Salah seorang teman saya yang berasal dari luar kota sempat mengajak saya untuk berkunjung ke Ramai Mall Jogja. Ya, salah satu pusat perbelanjaan yang terletak di Jalan Beskalan, dekat Malioboro, memang strategis. Selain itu, di sana juga banyak kuliner yang memanjakan mata dan lidah, membuat jalan di sekitar tempat ini selalu ramai.
Namun, teman saya tiba-tiba berbisik kepada saya sesaat setelah kakinya masuk ke lantai pusat perbelanjaan tersebut. Menurutnya, pusat perbelanjaan ini terbilang sepi, tidak seperti namanya yang memiliki kata “ramai”. Meskipun ironis, tapi saya dengan berat hati harus berkata setuju.
Memang pada saat itu, meski ada acara cuci gudang pakaian, Ramai Mall Jogja tetap terasa sepi pengunjung. Kalaupun ada, pengunjung tersebut cenderung menyerbu kegiatan cuci gudang pakaian di lantai paling atas dan supermarket yang berada di lantai bawah saja. Sementara itu, sisi lainnya seolah-olah luput dari amatan pengunjung.
Hal ini kemudian membuat saya bertanya-tanya, alasan apa yang mungkin menjadikan Ramai Mall Jogja kian jauh dari makna namanya sendiri?
Daftar Isi
Banyak saingan, tapi Ramai Mall Jogja kurang berbenah
Salah seorang teman saya yang lain, Rofi (23) yang terbilang kerap berkunjung ke sini menyatakan pendapatnya. Menurutnya, Ramai Mall akan kalah saing dengan pusat perbelanjaan lain di Jogja apabila tidak berbenah. Coba bandingkan dengan pusat perbelanjaan lainnya. Misalnya ada Plaza Malioboro, Ambarrukmo Plaza, atau Pakuwon Mall, Ramai Mall memang redup pamornya.
Tanpa ada bioskop, arena bermain atau kios yang mengikuti tren masa kini, Ramai Mall Jogja kini seakan kurang relevan untuk jadi tujuan anak muda.
Sebetulnya, yang menjadi daya tarik dari Ramai Mall Jogja adalah supermarketnya yang barang-barangnya masih dijual dengan harga yang cenderung lebih murah. Makanya, nggak heran kalau supermarketnya memang ramai, hingga banyak pengunjung yang berbelanja di sini menggunakan troli.
Selain itu, kios ponsel di lantai dua juga masih dipadati beberapa pengunjung. Namun, kalau berbicara soal hiburan, kayaknya memang kurang, sih.
Bagian Jalan Margo Mulyo menarik mata pengunjung
Pengunjung bisa memasuki Ramai Mall melalui 2 sisi, bisa dari Jalan Beskalan atau Jalan Margo Mulyo. Saya bisa katakan keberadaan pintu Ramai Mall di Jalan Margo Mulya, yang langsung menghadap ke pedestrian Malioboro, dapat menjadi penarik minat pengunjung.
Mereka yang telah lelah berjalan menyusuri Jalan Malioboro bisa sejenak menepi, membeli kopi atau mencicipi es krim dan donat yang gerainya dibuka tepat di pintu tersebut. Menurut teman saya, hanya bagian inilah dari Ramai Mall Jogja yang cukup menarik perhatian pengunjung dan bisa mengikuti tren masa kini. Minimal untuk bidang makanan dan minuman.
Hanya menjadi opsi tempat parkir
Seperti yang saya sebutkan tadi, keberadaan Ramai Mall Jogja yang dekat dengan Jalan Malioboro membuat lokasi ini cukup sering dijadikan opsi tempat parkir kendaraan. Saya nggak bisa menampik, karena memang keluarga saya pun melakukan hal yang serupa.
Apabila sedang ingin ke Malioboro, kami memilih memarkirkan kendaraan roda 2 yang kami gunakan di sini. Lalu kami lanjut berjalan kaki daripada harus melintas di Jalan Malioboro yang bikin pening kepala.
Yah, meskipun Ramai Mall Jogja terbilang sepi, tapi saya berharap mal ini nggak tutup permanen. Masalahnya, Ramai Mall memiliki cerita historis sebagai pusat perbelanjaan yang cukup tua di sini.
Namun, saya tetap nggak menampik kalau Ramai Mall butuh berbenah dan mempercantik isinya. Minimal mengikuti tren anak muda, supaya pusat perbelanjaannya ramai kembali setiap hari.
Penulis: Cindy Gunawan
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Ramai Mall Jogja, Tempat Belanja yang Pernah Jadi Primadona
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.