5 Akibat Seandainya Kabupaten Tulungagung Tidak Memiliki Marmer

5 Akibat Seandainya Kabupaten Tulungagung Tidak Memiliki Marmer

5 Akibat Seandainya Kabupaten Tulungagung Tidak Memiliki Marmer (Wikimedia Commons)

Marmer menjadi salah satu sumber pendapatan terbesar sekaligus andalan bagi daerah Tulungagung. Kabupaten di Jawa Timur ini memang terkenal sebagai penghasil marmer dan onyx berkualitas tinggi di Indonesia. Fyi, marmer Tulungagung bahkan sudah diekspor ke mancanegara. Maka tak heran apabila Tulungagung saat ini dijuluki sebagai Kota Marmer. Daerah penghasil marmer terbanyak di kabupaten ini berada di Desa Besole, Kecamatan Besuki.

Melihat betapa pentingnya marmer bagi kabupaten seluas 1.055,65 km persegi ini, saya jadi kepikiran, bagaimana nasib Tulungagung seandainya nggak memiliki sumber daya alam berupa marmer ini. Kira-kira apa yang akan terjadi?

Tulungagung nggak akan dikenal orang

Seandainya Tulungagung nggak punya marmer, kabupaten ini jelas nggak akan dikenal orang banyak. Ini terjadi karena marmer lah yang mengangkat nama kabupaten ini di mata masyarakat luas. Marmer menjadi ikon dari kabupaten ini dan usaha marmer turut berkembang pesat seiring pertumbuhan kabupaten ini.

Tanpa marmer, kabupaten ini nggak akan punya sesuatu yang bisa dibanggakan dan menjadi ikon. Hanya tercatat dalam peta, tanpa cerita.

Pertumbuhan ekonomi bakal rendah

Tulungagung tergolong daerah yang sedang-sedang saja perkembangan ekonominya. Sektor yang paling mengangkat perekonomian kabupaten ini tentu saja industri marmer. Jadi bisa dibayangkan seandainya nggak ada marmer, pertumbuhan ekonomi kabupaten ini bakal rendah. Kalau rendah, angka pendapatan masyarakat dan angka harapan hidup warganya juga rendah. Akibatnya, daerah ini berpotensi menjadi daerah sepi karena dianggap nggak bisa memberikan kepastian kehidupan.

Masyarakat Tulungagung berpotensi hidup dalam bayang-bayang kemiskinan. Investor juga nggak ada yang berani masuk ke sini karena geliat ekonomi di sini tipis dan berisiko tinggi merugi. Selama ini ada investor di Tulungagung karena ada industri marmer yang bisa memberikan kepastian serta jaminan kalau geliat perekonomian di sini menguntungkan.

Baca halaman selanjutnya: Pembangunan infrastruktur tersendat…

Pembangunan infrastruktur tersendat

Seandainya marmer nggak dimiliki Tulungagung, pembangunan infrastruktur di kabupaten ini tersendat, nggak dapat terealisasikan dengan baik. Ini wajar terjadi karena berkaitan dengan pendanaan. Sekali lagi, sumber pendapatan terbesar daerah ini adalah dari industri marmer. Kalau hanya mengandalkan dana pembangunan dari pemerintah pusat juga nggak akan cukup.

Kalau infrastruktur kurang memadai, sulit untuk menggaet para calon investor untuk menginvestasikan uang mereka di Tulungagung. Jadi kebayang kan betapa susahnya pembangunan infrastruktur di sini kalau nggak ada marmer.

Industri pariwisata menjadi tumpuan sekaligus satu-satunya harapan yang realistis di Tulungagung

Seandainya Tulungagung nggak punya marmer, industri pariwisata bakal menjadi tumpuan kabupaten ini. Saya menitikberatkan pada pariwisata alam Tulungagung, ya. Bagi yang belum tahu, kabupaten ini kaya akan wisata alam. Ada pantai, bukit, hingga air terjun indah di sini. Kabupaten ini patut bersyukur karena diagugerahi alam yang begitu indah.

Seandainya marmer nggak ada, pihak pemkab bakal semaksimal mungkin memanfaatkan sektor pariwisata sebagai kunci peningkatan kualitas perekonomian di sini. Pembangunan infrastruktur harus pula semakin ditujukan untuk pengelolaan dan pengembangan wisata yang ada di sini. Kalau bukan sektor pariwisata alam, hal-hal yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan daerah Tulungagung sangat minim.

Hanya menjadi daerah yang didatangi ketika liburan dan ditinggalkan

Terakhir, seandainya Tulungagung nggak punya marmer, daerah ini hanya akan didatangi ketika liburan dan ditinggalkan setelah liburan usai. Ini wajar terjadi karena ketiadaan industri marmer membuat daerah ini tak lagi diminati orang-orang untuk bekerja. Selama ini daerah ini cukup diminat para perantau karena kehadiran industri marmernya yang kuat.

Itulah beberapa hal yang mungkin saja terjadi seandainya Tulungagung nggak punya marmer. Tanpa marmer, kabupaten ini tak akan dikenal seperti sekarang dan sepi dari perantau. Tapi, mungkin juga pariwisata di sini bakal berkembang pesat.

Penulis: Marselinus Eligius Kurniawan Dua
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 4 Keunikan Tulungagung yang Nggak Dimiliki Kabupaten Lain.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version