Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Ujian Jadi Penumpang Angkot

Rista Fatma oleh Rista Fatma
20 September 2019
A A
penumpang

penumpang

Share on FacebookShare on Twitter

Sekarang ini perkembangan teknologi begitu pesat. Salah satu bidang yang dirambah adalah transportasi. Awalnya saya menganggap dengan adanya perkembangan teknologi, seperti ojek online akan mempermudah semua orang. Namun, fakta mengatakan lain. Baru saja saya tahu, bahwa sekarang ini, para supir angkot dan driver ojol hubungannya tidak benar-benar baik. Mungkin bukan semuanya, tapi masih ada beberapa diantara mereka yang sangat membenci satu sama lain.

Saya tahu hal ini ketika pulang dari kampus, kira-kira masih pukul 19.00 WIB, tepatnya di depan Malang Town Square atau panggilan akrabnya Matos. Saat itu saya sudah menunggu agak lama karena sudah di sana sejak pukul 18.30 WIB. Saat dari jarak 5 meter terlihat angkot dengan tulisan GL, secepat mungkin saya lambaikan tangan, sebagai pertanda mau naik angkot. Akhirnya angkot itupun berhenti tepat di depan saya. Naik ke dalam angkot saya agak terkejut karena hanya ada supir dan saya sendiri.

Sudah tidak ada penumpang yang lain. Setelah beberapa menit bapak itu tanya pada saya, “mau turun di mana?” dengan nada agak kesal karena saya meminta bapak itu mengulangi pertanyaanya, setelah pertanyaan pertamanya memang benar-benar tidak saya dengar. “Turun Gadang,” jawab saya singkat sambil fokus ke layar HP saya, yang berisi penuh notifikasi tugas dari dosen.

Saya kira setelah percakapan tadi akan baik-baik saja. Ternyata dugaan saya salah. Bapak supir angkot itu tiba-tiba mengomel tidak karuan. Awalnya saya bingung dengan apa yang dia bicarakan. Setelah mendengarkan dengan seksama bapak supir itu merasa keberatan mengantar saya sampai Gadang karena sudah tidak ada penumpang selain saya, juga keberatan karena ongkos yang diterima dari saya tidak cukup untuk mengganti ongkos beli bensin.

Lalu, bapak itu juga mengeluhkan jumlah penumpangnya yang hari demi hari semakin sedikit. Katanya dulu Matos selalu ramai pengunjung saat malam hari dan akan ada banyak pula penumpang yang akan naik angkotnya, tapi sekarang sudah tidak lagi seperti dulu.

Sekarang ketika malam datang banyak dari pengunjung lebih memilih naik ojek online untuk jarak dekat karena memang dirasa lebih cepat dan efisien untuk sampai depan rumah. Selain itu harganya juga murah untuk wilayah dalam kota hanya berkisar harga Rp. 4.000,00—hampir sama dengan naik angkot walaupun kadang masih bisa lebih murah jika ada harga promo. Dari sini saya mulai tahu bapak ini kesal karena banyak pelangganya yang pindah ke lain hati.

Sebagai mahasiswa saya juga tahu hal itu, memang tarif naik angkot dikota Malang untuk jarak jauh dan dekat memang sama yaitu Rp. 4.000,00 saja—yang saya rasa murah sebagai penumpang jarak jauh. Sistem pembayaran seperti ini berjalan dengan baik ketika penumpang jarak jauh dan dekat seimbang atau akan ada untung besar ketika penumpang jarak dekat lebih banyak. Dengan kata lain, jarak dekat, bensin yang terpakai sedikit dan keuntungan menjadi besar.

Tapi jika penumpang jarak dekat sudah jarang otomatis supir angkot akan kelabakan saat harus mengantar penumpang jarak jauh. Hal inilah yang dirasakan bapak supir angkot yang mengantar saya pada malam itu.

Baca Juga:

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Dengan nada yang mulai naik, bapak supir angkot itu juga mulai memaki saya yang naik angkotnya. Bapak itu mulai mengomel tidak akan mengantar saya ke tempat tujuan jika selama d iperjalanan tidak ada penumpang lagi yang naik angkot. Saya yang ada di dalam angkot menjadi khawatir mengingat sudah malam dan bingung mau naik apa, karena sudah tidak akan ada lagi angkot yang akan lewat dan baterai HP saya juga sudah mulai habis, hanya tersisa 1% saja.

Beruntungnya saya saat itu, di alun-alun kota Malang ada seorang kakek-kakek yang melambaikan tangan sebagai pertanda mau naik angkot. Ini sekaligus pertanda jika saya tidak akan ditelantarkan di tengah perjalanan oleh supir angkot.

Selama di perjalanan kedua orang itu terus bercakap-cakap mengenai perekonomian saat ini. Tak jarang mereka juga membahas kebijakan pemerintah dan keadaan ekonomi masyarakat kecil, tapi kebanyakan mereka mengeluhkan harga barang yang semakin meningkat sedangkan penghasilan mereka tidak seberapa.

Sesekali ketika ada driver ojol yang melintas di depan angkot, bapak supir angkot yang duduk didepan saya menunjuk-nunjuk dan sambil menahan emosi ingin menyenggol body belakang motor. Selama di dalam angkot saya hanya bisa diam dan menenangkan diri melihat ulah supir angkot tersebut. Tanpa sadar saya geleng-geleng sendiri melihat kejadian itu. Setelah perjalanan panjang akhirnya kakek-kakek itu turun duluan di pertigaan sebelum terminal Hamid Rusdi.

Tersisa jarak sekitar 1 km lagi, saya akan sampai di terminal sekaligus rute terakhir angkot GL yang saya tumpangi, ternyata bapak tadi masih suka marah-marah menceritakan kemalangannya sebagai masyarakat yang berpengahasilan rendah. Sebenarnya saya merasa kesal tapi ya sudahlah mungkin dengan begitu bisa meringakan sedikit beban hidupnya (padahal kehidupan saya sebagai mahasiswa juga tidak selalu baik-baik saja).

Saya menghela nafas panjang, dalam hati berkata, “setidaknya saya bisa merasa lebih bersyukur dan juga merasa lebih berguna sebagai manusia, ikut meringankan beban orang lain yang tidak saya kenal.” (*)

BACA JUGA Jangan Pergi Ketika Didi Kempot Sudah Nggak Tenar Lagi atau tulisan Rista Fatma lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 20 September 2019 oleh

Tags: AngkotMahasiswaMalangmatosojek onlineojolPenumpangpersaingan bisnis
Rista Fatma

Rista Fatma

ArtikelTerkait

Dosen Toxic Kebelet Jadi Guru Besar: Tugas Artikel Ilmiah Wajib Terbit dan Ancam Mahasiswa dengan Nilai

Dosen Toxic Kebelet Jadi Guru Besar: Tugas Artikel Ilmiah Wajib Terbit dan Ancam Mahasiswa dengan Nilai

20 November 2025
Selamat Datang di Purwokerto, Kota Tanpa Ojol di Stasiun

Selamat Datang di Purwokerto, Kota Tanpa Ojol di Stasiun

6 Juli 2025
Malang Tak Perlu Meniru Jogja yang (Katanya) Istimewa Lebih "Menyala" biaya hidup di malang

Malang Tak Perlu Meniru Jogja yang (Katanya) Istimewa karena Lebih “Menyala”

14 Juli 2024
4 Pertanyaan yang Sebaiknya Nggak Ditanyakan kepada Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) karena Bikin Emosi alumni UM

UM Malang Adalah Kampus Paling Ramah Perantau di Malang: Asrama Memadai, Kos Murah, Lokasi Strategis!

21 Mei 2025
Hal yang Paling Bikin Nggak Enak saat Naik Angkot Kisah Juragan Angkot yang Pengin Jadi Pegawai Kantoran

4 Jenis Angkot Unik di Padang dengan Penumpangnya

9 Juni 2020
Panduan untuk Survive Selama KKN bagi para Introvert Terminal Mojok

Panduan untuk Survive Selama KKN bagi para Introvert

24 Desember 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas Mojok.co

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas

13 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

15 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.