Ini adalah tips parenting dari ibu saya. Khusus untuk anak-anak bunda yang suka banget jajan.
Nah, para bunda di sana, anak-anak membutuhkan banyak asupan nutrisi selama masa pertumbuhannya. Di masa-masa ini, biasanya anak suka banget makan. Memberi jajanan sebagai makanan tambahan bisa menjadi solusi. Di sisi lain, untuk anak yang susah makan, jajanan bisa menjadi salah satu cara untuk memancing nafsu makannya.
Namun ingat, kebiasaan jajan yang kebablasan pada anak bisa menjadi hal yang memusingkan untuk orang tua. Selain bikin pengeluaran jadi lebih boros, kebiasaan jajan berlebihan ini juga berdampak pada kesehatan anak. Terlebih saat anak di luar dan orang tua nggak bisa mengontrol jajanan yang dibeli anaknya. Kadang bisa bikin radang tenggorokan, batuk, pilek, sakit perut, sampai obesitas.
Mengenai kebiasaan jajan ini saya punya pengalaman pribadi yang ingin saya bagi. Sebuah tips parenting dari ibu saya ketika saya masih kanak.
Kebetulan, imunitas tubuh saya sewaktu kecil dulu nggak sebagus anak-anak lainnya. Salah makan sedikit saja bisa bikin saya sakit. Misalnya, radang tenggorokan saya pernah kumat cuma gara-gara minum Es Sisri gopekan itu. Emang cupu banget sih, tapi tolong jangan dihujat karena kondisi setiap orang beda-beda. Kalau sekarang sih alhamdulillah saya sudah normal. Makan apa saja bisa asal nggak kelewat pedas dan bukan duren.
Berangkat dari kondisi saya yang ringkih itu, ibu saya pun ketat sekali untuk masalah jajanan. Bukannya nggak dikasih jajan sama sekali. Waktu itu, nafsu makan saya lagi bagus-bagusnya. Maksudnya lebih dikontrol saja biar nggak sembarang makanan bisa masuk. Ibu saya punya tips parenting tersendiri yang ampuh bikin saya nggak suka jajan sembarangan sampai saya sebesar ini.
Tips parenting #1 Membuat camilan sendiri di rumah
Saya sangat kagum dengan ketelatenan ibu. Memang sih, ibu saya adalah ibu rumah tangga penuh waktu, tapi saya rasa nggak semua orang mau njelimet ini.
Berdasarkan tips parenting yang dibagikan ibu saya, ada dua kerugian kalau membiarkan anak-anaknya jajan di luar. Pertama, rugi berobat karena saya sering banget K.O. setelah jajan aneh-aneh. Kedua, beli jajan di luar itu hitungannya lebih boros. Nggak baik kalau dibiasakan.
Lagipula, kalau bikin sendiri kualitas bahan, keamanan, dan kebersihannya bisa dikontrol. Pastinya juga lebih sehat. Menurut ibu saya ini penting banget. Apalagi di zaman itu marak isu makanan menggunakan zat aditif yang berbahaya.
Makanya, sekalian mengisi waktu luang biar nggak bosen di rumah sendirian, ibu saya suka bikin camilan buat anak-anaknya. Mulai dari jelly, aneka puding, makaroni bumbu, jajanan pasar sederhana, aneka rupa gorengan, jus buah, macem-macem es, ganti-ganti pokoknya.
Bahkan kadang dibikin semirip mungkin sama yang dijual abang-abang, biar anaknya nggak ngiri kalau temen-temennya jajan. Jadi ibu saya punya tuh macem-macem cetakan camilan kecil-kecil di dapurnya. Tapi kadang saya juga jajan di abang-abang kok, asal izin dulu dan bilang mau beli apa.
Tips parenting #2 Melibatkan anak secara aktif saat belanja stok jajanan
Ada kalanya ibu saya nggak sempat bikin camilan sendiri. Biar anak-anaknya juga nggak bosen dan tetep bisa ngikutin tren, ibu nyetok jajanan yang dibeli dalam jumlah agak banyak di pasar atau swalayan.
Makanya, saya tetep update sama merek jajanan yang lagi populer. Pokoknya setiap nyetok jajanan, anak-anaknya selalu diajak. Itulah tips parenting kedua dari ibu saya.
Saya dan kakak saya diberi kebebasan memilih sendiri yang mau dibeli. Yah, selama nggak terindikasi bikin sakit. Walaupun belanja banyak, pemberian jajannya tetap terjadwal bukan yang sekali makan langsung habis.
Pas sudah masuk SD, sistem belanjanya diubah. Kalau belanjanya di swalayan, saya dan kakak akan diberi sejumlah uang dan disuruh beli sendiri stok jajanan untuk dua orang.
Sementara itu, ibu dan bapak keliling sendiri untuk belanja kebutuhan lainnya. Jadinya, lewat tips parenting ini, ibu saya sekalian melatih empat hal.
Pertama, melatih anaknya berhitung. Uangnya harus cukup buat bayar. Kedua, melatih agar tidak egois. Selera saudaranya harus dipertimbangkan. Ketiga, melatih bertanggung jawab dalam membuat keputusan. Jajanan yang dipilih harus dimakan. Keempat, melatih kemandirian karena nyari jajan sampai bayar ke kasirnya cuma berdua.
Tips parenting #3 Membawakan bekal
Alih-alih memberi uang saku, ibu saya lebih memilih untuk membawakan bekal. Saya baru diberi uang saku pas SMP, itu saja hanya untuk transpor. Dengan catatan semua kebutuhan makan saya di rumah sangat tercukupi. Setiap pulang sekolah, di rumah selalu disediakan jus buah atau minuman segar yang hampir tiap hari jenisnya berbeda.
Kalau pengin banget jajan di kantin sekolah, saya akan menggunakan uang tabungan sendiri. Kebiasaan ini jadi melekat sekali, walaupun saya punya pendapatan sendiri saya jarang menghabiskannya untuk jajan dan tetap memilih membawa bekal masakan ibu ke sekolah.
Tips parenting #4 Memastikan anak keluar rumah dalam keadaan perut kenyang
Sebelum berangkat sekolah atau pergi main, ibu selalu memastikan anak-anaknya makan. Tujuannya biar nggak gampang jajan di luar atau minta-minta jajanan teman.
Saya nggak akan diantar sekolah kalau belum sarapan. Bahkan pernah sekali waktu saya nggak sempat sarapan, ibu membawakan bekal dobel untuk sarapan dan makan siang karena saya selalu pulang sore untuk kegiatan tambahan.
Kalau perjalanan jauh, selain harus makan sebelum berangkat, ibu saya biasa membawakan bekal yang mudah dimakan seperti roti dan susu untuk jaga-jaga kalau lapar. Sedangkan air putih jadi bawaan wajib biar tubuh nggak dehidrasi. Tapi seringnya saya nggak makan di perjalanan yang kurang dari enam jam karena takut perutnya nggak nyaman.
Nah itu dia tips parenting dari ibu saya yang terbukti ampuh membiasakan anaknya untuk nggak jajan sembarangan di luar. Setidaknya itu sangat berhasil diterapkan pada saya dan kakak saya.
Buat Moms di luar sana, tips parenting ini mungkin bisa mencobanya. Siapa tahu anaknya bisa sembuh dari ketergantungan jajan. Kebiasaan baik yang ditanamkan pada anak sejak kecil akan berdampak panjang dan melekat dalam memori anak sampai mereka tumbuh dewasa.
Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Nyuruh Anak Kecil ke Masjid Itu Bagus, tapi Ajari Juga Adabnya.