Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Turunnya Minat Mahasiswa Gabung BEM Adalah Hal yang Biasa-Biasa Saja

Delima Purnamasari oleh Delima Purnamasari
4 Maret 2023
A A
BEM Itu Problematik dan Saya Menyesal Telah Bergabung

BEM Itu Problematik dan Saya Menyesal Telah Bergabung (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa waktu lalu, salah satu media digital nirlaba di Indonesia merilis sebuah tulisan soal Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang semakin meredup popularitasnya. Utamanya disebabkan oleh pemikiran realistis yang mulai menjangkiti mahasiswa. Komentar sinisme terhadap BEM lalu ramai menghujani unggahan itu. Ya, wajar saja sebenarnya. Menanggung beban ekspektasi warga kampus­­—bahkan mungkin rakyat Indonesia—itu berat. Tidak banyak yang kuat, sosok Gie saja ikut sambat.

BEM dicitrakan sebagai sekelompok mahasiswa yang mampu menekan kekuasan rezim. Dianggap juru selamat bagi rakyat. Pemikiran-pemikiran semacam ini sebenarnya cenderung moralis dan terjebak pada heroisme yang berlebihan. Slogan agent of change memang problematik!

BEM bergerak, BEM dirisak

Dua kegiatan paling umum dalam aktivisme BEM adalah diskusi dan demonstrasi. Sebagai orang yang pernah bergabung di dalamnya meski sebentar, realisasinya ruwet bukan main. Hal pertama tentu soal menentukan isu yang dibawa demi membangun fokus dan musuh bersama. Persoalannya, tidak semua keresahan bisa direpresentasikan. BEM bertanggung jawab untuk menyatukan visi organisasi dan individu di bawahnya. Konsolidasi jadi jalan terjal yang harus ditempuh berulang kali sampai subuh. Sayangnya, sampai bergelas-gelas kopi tandas pun belum tentu bisa memberi hasil yang baik.

Bergerak bersama jadi hal yang amat sulit. Pada akhirnya, pagelaran diskusi hanya dihadiri oleh orang yang itu-itu saja. Tuntutan aksi jumlahnya seringkali juga jadi belasan. Orator ulung pun sampai bingung mana yang ingin disuarakan. Perjalanan panjang dari menyusun isu, membuat kajian, membangun gerakan solidaritas, sampai mengurus izin kepolisian akhirnya menghasilkan apa? Jawabannya jelas. Makian pengguna jalan karena kami dianggap pembuat macet.

Kelelahan dan kekecewaan anggota

Para aktivis—kalau masih bisa disebut demikian—lantas kelelahan dan terus menanggung rasa kecewa. Sulit menemukan orang-orang yang terus loyal pada gerakan. Belum lagi anggota disibukan dengan tuntutan magang, desakan kemiskinan yang membuat mereka harus bekerja, kampus yang mengharuskan lulus cepat. Ketidakhadiran anggota dalam rapat dan kegiatan jadi hal yang harus diwajarkan.

Belum lagi persoalan internal mengenai kaderisasi. Ketua BEM menjabat umumnya hanya dalam satu periode. Sekitar dua semester­. Menarik jika yang terjadi adalah saling adu kampanye. Akan tetapi, yang timbul justru krisis calon. Melawan kotak kosong sampai penundaan regenerasi jadi hal lumrah. Belum lagi persoalan rendahnya partisipasi dalam pemilihan.

Terkadang kader-kader juga gentar karena musyawarah besar. Momen bagi BEM untuk bertanggung jawab atas kerja-kerjanya selama satu periode. Ini bisa memakan waktu berhari-hari karena ada berbagai sidang pleno yang harus dilalui. Peserta yang kelelahan akhirnya mudah terpantik emosi, apalagi jika muncul sosok-sosok yang menghujat habis ratusan lembar LPJ itu. Timbulnya persoalan dapat berakibat pada penundaan sidang. Belum lagi jika pertanggung jawaban tidak diterima. Terkadang ada bayang-bayang sanksi yang harus ditanggung. Mumet!

Terima saja menurunnya kepercayaan

BEM memang bukan lembaga yang suci. Ada oknum—yang barangkali tidak sedikit—sengaja mencari keuntungan tersendiri. Entah demi bisa mengusung nama lembaga yang mendukungnya, terkadang beralih jadi organisasi yang elitis dan cenderung dekat dengan birokrasi, sampai hanya sebagai jembatan politis bagi orang-orang tertentu. Kegiatan BEM yang cenderung seperti event organizer dan hanya sibuk menyelenggarakan konser atau perayaaan sejenis tentu juga perlu dikritik.

Baca Juga:

Kuliah S2 Beda dengan S1, Mahasiswa Jangan Kebanyakan Caper, Sudah Bukan Umur dan Tempatnya

Organisasi Kampus dan Budaya Sok Sibuk yang Menyebalkan dari Anggotanya, padahal Menghasilkan Sesuatu Saja Tidak

Beberapa kawan yang menurut saya masih memiliki idealisme, kemudian lebih memilih bergabung dengan gerakan informal dan sering kali anonim. Membawa nama gerakan rakyat. Lembaga semacam ini jadi autokritik BEM yang terpisah dengan gerakan rakyat.

BEM juga bukan jadi organisasi yang bisa dibanggakan lagi. Orang-orang yang saling memanggil “Bung” saja ditertawakan. Kelamaan nongkrong di Rengasdengklok katanya. Begitu pula mahasiswa akhir yang masih ikut aktif diskusi di kampusnya, harus betah pada gunjingan, “Mending urusen skripsimu.”

Popularitas BEM yang turun dan rendahnya minat mahasiswa untuk bergabung di dalamnya adalah hal yang wajar. Biasa-biasa saja. Memang ada pekerjaan yang bisa memberi jaminan akan merekrut para demisioner ini? Jelas lebih baik mendaftar program merdeka belajar, mengikuti bermacam-macam kursus, atau lomba-lomba saja. Niscaya peluang menjadi pengangguran semakin kecil. Jadi, sudahlah. Mereka hanya ingin realistis dan memang diatur untuk begitu.

Penulis: Delima Purnamasari
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA BEM Itu Problematik dan Saya Menyesal Telah Bergabung

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 4 Maret 2023 oleh

Tags: aktivismebemkepercayaan mahasiswarealitas
Delima Purnamasari

Delima Purnamasari

Panggil saja Pudell.

ArtikelTerkait

marjinal negri ngeri mojok

‘Negri Ngeri’ Adalah Gambaran Indonesia Saat Dihajar Pandemi

7 Juli 2021
Mahasiswa Lain Ngurus Negara, Mahasiswa Unesa Ngurus BEM yang Nggak Bisa Kerja. Parahnya Masih Ada Aja yang Bela!

Mahasiswa Lain Ngurus Negara, Mahasiswa Unesa Ngurus BEM yang Nggak Bisa Kerja. Parahnya Masih Ada Aja yang Bela!

3 September 2024
Balada Aktivis Hedon: Konferensi (dan Party) Sana-Sini Hanya demi Konten dan Aktualisasi Diri

Balada Aktivis Hedon: Konferensi (dan Party) Sana-Sini Hanya demi Konten dan Aktualisasi Diri

8 November 2023
Begini Rasanya Kuliah di Kampus yang Nggak Punya Presma terminal mojok

Begini Rasanya Kuliah di Kampus yang Nggak Punya Presma

19 Agustus 2021
Melihat Realitas Pahit Kehidupan lewat 'The Uncanny Counter'

Melihat Realitas Pahit Kehidupan lewat ‘The Uncanny Counter’

6 Februari 2021
profesi kamen rider di indonesia mojok

Kamen Rider Bakal Punya 3 Pekerjaan Ini Andai Mereka Hidup di Indonesia

6 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

14 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.