Waktu membaca artikel Terminal tentang tukang parkir Malang yang galak, saya ketawa. Lah, gitu doang kau bilang galak. Jika mau cari tukang parkir paling galak, di Palembang lah tempatnya. Di sini tukang parkirnya bukan hanya mengumpat, tapi benar-benar akan merobek wajah Anda kalau Anda nggak mau bayar uang parkir.
Iya, tukang parkir Palembang memang segalak itu. Walau di sana sudah ada imbauan parkir gratis, tetap saja tukang parkirnya akan mengancam nyawa Anda jika Anda menaati imbauan itu.
Daftar Isi
Tukang parkir Palembang suka bawa sajam
Tahun 2023 lalu ada sekitar 27 juru parkir yang diamankan oleh Polda Sumsel. Di antaranya terbukti membawa sajam saat sedang jaga parkir. Masalahnya, sajam ini bukan hanya diselipkan dibalik baju mereka, tapi benar-benar digunakan untuk mengancam para pengendara yang nggak mau bayar parkir.
Nah, jadi, galaknya tukang parkir Palembang itu bukan hanya dilihat dari umpatannya, melainkan dari sajamnya yang selalu mereka bawa saat jaga parkir.
Dari sini, kita pun bisa membayangkan betapa bahayanya nggak bayar parkir di Palembang. Selain takut karena umpatannya, sajam mereka pun jadi satu hal yang wajib dipertimbangkan kalau kita berani menentang mereka.
Kadang-kadang saya tu mikir begini. Setahu saya yang benar itu kita, karena aturannya jelas bahwa di sana nggak ada tarif parkir resmi. Tapi yang akhirnya ngalah tetap kita karena takut dengan hukum jalanan ala tukang parkir Palembang.
Iya lha, siapa juga sih yang mau merelakan tubuhnya disobek sajam gara-gara nggak mau bayar tarif parkir. Mending dibayar daripada masuk UGD, kan?
Tukang parkir Palembang suka main kasar
Suatu hari, saya pernah memarkirkan motor di pinggir jalan. Niatnya cuma berhenti sebentar untuk beli es teler viral. Dan, setahu saya di situ memang nggak boleh memungut tarif parkir karena posisinya di pinggir jalan raya. Lha iya, mana ada sih tarif parkir di pinggir jalan raya? Mau di Palembang, di mana aja, ya sama saja harusnya, nggak ditarik parkir.
Berdasarkan keyakinan itu, saya pun akhirnya nggak mau bayar parkir setelah tukang parkirnya meminta tarif. “Ini kan posisinya di pinggir jalan, Kak. Tapi kok Kakak mau mengambil jatah parkir? Kalau motor saya tersenggol mobil di jalan apakah Kakak mau tanggung jawab?” kata saya.
Lalu, dia pun membentak sambil memukul kaca spion motor saya. “Ini bukan tentang parkir, Dek! Daerah ini adalah kekuasaan kami. Jadi wajar kalau preman-preman sini mengambil jatah parkir. Mau saya tampar wajah kamu!”
Karena bentakannya menggelegar dan menimbulkan reaksi orang-orang, akhirnya dia pun menyuruh saya untuk pergi secepatnya. Dan, reaksi saya waktu itu tentu saja sudah siap mau perang, tapi untunglah nasib baik masih berpihak pada saya. Namun, jika saat itu dia benar-benar mau mengajak saya baku pukul. Wah jelas saya akan melawan balik. Lha iya, masak anak preman takutnya sama tukang parkir, sih. Yang benar aja, rugi dong!
Kongkalikong
Begini. Tukang parkir Palembang yang galak-galak itu sebenarnya sudah sering ditindak oleh pihak berwajib. Namun, kenapa mereka masih mengambil jatah parkir setelah diamankan berkali-kali?
Nah, saat 27 juru parkir itu diamankan pihak berwajib. Di antaranya bilang bahwa setoran parkir mereka akan dikasih sebagian ke oknum yang berasal dari instansi tertentu. Jadi, dengan kata lain, tindakan kasar mereka sebenarnya secara tidak sadar dilindungi oleh oknum dari sebuah instansi.
Kemudian, kasarnya tukang parkir Palembang menjadi masuk akal jika dirunut dari sisi ini.
Maksudnya begini.
Walaupun tukang parkir Palembang berbuat kasar sama pengendara. Tetap saja kasarnya mereka tidak akan diusut oleh instansi yang mengurusi soal juru parkir. Kenapa begitu? Alasannya karena tukang parkir sudah memberikan pesangon kepada oknum di sebuah instansi, agar kegiatan mereka aman-aman saja walau berbuat kasar dengan pengendara.
Sederhananya. Mau tukang parkir memungut tarif parkir yang besar ataupun berbuat kasar sama pengendara, maka hal itu tidak akan membuat mereka takut ditangkap karena sudah ada oknum yang membentengi mereka dari belakang.
Jadi ya begitulah. Jika ada sebuah daerah yang mengaku tukang parkirnya paling galak. Jelas kalau itu pembohongan yang luar biasa. Wong hanya tukang parkir Palembang kok yang cocok untuk definisi paling galak dan kejam.
Penulis: Muhammad Ridho
Editor: Rizky Prasetya