Perkara truk pengangkut batu bara di Jambi memang pelik. Lalu lintas kota ini jadi semrawut gegara aktivitas pertambangan, dan bikin kota ini tak lagi semenyenangkan dulu. bahkan sejak awal, saya sudah merasa kota ini memang punya masalah besar perihal truk dan lalu lintasnya.
Ketika awal datang ke Jambi saya pernah jogging jam setengah 6. Namun, bukannya sehat yang didapat, hampir saja nyawa saja hilang. Saya hampir ditabrak truk yang ngebut. Sepulangnya dari jogging, saya disarankan untuk pindah arena jogging ke Perumahan Citra Raya, dan jangan pernah jogging lagi di jalan raya, sesepi apa pun, sepagi apa pun.
Masalah truk tambang di Jambi ini sebenarnya amat banyak. Selain ugal-ugalan dan bikin macet, masih ada hal menyebalkan seperti bau asap kendaraan, polusi yang meningkat, dan lain-lain. tapi yang saya heran, sudah tahu masalahnya sebanyak ini, kok pemerintah di Jambi diam saja?
Truk batu bara di Jambi yang mengerikan
Saya pikir sangat tidak setimpal menukar batu bara dengan nyawa manusia, demi mengejar target banyak sopir yang kebut-kebutan sampai ke dermaga. Benar bahwa pemasukan batu bara memang besar. Tapi, sepadan kah?
Relakah menukar apa-apa yang sudah tertata demi batu bara, yang mungkin, tak dinikmati oleh semua warga Jambi?
Sampai saat ini saya belum mendengar ada calon pejabat daerah yang vokal dan berani untuk mencarikan solusi atas masalah yang sudah menahun ini. dilihat dari banner kampanye saja hanya kata-kata slogan atau akronim yang menurut saya kurang berguna. Seperti Jambi maju, yang muda yang memimpin. Terus kenapa kalau muda?
Kenapa para calon pejabat tidak mengkampanyekan secara spesifik untuk mengatasi permasalahan angkutan batu bara ini. Saya sangat yakin jika hal ini dilakukan akan mempengaruhi suara. Tapi ya harus benar-benar dilakukan bukan cuman janji yang setelah terpilih pura-pura lupa. Kalau seperti itu sih siap-siap saja dirujak oleh netizen Jambi, dan memang seharusnya begitu.
Saya pikir, batu bara sebanyak apa pun, tak pernah sepadan dengan satu nyawa. Tapi ya, lagi-lagi, itu pun kalau peduli.
Penulis: Diaz Robigo
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Provinsi Jambi, Provinsi Medioker yang Menyimpan “Dosa”