Sebagai karyawan yang bekerja di toko emas, saya sering kali dicurhati oleh teman-teman saya, mulai dari teman sepermainan hingga jamaah yasinan. Mereka mengeluhkan pengalamannya yang selalu saja merugi saat menjual kembali perhiasan emas mereka. Daripada saya berulang kali konfirmasi dan jelasin bolak-balik ke mereka, mendingan saya tulis saja, siapa tahu nanti mereka akan baca.
Sebentar! Lha apa nanti saya tidak rugi dengan membocorkan rahasia terbesar perusahaan ini? Atau jangan-jangan saya nanti malah dipecat sama si bos gara-gara saya telah durhaka pada perusahaan?
Tenang kawan, itu tidak akan terjadi. Saya menganut paham keajaiban berbagi, nggak bakalan rugi kalau ngasih ke orang lain. Dan sebelumnya saya juga sudah nuwun sewu ke bos saya. Dengan tersenyum manis beliau pun mempersilahkan.
Baik, kalau begitu sekarang mari kita ulas satu per satu tips supaya kamu tidak rugi saat menjual kembali perhiasan emas, atau mungkin malah dapat untung.
Satu: Pilih Toko yang Kredibel
Toko yang kredibel atau terpercaya tidak harus toko yang punya banyak pembeli, meski pada umumnya mereka juga sangat di-gandrungi oleh para pembeli. Bagi saya syarat minimal toko yang bisa dikatakan kredibel itu manakala bisa survive paling tidak selama lima tahun.
Kenapa harus lima tahun? Berdasarkan uneg-uneg saya bersama dengan kakak saya yang juga berkecimpung di dunia bisnis, masa lima tahun pertama itu adalah masa-masa yang paling genting bagi pengusaha pemula. Sebab mereka biasanya dihadapkan pada keadaan harus mampu bertahan di tengah derasnya persaingan mencari pelanggan, berjuang meraih titik impas dan menutup utang.
Dengan memilih toko yang kredibel, ini akan mengantisipasi keadaan yang runyam. Jangan-jangan nanti saat menjual kembali perhiasan, tokonya sudah gulung tikar alias bangkrut. Sehingga kamu terpaksa menjual barang ke toko lain yang biasanya dihargai lebih murah sebab bukan menjadi tanggung jawab pemilik toko.
Kesimpulannya, setelah melewati periode lima tahun pertamanya, toko boleh dikatakan telah melewati masa-masa kritisnya sehingga aman untuk dijadikan langganan. Semakin baik lagi jika bangunan tokonya itu ternyata sudah milik pribadi sehingga pemiliknya tidak pusing lagi mikirin biaya sewa. Ditambah kalau misalnya kamu datangnya kesorean, sementara toko sudah tutup, kamu bisa gedor-gedor pintunya. Pasti akan dibukain. Enak banget, kan?
Dua: Update Harga Emas Dunia
Seiring berkembangnya teknologi informasi yang kian ciamik dari hari ke hari ini menjadikan siapa saja semakin mudah untuk mengakses perkembangan usaha, di bidang apa pun itu, khususnya harga emas. Melalui penelusuran cak Google kamu bisa mengakses info tentang harga emas yang ter-up to date, sehingga kamu akan tahu berapa nilai troy ounce, harga dolar, dan buy back pasarnya.
Lazimnya harga emas dunia ini akan dijadikan acuan oleh para pemilik toko emas untuk menilai harga barang di toko mereka. So, setelah kamu tahu harga emas dari internet dan kamu anggap harganya sudah sangat menggiurkan untuk menjual kembali perhiasan, kamu bisa datang kembali ke tokonya untuk menjual aset barharga kamu ini.
Tiga: Tanya Harga ke Penjual
Harga perhiasan emas selain dipengaruhi oleh harga emas dunia dan nilai tukar dolar terhadap rupiah, biasanya juga dipengaruhi oleh strategi ‘harga aman’ yang dibuat oleh pemilik toko. Dengan kebijakan harga aman ini maka harga barang yang ada di tempat mereka menjadi lebih stabil dibandingkan gejolak harga emas dunia.
Tidak ada salahnya bagi kamu untuk tanya ke bagian penjualan atau ke bagian kasir tentang harga jual kembali pada saat itu. Toh itu juga menjadi hak kamu untuk dapat informasi sebelum kamu nanti mutusin untuk menjual barang atau tidak. Remember! Tidak perlu gengsi, sebab tujuan kita datang ke toko emas tidak harus menjual atau membeli perhiasan emas. Sekadar kepoin harga pun tidak dilarang.
Empat: Jaga Perhiasanmu Agar Tidak Rusak
Perhiasan emas tidak jauh berbeda halnya dengan barang otomotif, barang elektronik, atau barang berharga lainnya. Maksudnya jika barang kamu rusak, putus, penyot, hilang separuh akibat dimainin sama adik kamu, kemungkinan besar akan berpengaruh sama harga buyback-nya nanti. Ini sih sangat wajar, sebab si pemilik toko tentunya tidak mau rugi akibat menanggung biaya servis dan risiko barang tidak laku jual karena cacat. Apalagi kalau di suratnya sudah tertera tulisan, ‘barang rusak lain harga’. Sudah pasti, kalau barang kamu nanti dijual kembali dengan kondisi yang memprihatinkan, pasti akan ada ekstra potongan harga. Idzan, jaga baik-baik perhiasanmu demi kebaikanmu!
Lima: Cek Toko Sebelah
Setiap toko biasanya punya kebijakan harga yang berbeda-beda, meskipun mungkin selisihnya tidak terlalu besar. Kamu kiranya bisa bandingin harga pada beberapa toko dengan mengulik informasi dari saudaramu, tetanggamu, atau temanmu yang telah jadi pelanggan setia di toko itu. Mungkin saja pengalaman terbaik mereka selama berbelanja dan menjual kembali perhiasan mereka akan berbuah rekomendasi untuk kamu supaya berbelanja di toko favorit mereka. Hmmm, mungkin inilah praktik strategi word of mouth atau gethok tular di dunia marketing.
Enam: Hindari Panic Selling
Saya menyarankan duit yang dipakai buat beli perhiasan itu adalah sisa dari daftar kebutuhan sehari-hari maupun bulanan, sehingga kamu akan terhindar dari keadaan menjual barang sebab kepepet. Ini sangat berbahaya, karena biasanya kalau sudah panic selling seperti ini maka dibeli dengan harga berapa pun kamu akan mau, lantaran ditodong oleh tagihan kebutuhan yang tak mungkin ditawar lagi.
Tujuh: Berhias sambil Menabung
Usahakan kamu membeli perhiasan emas ini dengan tujuan untuk menabung sehingga anggaran yang kamu pakai benar-benar murni untuk tabungan dan tidak diotak-atik untuk kebutuhan apa pun. Kemudian jika kamu menganggap harganya sudah lumayan bagus, sementara perhiasan yang kamu kumpulin jumlahnya sudah ada satu kilo (misalnya), dan kamu berencana ingin membeli tanah, maka kamu bisa menjualnya. Pada titik ini berarti kamu sudah berhasil mempraktikkan filosofi, ‘berhias sambil menabung’.
Nah, sekarang kamu sudah tahu tips-tipsnya berbelanja perhiasan emas tanpa khawatir akan merugi saat menjualnya kembali di masa depan. Selamat mencoba! Semoga sukses!
BACA JUGA Ngintip Investasi Emas di Indonesia Jika Berkaca dari Pengalaman India atau tulisan Muhammad Adib Mawardi lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.