Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Tren Rilisan Fisik Memang Sudah Tidak Menjanjikan Lagi bagi Musisi

Iqbal AR oleh Iqbal AR
10 Agustus 2020
A A
album rilisan fisik mojok

album rilisan fisik mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Di abad 21 ini, hal-hal yang berbau fisik, analog, dan dianggap ketinggalan jaman mulai ditinggalkan. Musik jadi salah satunya. Digitalisasi dalam dunia musik di satu sisi memang memudahkan siapapun untuk berkarya. Ya paling gampang bikin musik lah. Tinggal pakai laptop, install aplikasinya, ngulik-ngulik deh. Ambil contoh jika ingin melakukan rekaman drum, sekarang sudah nggak perlu ambil rekaman drum langsung. Tinggal bikin aja di aplikasinya. Ya meskipun memang masih dibutuhkan rekaman langsung, tapi nggak sesulit dulu.

Dalam hal promosi juga sangat membantu, apalagi untuk musisi yang baru seumur jagung. Nggak perlu lagi kirim-kirim demo ke sana-sini dan bikin promosi gede-gedean. Tinggal upload aja di platform musik. Promosinya juga yang gampang-gampang aja. Udah bikin musiknya nggak terlalu susah, promosinya mudah. Urusan bagus atau tidaknya, itu urusan nanti. Yang penting gampang aja dulu. Lumayan lah, cukup mudah untuk mewujudkan cita-cita saya nanti.

Sebut saja Spotify, Joox, ITunes, Bandcamp, dan sebangsanya yang menguasai platform-platform musik saat ini. Bisa dibilang, mereka lah yang sedikit banyak berhasil menggeser radio sebagai promosi. Ya memang radio lagunya itu-itu aja. Orang-orang sekarang juga bosan kalau denger radio. Kalau pakai ketiga platform di atas, kan tinggal pilih sesuai yang pingin didengar. Saya aja sudah lupa gimana rasanya mendengarkan radio.

Di sisi lain, dengan banyaknya platform musik digital seperti ini, musisi sudah jarang lagi merilis CD atau kaset. Mungkin ada beberapa musisi yang masih merilis CD, tapi itu juga nggak banyak. Nggak banyak musisinya dan nggak banyak rilisnya. CD aja jarang, apalagi rilis kaset. Jarang banget malah. Jangankan musisi kecil yang lagunya masih sedikit, musisi besar dari label besar aja udah jarang merilis CD. Ya ngapain bikin CD, kalau semuanya bisa didengarkan lewat Spotify, misalnya.

Memang enak sih kalau mendengarkan lagu lewat Spotify dan semacamnya. Kita tinggal pilih lagu kesukaan kita. Kalau dari segi biaya, Spotify jelas lebih murah dari CD, bahkan dari kaset. Dengan modal 50 ribu paket internet, ratusan bahkan ribuan lagu bisa didengarkan lewat Spotify. Kalau CD, 50 ribu cuma bisa dapat satu CD dari satu musisi. Ya meskipun perbandingan ini nggak “apel dengan apel”, tapi gitu lah setidaknya gambaran umumnya.

Tapi yang nggak banyak orang tahu, bahwa sebenarnya penghasilan musisi lebih lebih banyak dari CD atau kaset. Lupakan dulu penghasilan dari merchandise lain (kaos, dll), panggung, dan sponsor. Beberapa kawan saya yang punya band dan ada di Spotify, hanya dapat sekitar satu dollar dari seribu pendengar. Berarti, dari seribu pendengar, band teman saya ini cuma dapat sekitar 14 ribu. Dan itu baru bisa dinikmati setelah menyentuh 20 dollar, yang berarti setelah dua puluh ribu pendengar. Platform musik Bandcamp jelas berbeda. Penghasilan yang didapat musisi dari Bandcamp bisa dibilang lebih besar dan lebih pantas. Tapi itu hanya Bandcamp, bukan yang lain.

Padahal, pemasukan musisi dari rilisan fisik (CD atau kaset) itu lebih nyata dan tentunya bisa lebih besar. Sebut saja produksi satu CD adalah 30-40 ribu. Sementara harga jual satu CD bisa mencapai 50 ribu. Keuntungan 10-20 ribu bisa didapat tiap satu CD terjual. Itu baru satu. Kalau misal seratus atau dua ratus CD terjual kan lumayan juga. Nyata lo uangnya. Kalau dari Spotify? Masa harus nunggu ribuan bahkan puluhan ribu pendengar?

Ya kalau musisi besar sih gampang-gampang aja. Penggemarnya banyak, popularitas dan intensitas manggungnya juga tinggi. Mau jual karya yang nggak terlalu bagus pun, pasti tetap laku. Lha kalau musisi kecil, mau jual karya sebagus apa pun, paling ya muter di situ-situ aja. Paling yang beli juga teman-teman sendiri. Jual CD sedikit yang beli, lagu-lagu di Spotify yang dengar dikit, padahal lagunya bagus banget.

Baca Juga:

Aksi Liar Sok Rock n Roll dan Destruktif di Panggung Musik yang Kerap Merugikan Tidak Bisa Dibenarkan!

5 Starter Pack Remaja Jompo Saat Nonton Festival Musik

Ironisnya lagi, efek dari digitalisaasi juga mempengaruhi daya beli masyarakat. Setidaknya lima tahun terakhir, sudah nggak banyak orang yang mau beli rilisan fisik dari musisi. Entah itu CD atau kaset. Ini bisa dilihat dari sepi dan tutupnya beberapa toko musik. Rilisan fisik seperti CD dan kaset kini sudah dianggap sebagai barang koleksi saja. Bahkan gelaran semacam Record Store Day, yang meramaikan juga teman-teman sendiri, alias uwong e iku-iku wae.

Saya pernah datang ke gigs rilis album terbaru band teman saya di sebuah café. Kebetulan juga mereka menjual CD album terbaru mereka. Sampai akhir acara, ternyata dari lima puluh CD yang tersedia, nggak sampai 20 keping yang berhasil terjual. Padahal harganya tergolong murah, hanya 40 ribu. Ya di bawah standar harga umumnya lah. Kok ya yang beli sedikit. Padahal yang datang lima puluh orang lebih dan hampir penuh cafenya.

Merosotnya tren rilisan fisik akhirnya mempengaruhi mood teman-teman saya yang ngeband ini. Mereka jadi agak malas bikin CD. Udah bikinnya nggak mudah, eh malah nggak ada yang beli. Mungkin ini juga yang bikin musisi-musisi lainnya malas untuk bikin CD. Mending dipasang di Spotify aja. Tinggal upload, sebar, beres. Hasilnya? Ya tidak perlu berharap banyak, sih.

BACA JUGA Mixtape untuk para BuzzerRp Pendukung Omnibus Law dan tulisan Iqbal AR lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 10 Agustus 2020 oleh

Tags: albumCDkasetMusik
Iqbal AR

Iqbal AR

Penulis lepas lulusan Sastra Indonesia UM. Menulis apa saja, dan masih tinggal di Kota Batu.

ArtikelTerkait

dangdut

Tolong Dimengerti Bahwa Tidak Semua Orang Indonesia Suka Dangdut

24 Juni 2019
Aksi Liar Sok Rock n Roll dan Destruktif di Panggung Musik yang Kerap Merugikan Tidak Bisa Dibenarkan!

Aksi Liar Sok Rock n Roll dan Destruktif di Panggung Musik yang Kerap Merugikan Tidak Bisa Dibenarkan!

4 Oktober 2024
Alasan Kita Bisa Hafal Lirik Lagu, Meski Jarang Mendengarkannya

Alasan Kita Bisa Hafal Lirik Lagu, meski Jarang Mendengarkannya

12 Maret 2020
menebak kepribadian musisi dari apa yang ia tuliskan di kolom thanks to kaset pita mojok.co

4 Jenis Pihak yang Sering Dicantumkan Musisi dalam Kolom Thanks to di Sampul Kaset Pita

27 Agustus 2020
Lagu “34+35” Ariana Grande Saru Banget Dilihat dari Sudut Pandang Serat Centhini mojok.co/terminal

Lagu “34+35” Ariana Grande Saru Banget Dilihat dari Sudut Pandang Serat Centhini

8 Maret 2021
lirik lagu

Untuk Apa Musisi Indonesia Membuat Lirik Lagu Berbahasa Inggris?

7 Juli 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
5 Kuliner Madura selain Sate yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang Mojok.co

5 Kuliner Madura selain Sate yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang

28 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

28 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.