Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Tren #KaburAjaDulu Jelas Bukan Hal yang Baru bagi Kami Warga Cilacap yang Sedari Dulu Memang Suka “Kabur” ke Luar Negeri

Muhamad Fajar oleh Muhamad Fajar
26 Februari 2025
A A
Ilustrasi Cilacap Barat Daerah Unik Tanpa Identitas yang Jelas (Unsplash) tki #kaburajadulu

Ilustrasi Cilacap Barat Daerah Unik Tanpa Identitas yang Jelas (Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Orang Cilacap tak merespons #KaburAjaDulu dengan begitu heboh, sebab “kabur” jadi TKI sudah mendarah daging

Belakangan ini, bersamaan dengan #IndonesiaGelap, tagar #KaburAjaDulu juga menggema di seantero jagat maya Indonesia. Tak ketinggalan, berbagai media televisi nasional juga turut menyiarkan.

Secara tegas, tagar ini adalah wujud dan ekspresi masyarakat kita yang sudah muak sekali dengan tingkah para pejabat kita yang mengurus negara ini dengan semena-mena dan tidak memperhatikan hal-hal fundamental yang menjadi kebutuhan super prioritas bangsa ini (baca: pendidikan, pemerintahan yang bersih dari korupsi, lapangan kerja yang luas).

Tapi jujur saja, bagi orang Cilacap, tagar #KaburAjaDulu ini nggak bikin kami gimana-gimana. Sebab, “kabur” ke luar negeri adalah hal yang lumrah bagi penduduk Kota Bercahaya.

Bisa dibilang, Cilacap memiliki sejarah panjang dalam soal ekspor tenaga kerja. Masyarakat Cilacap—dan sekitarnya—sejatinya sudah sangat familiar dengan fenomena kabur ke luar negeri. Tujuan adalah untuk bisa mendapatkan pekerjaan dengan gaji besar, yang tentu saja tidak akan bisa mereka dapatkan kalau bekerja di Indonesia. 

Jadi TKI itu sudah biasa

Bekerja menjadi TKI di luar negeri bukanlah hal yang asing bagi masyarakat Cilacap, khususnya bagi yang tinggal di pedesaan. Saking nggak asingnya—termasuk bagi saya, saat kecil dulu pas main di tempat simbah atau pak lik-bu lik, mereka sering berujar-ujar pada kepada kami anak cucunya:

“Mbesuk nek wis gede bar lulus sekolah gari maring Taiwan apa Korea, yoh! Apa arep maring Arab ben kaya bapake?”.

Yang artinya, “Besok kalo udah gede habis tamat sekolah tinggal berangkat ke Taiwan apa Korea, ya! Apa mau ke Arab saja biar kayak bapakmu?”

FYI bapak dan ibu saya dulu merantau bareng di Arab Saudi. Jadi memang sudah mendarah daging betul jadi TKI itu. Sudah jadi mindset.

Baca Juga:

Dulu Malu Bilang Orang Kebumen, Sekarang Malah Bangga: Transformasi Kota yang Bikin Kaget

Benteng Pendem Cilacap: Tempat Wisata Penjajahan Kolonial yang Aura Mengerikannya Masih Amat Terjaga

Berdasarkan data yang saya peroleh dari kompas.com, Cilacap menjadi Kabupaten terbanyak kedua se-Indonesia setelah Indramayu, dengan jumlah TKI mencapai lebih dari 12 ribu orang yang tersebar di Hong Kong, Taiwan, Malaysia, Brunei Darussalam, Jepang, Korea Selatan, Singapura, hingga Arab Saudi dan Italia.

Maka tak heran jika di desa tempat saya tinggal ada banyak sekali LPK (Lembaga Pelatihan Khusus) yang membuka kursus bahasa. Mulai dari bahasa Mandarin, Jepang, hingga Korea. Juga PT-PT yang membuka pelatihan hospitality untuk bekerja di perhotelan atau kapal pesiar.

Beragam profesi, paling banyak ART dan pekerja pabrik

Meski beragam, tapi bisa dibilang tidak cukup banyak pilihan pekerjaan yang bisa didapat oleh TKI asal Cilacap, apalagi bagi yang perempuan. Karena kalau perempuan biasanya diplotkan sebagai ART, pengasuh anak, atau pengasuh lansia. Hong Kong dan Taiwan menjadi dua negara dengan kebutuhan yang sangat besar akan hal ini, disusul Malaysia, Singapura, dan Arab Saudi.

Jadi pilihan pekerjaan yang beragam sebenarnya hanya untuk laki-laki, meski tetap saja pekerjaan kasar. Ada yang bekerja di perkebunan, pabrik atau manufaktur, industri pertanian dan peternakan, dan lain sebagainya. Tapi ya nggak apa-apa. Toh di Indonesia sudah terbiasa. Dan yang terpenting: gajinya besar, jadi bisa buat nabung dan bikin rumah di kampung.

Destinasi favorit Wong Cilacap: Korea Selatan

Korea Selatan memang memiliki daya tarik tersendiri bagi para calon TKI, terutama yang dari Cilacap. Terutama soal gajinya yang besar, konon bisa mencapai 30-40 juta. Selain itu, perbedaan zona waktu yang hanya terpaut 2 jam dari Indonesia juga menjadi poin tersendiri. Terlebih bagi yang suka K-Pop dan K-Drama. Bisa merasakan tinggal satu negara dan menghirup udara yang sama dengan Lee Do Hyun atau personel Blackpink tentu jadi kebahagiaan tersendiri.

Teman-teman saya di desa banyak sekali yang menggantungkan impiannya untuk bisa bekerja di Korea. Mereka bahkan rela menunggu bertahun-tahun dan berkali-kali mencoba agar bisa lolos seleksi dan berangkat ke sana. Begitu besarnya tekad mereka untuk dapat memperbaiki dan menaikkan taraf hidup mereka di desa. 

Ilmu titen ala Cilacap

Makanya di desa saya itu ada fenomena unik. Lebih tepatnya, fenomena dan ilmu titen. Jadi, kalau ada rumah yang terlihat gedongan, bagus, dan baru, hampir bisa dipastikan bahwa pemiliknya pasti merantau dan bekerja di Korea Selatan. Sampai-sampai teman-teman saya yang berasal dari luar kota, kalau pas main ke tempat saya itu sering komen, “Wah, orang desa sini kaya-kaya, ya. Rumahnya bagus-bagus, gedong-gedong.” Ya, tentu saja nggak semuanya ya. Tapi bisa saya pastikan sebagian besarnya adalah perantau di Korea.

Yaa, demikianlah ulasan singkat saya soal #KaburAjaDulu dan hal-hal yang berkaitan dengan orang Cilacap. Bagi para perantau, bekerja di luar negeri bukan berarti mereka nggak cinta tanah air. Tapi lebih pada perjuangan dan pengorbanan untuk meraih penghidupan yang lebih baik nanti di rumah. Harapan mereka tentu bisa bekerja di Indonesia saja dan berada dekat dengan keluarga.

Tapi ya tau sendiri, negara ini seperti masih enggan memperjuangkan penghidupan yang mentereng bagi rakyatnya. Entahlah. 

Penulis: Muhamad Fajar
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Sidoarjo: Surga untuk Pebisnis, Neraka bagi Perantau. Pengeluaran Selangit, Pemasukan Sulit!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 26 Februari 2025 oleh

Tags: cilacapkabur aja duluTKI
Muhamad Fajar

Muhamad Fajar

ArtikelTerkait

Stasiun Gumilir Cilacap, Stasiun Kecil yang Bikin Saya Bisa Hemat Setengah Juta Lebih Saat Mudik ke Cilacap dari Solo Balapan

Stasiun Gumilir Cilacap, Stasiun Kecil yang Bikin Saya Bisa Hemat Setengah Juta Lebih Saat Mudik ke Cilacap dari Solo Balapan

6 Februari 2025
Derita Tinggal di Bantarkawung, Kecamatan Pinggiran Kabupaten Brebes yang Dianaktirikan Pemkab (mojok.co)

Derita Tinggal di Bantarkawung, Pinggiran Kabupaten Brebes yang Dianaktirikan Pemkab

25 April 2024
Hal-hal yang Harus Kalian Siapkan Sebelum Kabur Aja Dulu, Berkaca dari Pengalaman Tinggal di Amerika Selama 3 Tahun

Hal-hal yang Harus Kalian Siapkan Sebelum Kabur Aja Dulu, Berkaca dari Pengalaman Tinggal di Amerika Selama 3 Tahun

18 Februari 2025
Misteri Kawuk: Hewan Pemangsa Mayat di Cilacap dan Penjaga Lapas Nusakambangan pulau nusakambangan

Kabupaten Cilacap Layak Disebut sebagai Planet Cilacap Mendampingi Bekasi

23 Februari 2023
Banyumas yang Semakin Maju Bikin Warga Cilacap Iri

Banyumas yang Semakin Maju Bikin Warga Cilacap Iri

30 Juni 2024
Kabupaten Cilacap: Kabupaten yang Membingungkan, tapi Tetap Jadi Salah Satu Kabupaten Terbaik untuk Ditinggali

Kabupaten Cilacap: Kabupaten yang Membingungkan, tapi Tetap Jadi Kabupaten Terbaik untuk Ditinggali

27 Mei 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

15 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

15 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.