Setelah sekian sambatan keluar karena KKN tahun ini kabarnya akan ditiadakan, kini muncul new normal kebijakan baru yang mengajak mahasiswa khususnya UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) untuk KKN. Seharusnya ini menjadi kabar bahagia untuk mahasiswa yang kemarin sempat bersedih karena KKN ditiadakan. Tapi hal ini justru menambah deretan sambatan terkait kebijakan kampus, selain gagal dibebaskan UKT semester ini dan bantuan kuota hanya sebatas iming-iming yang hanya memberi harapan palsu.
UIN Sunan Ampel Surabaya mulai Juni ini akan memulai kegiatan KKN di tengah pandemi covid-19. Arek Suroboyo wani! KKN akan tetap diadakan, tapi tetap berdasar pada garis-garis besar yang sudah ditentukan oleh pemerintah. Artinya KKN yang diadakan berdasar pada protokol kesehatan daerah setempat. Adanya beberapa alternatif-alternatif model pelaksanaan KKN selama masa pandemi covid-19 untuk mendorong lahirnya generasi yang bertanggung jawab dan tanggap terhadap kondisi masyarakat saat ini. Katanya.
Pada 11 Juni kemarin, pihak Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) telah memberikan pengarahan melalui aplikasi Zoom yang diikuti oleh beberapa dosen pembimbing dan perwakilan mahasiswa yang rajin. Sedangkan seluruh peserta KKN yang rusuh barbar bisa mengikuti jalannya pengarahan melalui live streaming YouTube.
Sekitar 3900 mahasiswa sudah terdaftar dalam KKN tanggap covid-19 ini, kemudian dibagi pada beberapa kelompok yang rata-rata anggotanya kurang lebih 25 mahasiswa per kelompok dengan satu dosen pembimbing. Dalam jangka waktu total keseluruhan 50 hari masa KKN dengan pembagian lima hari pembekalan dan 45 hari pelaksanaan KKN.
Yang menjadi pertanyaannya, KKN seperti apa yang diadakan oleh UINSA ini? Begini uraiannya. KKN ini terbagi ke dalam tiga jenis yang bisa dipilih oleh mahasiswa.
Pertama, KKN-DR (Kuliah kerja nyata dari rumah).
KKN jenis ini, singkatnya ialah bentuk KKN yang dilaksanakan dari rumah dengan memanfaatkan berbagai platform media sosial, seperti: YouTube, Instagram, Twitter, WhatsApp, Facebook, dll. Mahasiswa diharap dapat memberikan pencegahan dan penanggulangan pandemi melalui media sosial, tidak hanya dari sudut pandang kesehatan, mahasiswa juga dapat menjarah berbagai tema yang mengarah pada covid-19.
Untuk jumlah viewer dan subscriber kabarnya masih akan didiskusikan kembali, jadi buat mahasiswa UINSA yang memilih KKN ini tidak usah khawatir. Kalau skill kalian di sana, langsung tancap gas saja, kampus menyediakan fasilitas untuk mengembangkan bakat teman-teman.
Kedua, KKN-KS (Kuliah kerja nyata kerja sosial).
Dari namanya sudah jelas ya, Mylov. KKN ini mengambil segmen pada masa emergency dan rehabilitasi yang bisa membuat mahasiswa terjun langsung kepada masyarakat, dengan protokol kesehatan yang ada tentunya. Tidak harus mengantar jenazah korban covid-19 ke pemakaman. Itu namanya bukan pencegahan, nanti bisa keluar dari tujuan awal. Contohnya begini, mahasiswa bisa membantu mapping penderita covid-19, melakukan pelatihan pendidikan, di desa masing-masing.
KKN ini cocok banget buat teman-teman UINSA yang jadi kembang desa dan pandai bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. KKN-nya lebih kerasa gitu loh, buat daerah sendiri. Output-nya nggak harus dapat anak pak lurah, kok. Tapi ya tetep ada laporannya~
Ketiga, KKN berbasis riset.
Nah, ini nih cocok buat yang suka bergumul sama buku dan suka menulis. Tanpa harus panas-panas turun ke lapangan dan kesulitan bersosialisasi dengan masyarakat, atau bikin vlog buat yang punya mental insekyur untuk basa basi di media sosial. Solusinya adalah KKN riset ini. Output-nya tentu harus melahirkan sebuah jurnal penelitian yang mengambil tema covid-19.
KKN ini adalah solusi buat teman-teman UINSA yang suka riset, yang siang malam pelukan sama buku, makan buku, dan sudah khatam soal pendemi covid-19 di berbagai media tulis.
Dari berbagai jenis KKN yang diadakan UINSA di atas, kita seharusnya bisa lebih sadar bahwa yang namanya belajar itu tidak harus terbatas dan terjeda karena adanya pandemi ini. Benar kata Pak Nadiem Makarim, pandemi ini seharusnya membuat kita sadar satu hal, yakni kita harus bisa melakukan berbagai hal dari berbagai tempat. Ya salah satunya seperti KKN tahun ini, tidak bisa terjun ke desa-desa bersama kelompok, tidak jadi masalah.
Bahkan tidak merasakan ke-uwu-an cinlok ketika KKN pun ora masalah. Lagian anak UIN memandang KKN ini sebagai upaya membangun hablumminnannas yang baik, bukan malah membangun ke-uwu-an dengan lawan jenis yang bukan mahrom. Subhanallah….
Masalah jodoh, kami sudah qanaah. Jodoh bukan hanya di KKN, siapa tahu jodoh nggak jauh-jauh, seperti anak tetangga misalnya. Jiaaaaaa~
BACA JUGA Bapak dan Ibu Dosen, Anjuran Kampus Itu Kuliah Online Bukan Ngasih Tugas atau tulisan Alhaditsatur Rofiqoh lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.