih.

6 bulan Eca menjadi perantau di Kota Banjar lama-lama tidak tahan juga. Eca yang berusaha mencari pekerjaan lain akhirnya diterima di salah satu perusahaan di Tasik. Akhirnya ia putuskan untuk resign dari kantornya. Kebetulan UMK Tasik lebih besar dari Kota Banjar, plus di sana juga terdapat saudaranya.

“Teruntuk perantau seperti aku yang ingin kerja di Kota Banjar, coba pikir lagi deh mateng-mateng biaya dan benefitnya. Jangan asal dapet kerja, tapi yang ada malah dapet capenya doang.” Saran Eca sekaligus menutupi percakapan.

Baca Juga:

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

Trotoar Jatinangor Bukan Tempat Jalan Kaki, tapi Tempat Uji Kekebalan Tubuh dan Memperpendek Usia

Alasan UMK Banjar selalu tiarap

Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Banjar, H. Sunarto mengatakan penyebab UMK Kota Banjar selalu di posisi buncit adalah Pertumbuhan Ekonomi (PE) yang masih rendah. PE menjadi faktor utama penentu besar kecilnya UMK suatu kota.

“Rendahnya UMK Banjar dilatarbelakangi Banjar selalu mengikuti rumus penyesuaian inflasi Jabar yang besarannya itu mencapai 2,35 persen. Kemudian pertumbuhan ekonomi masih sebesar 4,19 persen dan alfa atau indeks tertentu sebesar 0,3 persen. Semoga pertumbuhan ekonomi (PE) Banjar meningkat terus ditahun berikutnya.” Dilansir dari kabarbanjar.com (12/23).

Kota Banjar layak mendapat predikat juara umum sebagai kota dengan UMK terkecil di Jawa Barat

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya UMK  Kota Banjar sebagai yang terkecil di Jawa Barat bukan hanya setahun dua tahun, bahkan sudah bertahun-tahun lamanya. Jika menelusuri histori UMK Kota Banjar 3-4 tahun kebelakang, tahun 2020 sebesar 1.831.844 (posisi terakhir), tahun 2021 sama halnya dengan tahun sebelumnya, tahun 2022 sebesar Rp1.852.009 (posisi terakhir), tahun 2023 sebesar Rp 1.998.119 (posisi terakhir), dan tahun 2024 naik 72 ribu dari tahun sebelumnya dan masih di juru kunci. Bahkan tahun 2010 UMK Kota Banjar hanya sebesar Rp698.200. Sungguh ironis.

Juara umum di Jawa Barat

Bahkan sebagaimana dilansir dari detik.com, sejumlah buruh yang tergabung dalam Forum Solidaritas Buruh (FSB) Banjar pada tahun 2020 memberikan piagam penghargaan bertuliskan ‘Pemerintah Kota Banjar sebagai juara 1 UMK Terendah se-Jawa Barat’.

Mereka menyampaikan kekecewaannya atas kecilnya UMK Kota Banjar.  Piagam tersebut merupakan bentuk kritikan dan sindiran kepada Pemkot Kota Banjar yang menduduki posisi paling akhir di Jawa Barat.

Tahun ini, cerita tak berubah. UMK Banjar memang naik, tapi tetap saja jadi juru kunci. Dan saya juga akan mengakhiri tulisan ini. Ya sebab tidak ada yang bisa dibicarakan. Kota yang (mungkin) nyaman dengan rendahnya upah sudah tak bisa diharapkan lagi. Kalau memang ada niatan diperbaiki, pastinya sudah dari dulu, kan?

Penulis: Teza Salih Mauludin
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Mengenal Kota Banjar Jawa Barat yang Sering Disalahpahami sebagai Kota Banjarmasin, padahal Beda Pulau dan Provinsi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 19 Maret 2024 oleh

Tags: Jawa Baratkota banjarUMK Banjar
Teza Salih Mauludin

Teza Salih Mauludin

ArtikelTerkait

Jatinangor Tanpa Kampus = Daerah Tersepi di Jawa Barat (Unsplash)

Bahaya bagi Jatinangor Jika Kampus Menghilang, Bakal Menjadi Daerah Paling Sepi di Jawa Barat

22 Mei 2025
Coblong Kecamatan Pinggiran Kota Bandung yang Sering Diejek, padahal Aslinya Keren Mojok.co

Coblong Kecamatan Pinggiran Kota Bandung yang Sering Diejek, padahal Aslinya Keren

25 Juni 2024
Betapa Beruntungnya Mahasiswa ITB. Punya Kampus Estetik dan Adem. Institut Teknologi Bandung Punya Mata Kuliah Olahraga Juga. (Wikimedia Commons)

Sialan! ITB Itu Kampusnya Estetis, Mahasiswa Institut Teknologi Bandung Bikin Iri Banget

1 Agustus 2023
Sisi Lain dari Orang Sunda yang Murah Senyum Mojok.co

Sisi Lain dari Orang Sunda yang Murah Senyum 

14 November 2023
Sisi Gelap Sukabumi Calo Loker Patok Tarif 20 Juta! (Unsplash)

Calo Loker di Sukabumi Mematok Tarif Sampai 20 Juta, Membuat Angka Pengangguran Tak Kunjung Turun

21 Maret 2024
Tinggal di Depok Itu Memang Nyaman, tapi 10 Tahun yang lalu (Pexels)

Tinggal di Depok Itu Memang Nyaman, tapi 10 Tahun yang Lalu

18 Februari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.